Semantik adalah cabang dari ilmu linguistik yang membahas mengenai suatu makna. Sama halnya dengan pendapat Saeed (2003:3) yang mengatakan jika semantik adalah ilmu yang mempelajari makna yang dikomunikasikan melalui bahasa. Bukan hanya itu saja semantik merupakan suatu bidang linguistik yang menelaah mengenai hubungan yang ada di antara tanda-tanda yang terdapat dalam suatu linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Sehingga dapat kita simpulkan jika yang menjadi objek kajian dari semantik adalah makna itu sendiri. Dalam hal ini, persoalan-persoalan yang terkait dengan makna memang bukan lah suatu yang mudah. Hal ini dapat dikatakan menjadi suatu persoalan yang rumit meskipun berhubungan dengan bahasa itu sendiri. Walaupun hanya sebatas persoalan bahasa, makna ini memiliki hubungan yang erat dan mencakup segala aspek kehidupan manusia.
Dalam semantik terdapat beberapa ruang lingkup yang di dalamnya membahas dan juga menelaah mengenai berbagai masalah yang berhubungan dengan makna. Selain itu, semantik bukan hanya berkaitan dengan makna, namun juga berhubungan dengan informasi dan maksud. Dalam kesempatan ini penulis akan membahas lebih dalam mengenai informasi dan juga maksud.
Maksud adalah suatu hal yang berada di luar bahasa atau ujaran… Hal ini biasa kita sebut dengan istilah ekstralingual. Bukan hanya itu saja, maksud ternyata bersumber dari pembicara atau penutur. Maksud ini memiliki sifat yang subjektif. Sehingga, maksud ini dapat kita lihat dari pihak subjeknya. Selain hal tersebut, ada yang perlu kita ketahui lagi mengenai maksud. Maksud merupakan suatu penafsiran metaforis yang dimana hal ini berhubungan dengan maksud pengujar. Hal tersebut memiliki pengertian jika maksud bukan tergantung dari suatu ujaran maupun makna kata yang bersangkutan. Saat orang berbicara maupun mengujarkan suatu ujaran yang berupa frasa maupun kalimat, tetapi yang dimaksud oleh pengujar ternyata bukanlah hal yang sama seperi dengan makna lahiriah ujaran itu sendiri. Yang termasuk ke dalam maksud seperti metafora atau yang biasa kita kenal dengan penggunaan kata yang bukan arti sebenarnya, selain itu juga ada ironi yang merupakan sindiran, kemudian litotes yang merupakan pengungkapan majas dengan lemah lembut dan masih banyak gaya bahasa lainnya. Contoh kalimat yang menyatakan maksud adalah “ Perempuan itu memiliki kulit yang halus sekali kaena masih berumur 17 tahun” dan kalimat “ Perempuan itu memiliki kulit yang halus sekali,maklum usianya sudah 71 tahun”. Dari kedua kalimat tersebut dapat kita lihat jika kalimat yang kedua merupakan maksud karena diungkapkan secara subjektif dimana penutur memiliki maksud jika perempuan tersebut memiliki kulit yang kasar bukan kulit yang halus. Pengungkapan seperti itulah yang disebut sebagai maksud. Apabila maksud masih berkaitan dengan segi bahasa maka maksud masih termasuk ke dalam golongan persoalan bahasa. Begitu pun sebaliknya. Apabila maksud sudah tidak lagi berkaitan dengan segi bahasa, maka maksud bukan lagi menjadi suatu persoalan yang ada dalam bahasa. Mungkin maksud dapat termasuk ke dalam persoalan di bidang lain seperti psikologi,filsafat bahkan antropologi.
Informasi adalah suatu gejala yang berada di luar ujaran. Hal ini juga dapat disebut dengan utterance-external phenomenon. Informasi merupakan sesuatu yang berkaitan dengan objektifitas dari apa yang dibicarakan oleh penutur. Terdapat prinsip umum yang perlu kita ketahui tentang informasi. Dalam semantik yang menjadi prinsip umum informasi adalah apabila terdapat perbedaan bentuk,maka juga akan terdapat perbedaan makna. Contohnya adalah seperti dalam kalimat “ Bunga Citra Lestari mendendangkan lagu cinta sejati” dan Lagu cinta sejati sedang didendangkan Bunga Citra Lestari”. Dapat kita lihat jika kedua kalimat tersebut memiliki bentuk yang berbeda. Sehingga tentu saja memiliki makna yang berbeda pula. Informasi memiliki dua bentuk. Yang termasuk ke dalam bentuk informasi adalah parafrase dan juga perifrase. Tentu kita sudah tidak asing lagi jika mendengar kata parafrase. Seperti yang telah kita ketahui bersama jika parafrase merupakan mengungkapkan kembali suatu konsep dengan cara yang berbeda namun tetap dengan menggunakan bahasa yang sama tetapi tidak mengubah apa yang menjadi makna sebelumnya. Sedangkan perifrase merupakan suatu majas yang digunakan untuk menggantikan frasa yang pendek menjadi frasa yang lebih panjang.
Dari penjelasan di atas kita telah mengetahui lebih dalam mengenai semantik khususnya dalam hal informasi dan juga maksud. Mulai dari pengertian,persamaan dan juga perbedaan diantara keduanya. Dapat kita simpulkan jika informasi dan maksud merupakan suatu hal yang sama-sama berada di luar ujaran. Sedangkan perbedaan keduanya terletak pada sifat dimana informasi bersifat objektif dan maksud bersifat subjektif.
Referensi
Chaer, Abdul. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.