Mengenal Lebih Jauh tentang Morfem, Yuk!


Haloo semuaa!!

Saat mempelajari lebih dalam mengenai morfologi, kita pasti akan menjumpai morfem. Sebelum berjalan lebih jauh, apakah kawan semua sudah tahu apa itu morfologi? Aku jabarin sedikit ya…

Morfologi lahir dari kata morf yang memiliki arti “ilmu” jika ditelaah secara etimologi. Apabila dilihat dalam kajian linguistik, morfologi adalah ilmu yang memberikan pemahaman tentang pembentukan kata.

Setelah teman-teman tahu apa itu morfologi, mari beranjak ke pembahasan seputar morfem.
Chaer (2014: 146) mengatakan bahwa morfem merupakan satuan terkecil dalam gramatikal yang mengandung makna. Chaer menambahkan bahwa istilah morfem lahir pada awal abad 20 dan diperkenalkan oleh kaum strukturalis. Selain Chaer, Tarigan (2009: 7) mengemukakan bahwa morfem merupakan satuan gramatik terkecil yang tidak mengandung satuan lain sebagai unsur. Saat mengidentifikasi morfem, kita dapat menggunakan cara seperti melakukan perbandingan antara bentuk satu dengan bentuk yang lain.

Sebagai contoh, kita ambil bentuk kata [ketiga] dengan [keempat], [kelima], dan [keenam]. Semua kata diawali dengan bentuk ke dan secara keseluruhan beberapa contoh di atas menyatakan urutan. Karena ke merupakan bentuk terkecil, dapat diulang, dan dapat menghasilkan makna yang sama, bentuk ke dapat dikatakan sebagai morfem.

Yeay! Sekarang kita sudah mengetahui apa itu morfologi, apa itu morfem, dan bagaimana cara untuk mengidentifikasi morfem. Selanjutnya, mari kita belajar tentang klasifikasi morfem!

Chaer (2007:151) mengklasifikasikan morfem menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Morfem bebas dan morfem terikat
    Morfem bebas menurut Chaer (2007:151) adalah morfem yang dapat muncul dalam pertuturan tanpa adanya morfem lain. Contohnya adalah kata pulang, rumah, dan makan. Sedangkan contoh morfem terikat menurut Chaer (2014:152) antara lain kata juang, baur, henti, dan gaul.
  2. Morfem utuh dan morfem terbagi
    Chaer (2014:153) mengemukakan contoh morfem utuh, seperti meja, kecil, kursi, dan sebagainya. Contoh dari morfem terbagi menurut Chaer (2014: 154) adalah kata perbuatan. Kata tersebut terdiri dari kata buat sebagai morfem utuh dan terdapat satu morfem terbagi, yaitu {per-/-an}.
  3. Morfem segmental dan suprasegmental
    Morfem segmental menurut Chaer (2014: 155) adalah seluruh morfem yang berbentuk bunyi, sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk karena beberapa unsur suprasegmental, seperti durasi, nada, dan tekanan.
  4. Morfem beralomorf zero
    Morfem yang berlambangkan ∅. Morfem beralomorf zero dapat dilihat dari contoh kata sheep.
    sheep [tunggal] = sheep [jamak]
    sheep memiliki dua morfem yaitu sheep dalam bentuk tunggal (monomorfemis) ditambah dengan morfem “nol” sebagai morfem penjamak. Jadi, sheep dalam bentuk tunggal berwujud “sheep” dan dalam bentuk jamak juga berwujud “sheep” tanpa penambahan ‘s/es’.
  5. Morfem bermakna leksikal dan morfem tidak bermakna leksikal
    Morfem bermakna leksikal merupakan morfem yang mempunyai makna sendiri, tanpa berproses dengan morfem lain. Berbeda dengan morfem tidak bermaka leksikal, morfem ini akan melahirkan makna apabila terjadi penggabungan dengan morfem lain dalam sebuah proses morfologi.

Referensi:
Chaer, A. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Mubarak, H., & Normasunah, N. (2018). Analisis Morfologi pada Bahasa Mandar dalam Ruang Lingkup Keluarga di Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 6(1), 63-79.
Putra, R. J. (2021). Analisis Morfem Berita Olahraga dalam Surat Kabar Surya Edisi Maret 2020. (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri Madura).
Verhaar, J. W. M. (2001). Asas-Asas Linguistik Umum Cetakan ke-3. Yogyakarta: UGM Press.