Mengenal Lebih Dekat Partikel Penegas

Bahasa Indonesia terus berkembang menjadi bahasa modern. Hal ini tercermin pada penggunaan bahasa Indonesia di beberapa negara seperti Jepang, Vietnam, dan lain-lain. Bahasa Indonesia juga sebagai hasil budaya bangsa, perlu kita kaji untuk melindungi hal-hal di dalamnya. Oleh karena itu, perlu diadakannya penguatan kebahasaan. Salah satu yang perlu kita pelajari yaitu partikel penegas.

Sebelum membahas mengenai partikel penegas, tentunya kita harus mengetahui apa itu partikel. Partikel berarti kata yang tidak terikat pada kaidah perubahan bentuk, seperti nah, nun, pun, dan yang. Kata-kata ini tidak dapat digolongkan ke dalam adjektiva, adverbia, nomina atau verba. Lalu, partikel penegas itu apa sih?

Partikel penegas berfungsi untuk mempertegas kata lain yang didahului atau diikutinya. Bentuk partikel penegas, yaitu -kah, -lah, -tah, dan pun.
Bentuk -kah, -lah, -tah berupa klitika, sedangkan bentuk pun bukan klitika. Untuk menambah pemahaman, saya akan menguraikan bentuk-bentuk partikel penegas.

Pertama, yaitu partikel -kah. Partikel -kah bersifat manasuka dan dapat menegaskan kalimat interogatif. Kaidah pemakaian partikel -kah sebagai berikut.

  1. Mengubah kalimat deklaratif menjadi kalimat interogatif.
    Contoh:
    a. Kalimat deklaratif: Hari ini tugas Sintaksis harus selesai.
    Kalimat interogatif: Hari inikah tugas Sintaksis harus selesai?
    b. Kalimat deklaratif: Sinta yang akan pergi.
    Kalimat interogatif: Sintakah yang akan pergi?
  2. Jika kalimat interogatif mengandung kata tanya (apa, bagaimana, ke mana), partikel -kah
    menjadikan kalimat lebih formal dan halus.
    Contoh:
    a. Apa Sinta sudah belajar?
    Kalimat tersebut menjadi: Apakah Sinta sudah belajar?
    b. Bagaimana cara menggunakan alat ini?
    Kalimat tersebut menjadi: Bagaimanakah cara menggunakan alat ini?
    c. Ke mana Sinta pergi?
    Kalimat tersebut menjadi: Ke manakah Sinta Pergi?
  3. Jika tidak ada kata tanya, tetapi mengandung intonasi interogatif, partikel -kah memperjelas
    kalimat tersebut sebagai kalimat interogatif. Terkadang, urutan kata dibalik.
    Contoh:
    a. Harus aku yang mencuci sepatu?
    Kalimat tersebut menjadi: Haruskah aku yang mencuci sepatu?
    b. Dia tidak dapat mengerjakan tugas itu?
    Kalimat tersebut menjadi: Tidak dapatkah dia mengerjakan tugas itu?

Kedua, yaitu partikel -lah. Partikel -lah dipakai dalam kalimat deklaratif dan kalimat imperatif. Selian itu, partikel -lah biasanya dilekatkan pada predikat kalimat. Kaidah pemakaiannya, yaitu partikel -lah memberi ketegasan pada kalimat deklaratif dan menghaluskan nada perintah pada kalimat imperatif.

Ketiga, yaitu partikel -tah. Partikel -tah dipakai dalam kalimat interogatif, tetapi tidak membutuhkan jawaban. Partikel -tah biasanya di dalam sastra lama. Contohnya, ‘siapatah orang yang mau mencintaiku?’

Terakhir, yaitu partikel pun. Partikel pun digunakan pada kalimat deklaratif. Penulisan partikel pun dipisah dari kata yang mendahuluinya. Kaidah pemakaiannya, yaitu partikel pun digunakan untuk mengeraskan arti kata yang diikutinya dan partikel pun sering digunakan bersama partikel -lah yang menandakan terjadinya suatu proses.

Dari penjelasan di atas, pastinya telah menambah pemahaman terkait partikel penegas dong. Kalau ada yang ingin disampaikan, tinggalkan jejak di kolom komentar ya!

REFERENSI

Alwi, H., dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia (3ed.). Jakarta: Balai Pustaka.
Damantik, Urich. dkk (1984). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Batak Simalungun. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moeliono, A, M. dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (4 ed.). Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.