Tahukah kalian Karya sastra merupakam tuangan ide dari seseorag baik itu dalam bentuk sebuah tulisan maupun lisan yang disajikan dengan menarik kepada pembacannya. Tujuan daripada karya sastra sendiri selain sebagai sarana hiburan di sana juga dapat ditemukan nilai moral yang terkandung di dalamnya seperti nilai sosial, keagamaan, dan moral. Karya sastra dibuat dari berbagai bentuknya seperti bentuk drama, puisi dan prosa fiksi, dsb. Pada kali ini kita akan membahas lebih mendalam terkait kajian apresiasi puisi, karena pada pasalnya puisi merupakan sebuah karya yang diminati dan digemari masyarakat luas.
Puisi merupakan karya kreatif, yakni karya yang lahir dari kreativitas penulisnya. (Ekoati, 2010). Hal itu sejalan dengan Waluyo (1987) menyatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang memanifestasikan pikiran dankeadaan kejiwaan seorang penyajak secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskansemua kemhiran berbahasa dengan menghubungkan struktur fisik serta batinnya. Dari penjelasan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan karya sastra yang dituangkan melalui imajinasi seseorang dalam tulisan dan lisan. Dalam karya sastra terdapat sebuh kegiatan mengapresiasi sebuah puisi. Apresiasi puisi adalah suatu bentuk penghargaan dan pemahaman mendalam terhadap karya sastra puisi. Ini melibatkan kemampuan untuk memahami, menafsirkan, dan menikmati puisi dengan memperhatikan elemen-elemen artistik yang terkandung di dalamnya, seperti struktur, gaya bahasa, tema, imaji, dan perasaan yang disampaikan oleh penyair. Pada artikel ini, akan mengapresiasi puisi dengan cara mengkaji serta menganalisis puisi buah karya Ws Rendra dengan judul “kangen”.
Analisis Puisi “Kangen” Karya Ws Rendra
Dalam artikel kali ini akan menganalisis puisi “Kangen” karya W. S Rendra yang dimana hanya berfokuskan pada analisis unsur fisik yang terdapat pada unsur fisik puisinya saja. Unsur fisik daripada sebuah puisi sendiri meliputi diksi, imaji, kata konkret, majas, rima dan tipografinya. Berikut puisi karya WS Rendra dengan judul kangen.
Kangen
Oleh: W.S Rendra
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.
Kau tak akan mengerti segala lukaku
karna cinta telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti
aku tungku tanpa api
Pada puisi di atas menceritakan tentang seorang yang sednag merindukan serta merasa kesepian. Puisi ini mengisahkan tentang rasa rindu yang mendalam kepada seseorang. Berikut uunsur fisik yang ada pada puisi “Kangen” karya WS Rendra.
1. Diksi atau pemilihan kata
Diksi merupakan pemilihan kata yang sekianya sesuai digunakan pada sebuah puisi dibuatnya, sehingga dapat menyampaikan isi/ gagasan yang terdapat pada puisi tersebut. Dalam puisi “Kangen” terdapat pemilihan diksi ataupun kata pada bait berikut.
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.
Pemilihan diksi di atas sudah tepat, karena sudah jelas dan dapat dimengerti oleh kalangan umum serta dalam ungkapan tersebut tidak menggunakan diksi yang berlebihan.
Kemudian, dalam puisi “kangen” mengandung makna kata tidak baku yang terdapat pada puisi “Kangen”. Berikut baitnya.
Karna cinta telah sembunyikan pisaunya.
2. Imaji atau Citraan
Merupakan kesan yang terbentuk dari suatu kata yang memberikan gambaran dalam bentuk khayalan ataupun suatu angan-angan. Imaji juga dapat diartikan untuk memberikan tingkatan pemahaman yang bermula dari pikiran dan perasaan pembaca. Hal tersebut dapat dibuktikan pada bait puisi berikut.
Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan
Dari ungkapan tersebut dapat menggambarkan bahwa apabila membayangkan wajahnya itu adalah siksa, yang seakan-akan membayangkanya. Dan ungkapan kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan yang dapat dibayangkan bahwa kesepian itu mengakhibatkan rasa khawatir serta kelumpuhan dalam kehidupan.
3. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang memiliki keaslian penyair dalam memancing/ merangsang imajinasi pembaca. Kata konkret pada puisi “Kangen” karya WS Rendra ini memberikan kesan yang istimewa, sehingga menarik bagi seseorang yang membacannya. Pada ungkapan puisi tersebut terdapat kata ‘Kangen’ diganti menjadi kata ‘Racun’. Racun memiliki makna zat yang berbahaya/ mematikan, akan tetapi dalam kutipan yang ada dalam puisi “Kangen” karya WS Rendra ini memiliki arti yang berbeda dalam penyampaiannya. Dapat dilihat seperti kutipan yang ada dibawah ini.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
4. Majas atau bahasa figuratif
Majas atau bahasa figuratif merupakan suatu gaya bahasa yang bermakna kiasan atau makna perumpamaan. Majas yang terdapat pada puisi tersebut menggunakan majas metafora. Majas metafora menjelaskan perbandingan analogis secara langung. Untuk bukti konkret ini dapat dilihat pada ungkapan berikut.
aku tungku tanpa api
5. Rima dan Ritme
Rima pada suatu puisi dapat diartikan dengan persamaan bunyi. Sedangkan ritme ialah alunan pada pengulangan dan pergantian kesatuan bunyi. Dalam puisi di atas, rima dapat ditemukan pada ungkapan luka dan pisau. Yang dapat dijelaskan bahwa pisau dapat mengakhibatkan sebuah luka. Ritme yang ada dalam puisi tersebut terdapat pada bait pertama dan kedua yang bernada rendah ke tinggi. Untuk bukti konkretnya dapat dilihat pada ungkapan berikut.
Bait kesatu:
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku menghadapi kemerdekaan tanpa
cinta.
Bait kedua:
Kau tak akan mengerti segala lukaku karna cinta telah sembunyikan pisaunya.
6. Tipografi
Tipografi memiliki arti tata wajah. Tipografi yaitu susunan ataupun tata letak suatu bentuk teks yang ditulis berdasarkan pada gaya bahasa penulis. WS Rendra pada karya puisinya yang berjudul “Kangen” menggunakan gaya penulisan yang terlihat modern dengan penempatan tipografi yang berbeda dengan kaidah terhadap penulisan puisi.
Penutup
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa dalam sebuah puisi terdapat berbagai aspek dalam mengkaji puisi, salah satu diantaranya seperti di atas, puisi tersebut mengkaji serta menganalisis dari bentuk unsur fisik. Unsur fisik daripada pengkaji dalam puisi meliputi diksi atau pemilihan kata, imaji atau citraan, kata konkret, majas atau bahasa figuratif, rima dan ritme, dan tipografi. Sehingga dengan menggunakan analisis penggunaan unsur fisik sendiri mampu mengupas tuntas makna tulisan yang terdapat dalam puisi itu
Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai analisis unsur fisik pada puisi “Kangen” karya Ws Rendra, diharapakan pembaca mampu memahami bagaimana cara menganalisis mennggunakan unsur fisik serta pembaca diharapkan mampu memahami terkait penjelasan dan pemaparan terkait analisis unsur fisik, sehingga dengan adaanya artikel ini pembaca mampu menganalisis dengan menggunakan unsur fisik pada puisi yang lain.
Daftar Pustaka
Mustika, I., & Lestari, R. D. (2017). Hubunganminat Baca Dan Kebiasaan Membaca Karya Sastra Terhadap Kemampuan Menulis Puisi. Semantik, 5(2).
Faidah, C. N. (2018). Dekonstruksi sastra anak: mengubah paradigma kekerasan dan seksualitas pada karya sastra anak Indonesia. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 2(1), 126-139.
Lustyantie, N. (2012, December). Pendekatan semiotik model Roland Barthes dalam karya sastra Prancis. In Seminar Nasional Fib Ui (pp. 1-15).
Waluyo, H. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.