Mengenal Lebih Dekat Sintaksis

Bicara mengenai sintaksis tidak bisa terlepas dari linguistik atau ilmu bahasa. Bagaimanapun sintaksis merupakan bagian dari linguistik, atau dapat dikatakan “anak” linguistik. Dalam linguistik, bahasa berperan sebagai sebuah sistem dimana tiap-tiap satuan unsur bahasa diatur dan diolah membentuk struktur yang utuh. Penguasaan atas suatu bahasa salah satunya mencakup kemampuan untuk membangun kalimat yang terdiri atas untaian kata yang berstruktur.

Apa saja yang dibahas dalam sintaksis?
Nah dalam ranah sintaksis ini akan dibahas detail mengenai dasar-dasar dan proses berjalinnya kata dalam konstruksi yang lebih besar seperti frasa, klausa, dan kalimat. Sintaksis dalam suatu konstruksi juga menelaah dan mengatur hubungan antara satuan tersebut yang berkaitan dengan keberterimaan makna bahasa Indonesia. Sintaksis dapat dikatakan mementingkan makna gramatikal karena bagaimanapun bentuk kata, penggunaan kata tugas, intonasi, dan urutan kata menjadi penting sebab berimbas pada makna. Membedah sintaksis sama halnya membedah kata, fokus tidak pada pembentukan kata namun dalam ranah konstruksi kata menjadi satuan yang lebih besar yakni frasa, klausa, dan kalimat. Objek kajian sintaksis akan fokus pada satuan-satuan tersebut hingga bagian detail beserta permasalahannya dapat berupa hubungan bentuk maupun hubungan makna unsur-unsurnya. Kata membentuk frasa, frasa membentuk klausa, dan klausa membentuk makna.

Bagaimana hubungan antara sintaksis dengan morfologi maupun wacana?
Hubungan sintaksis dengan morfologi maupun wacana terlihat tegas berdasarkan hierarki gramatikal dimana satuan yang satu tingkat lebih kecil akan membentuk satuan yang lebih besar. Morfologi berada pada tingkatan bawah dengan objek kajian berupa morfem dan kata. Namun di bawah morfologi dapat dijumpai satuan yang lebih kecil yakni fonem dalam fonologi. Sintaksis berada pada tingkatan tengah dengan objek kajian berupa kumpulan kata yang berhubungan membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Wacana berada pada hierarki tertinggi dengan kajian berupa kalimat yang membentuk karangan utuh atau paragraf. Jadi keseluruhan satuan bahasa saling berhubungan satu sama lain membentuk satuan yang lebih besar. Walaupun terlihat jelas dan tegas hubungan antara hierarkis namun terdapat fenomena kebahasaan antara sintaksis dengan morfologis berupa timpang tindih. Terdapat kasus kata yang unsur utamanya berupa frasa seperti kata “ketidaksengajaan” yang mengandung frasa “tidak sengaja”. Frasa tersebut merupakan objek kajian sintaksis namun bentuk“ketidaksengajaan” sebagai kata merupakan ranah kajian morfologi. Jadi, di dalam ilmu bahasa, sintaksis hanya berkedudukan sebagai salah satu cabang di antara cabang ilmu bahasa yang lain.

Referensi
Depdikbud. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Heryanita, S. (2020). Analisis Kesalahan Sintaksis pada Teks Eksplanasi Peserta Didik Kelas VIII SMP Krida Utama Padalarang (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Nafinuddin, S. (2020). SINTAKSIS (komponen Dan Struktur).
Santoso, J. Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.
Tarmini, W., & Sulistyawati, R. (2013). Sintaksis Bahasa Indonesia.

1 Like