Mengenal Museum Privat di Kota Solo

IMG_20211121_114813_206

1637492979430

1637490600139

Mengutip dari laman Kemendikbud, pengertian museum adalah sebuah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Fungsi dari museum ini adalah mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan. Di Kota Solo sendiri terdapat banyak sekali macam museum, antara lain Museum Keris Nusantara, Museum Radya Pustaka, Museum Tumurun, Museum Batik Danar Hadi, Museum Samanhoedi, dan lain sebagainya.
Kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai Tumurun Private Museum atau yang lebih akrab disapa dengan nama Museum Tumurun. Museum ini terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No. 8, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Nama Tumurun sendiri jika dalam Bahasa Jawa berarti mudhun atau turun, yang artinya museum ini adalah museum turun-temurun. Pendiri dari museum ini adalah Iwan Lukminto yang merupakan anak dari pemilik pabrik tekstil yang terbesar di Asia yaitu PT Sritex. Seperti namanya, museum ini adalah museum privat yang awalnya hanya didirikan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada sang ayah yang merupakan pencinta seni, kolektor seni, dan penikmat seni. Banyak orang yang masih asing dengan nama museum ini karena museum ini tidak terlihat seperti museum pada umumnya jika dilihat dari depan. Pagar serta bangunannya didesain modern berwarna putih dan juga tidak terdapat papan nama sehingga beberapa orang yang melewatinya mungkin akan berpikir museum tersebut adalah sebuah rumah yang sangat besar.
Untuk mengunjungi museum ini, pengunjung tidak dipungut biaya apapun tetapi harus reservasi terlebih dahulu di situs resmi Museum Tumurun yang sudah disediakan. Reservasi ini juga memiliki batas maksimal, yaitu 7 hari sebelum jadwal kedatangan. Sebelum masuk museum, pengunjung wajib menunjukkan kartu identitas dan juga check in melalui aplikasi PeduliLindungi serta tetap menerapkan protokol kesehatan (selama pandemi). Saat masuk museum, pengunjung akan diarahkan oleh pemandu yang ada di sana. Pemandu tersebut akan menjelaskan secara detail mengenai sejarah dari Museum Tumurun dan beberapa benda yang terdapat di dalamnya. Pengunjung bisa menanyakan beberapa hal lain kepada pemandu seputar museum ini. Museum ini memiliki 2 lantai, lantai pertama adalah koleksi kontemporer, sedangkan lantai kedua adalah koleksi karya dari old master Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu saat saya berkunjung ke museum ini, lantai yang kedua masih ditutup dan belum dibuka untuk khalayak umum serta hanya orang khusus yang diizinkan naik ke lantai ini. Namun, sekitar 3 minggu yang lalu saya berkunjung lagi ke museum ini dan ternyata lantai 2 sudah dibuka untuk umum. Selain itu, museum ini juga mengalami banyak pembaharuan. Di sana kita bisa melihat berbagai lukisan dari seniman terkenal dari Indonesia seperti Affandi, Raden Saleh, Basoeki Abdullah, dan lain sebagainya (old master). Selain koleksi lukisan dalam negeri, ada juga lukisan yang berasal dari mancanegara. Di sana kita juga bisa melihat ada sebuah mobil antik yang merupakan mobil mercy pertama yang dimiliki oleh Almarhum Bapak Lukminto.
Saat berada di dalam museum, kita dihimbau untuk tetap menaati aturan yang ada seperti tidak menyentuh lukisan, berfoto dengan jarak yang sudah ditentukan, tidak menggunakan flash ketika mengambil gambar, dan sebagainya. Kemudian untuk sistem kepulangan pengunjung sendiri diatur oleh pihak museum berdasarkan kloter masuknya. Durasi waktu berkunjung ke museum ini adalah 1 jam.