Mengenal Partikel Penegas

WhatsApp Image 2021-03-15 at 19.33.48
Oleh : Sella Lukitasari

Bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting bagi warga Indonesia. Untuk itu, kita harus mengerti dan memahami kaidah-kaidah penulisan dengan baik dan benar. Jangan sampai kalah dengan orang-orang luar yang tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Yuk, kita bahas salah satu kata tugas dalam Bahasa Indonesia. Sebenarnya, kata tugas itu apa sih? Nah kata tugas adalah bentuk kata yang menyatakan hubungan suatu unsur dengan unsur yang lain dalam kalimat. Kata tugas diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu preposisi, konjungtor, interjeksi, artikula, dan partikel penegas.

Nah, kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai partikel penegas. Partikel penegas adalah kata yang berfungsi untuk menegaskan suatu kalimat, seperti kalimat perinth, tanya, dan lain sebagainya. Partikel penegas dibagi menjadi empat macam, yaitu –kah, -lah, - tah, dan pun.* Pertama, partikel –kah bersifat manasuka dan berbentuk klitika. Berikut beberapa kaidah pemakaian partikel –kah : Dalam kalimat deklaratif, partikel –kah digunakan untuk mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat interogatif. Contoh : “Diakah yang akan pergi?” bandingkan dengan “Dia yang akan pergi”. Kedua kalimat tersebut menjadi berbeda karena adanya partikel –kah yang menyertai. Dengan adanya partikel –kah menjadikan kalimat tersebut menjadi tegas. Dalam kalimat interogatif partikel –kah bersifat manasuka. Pemakaian partikel –kah menjadikan kalimat lebih formal dan halus. Contoh : “Apa dia akan bertemu denganmu?” bandingkan dengan “Apakah dia akan bertemu denganmu?”. Dari kalimat kedua yang menggunakan partikel –kah, kalimatnya menjadi lebih halus daripada kalimat pertama tanpa partikel –kah. Sedangkan dalam kalimat tidak terdapat kata tanya tetapi intonasinya interogatif, maka partikel –kah akan memperjelas kalimat tersebut sebagai kalimat interogatif. Contoh : “Harus aku yang mengakhiri?” bandingkan dengan “Haruskah aku yang mengakhiri?”

Kedua, partikel –lah juga berbentuk klitka seperti partikel –kah. Partikel –lah ini digunakan dalam kalimat imperatif atau deklaratif. Berikut beberapa kaidah pemakaian partikel –lah : Partikel –lah digunakan untuk sedikit menghaluskan nada perintah. Contoh : “Datanglah sekarang, sebelum dia marah!” Partikel –lah digunakan untuk memberikan ketegasan sedikit keras pada kalimat deklaratif. Contoh : “Dari cerita mereka, jelaslah dia yang salah.” Pemakaian partikel –lah cenderung digunakan atau diletakkan pada predikat kalimat.

Ketiga, partikel –tah digunakan dalam kalimat interogatif tetapi tidak mengharapkan jawaban atas pertanyaan dari penanya, jadi seolah-olah hanya bertanya kepada dirinya sendiri karena keheranannya. Partikel -tah juga berbentuk klitika. Selain itu, partikel –tah ini banyak digunakan dalam sastra lama dan jarang sekali digunakan pada era sekarang. Contoh : “Siapatah gerangan orang yang akan menyayangiku?”

Keempat, partikel pun digunakan dalam bentuk tulisan yang dipisahkan dari kata di depannya dan digunakan dalam kalimat deklaratif. Dalam partikel pun terdapat beberapa kaidah pemakaiannya, yaitu : partikel pun digunakan untuk mengeraskan arti kata yang mengiringi partikel tersebut. Contoh : “Siapa pun yang tidak terima pasti akan memberontak”. Pemakaian partikel pun biasanya digunakan atau diletakkan pada subjek kalimat. Ejaan berikut seperti, mereka pun, itu pun, ini pun partikelnya harus dipisah. Sedangkan penggunaan partikel pun pada konjungtor ditulis serangkai seperti meskipun, walaupun, sekalipun, adapun, kendatipun, dan sungguhpun. Jadi penulisan konjungtor dan partikel penegas sangat berbeda. 2. Partikel pun seringdigunakan bersamaan dengan partikel –lah yang bertujuan untuk menandai suatu perbuatan atau proses terjadinya sesuatu. Contoh : “Anggota organisasi yang tidak setuju pun mulailah berpikir kembali”

Dari penjelasan mengenai partikel penegas di atas, adakah yang masih bingung atau mau memberikan sarannya? Bila ada, silakan berkomentar. Terima kasih.

Referensi :
Alwi, H., & dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta: Balai Pustaka.

1 Like