Mengenal jenis-jenis klausa “si adik kalimat”

Hai, Sobat Mijil. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga selalu sehat dan bahagia ya. Nah, bagi beberapa Sobat Mijil pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah “klausa”. Bagi kalian yang belum tahu, klausa merupakan susunan kata yang tingkatannya berada di bawah kalimat. Sesuai dengan pendapat Chaer (2007) yang menyatakan bahwa klausa adalah tataran di dalam sintaksis yang berada di atas tataran frase dan di bawah tataran kalimat… Oleh karena hal tersebut, klausa dapat disebut atau diberi julukan sebagai si adik kalimat. Lebih lanjut Chaer menjelaskan klausa juga disebut sebagai runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif yang memiliki komponen berupa kata atau frase (berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan).

Sementara itu, Kridalaksana (1980) berpendapat bahwa klausa merupakan satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi menjadi kalimat. Hal tersebut selaras dengan pendapat Elson dan Pickett (1983) yang mengungkapkan bahwa pengertian klausa sama dengan pengertian kalimat sederhana, yakni kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Di sisi lain, Muchti (2019) menerangkan jika klausa ialah satuan gramatikal yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan, atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat.

Dari pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa klausa adalah susunan atau kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), berada di atas tataran frasa dan di bawah tataran kalimat serta berpotensi menjadi sebuah kalimat. Penanda suatu susunan kata dapat disebut klausa ialah predikat (P). Namun, P tidak dapat berdiri sendiri. P memerlukan S untuk dapat membentuk klausa. S dan P inilah yang dianggap sebagai unsur inti dari klausa. Kata lain seperti objek (O) dan keterangan (Ket) hanya dianggap sebagai pelengkap. Sebagai contoh, kamar mandi dan adik mandi,
Kontruksi ‘kamar mandi’ bukanlah sebuah klausa karena hubungan komponen ‘kamar’ dan komponen ‘mandi’ tidaklah bersifat predikatif.

Sebaliknya, kontruksi ‘adik mandi’ adalah sebuah klausa karena hubungan komponen ‘adik’ dan komponen ‘mandi’ bersifat predikatif. (‘adik’ pengisi fungsi subjek dan ‘mandi’ pengisi fungsi predikat)

Klausa memiliki beragam jenis yang berbeda, berdasarkan hal-hal yang berbeda pula. Dari pemaparan para ahli, terdapat beberapa jenis klausa sebagai berikut:

  1. Klausa berdasarkan strukturnya
    a. Klausa bebas
    Klausa bebas yaitu klausa yang mempunyai unsur lengkap sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Contohnya pada kluasa (a) Nenekku masih cantik, (b) Kakekku gagah berani, maka menjadi kalimat Nenekku masih cantik dan kakekku gagah berani.

b. Klausa terikat
Klausa terikat adalah klausa yang memiliki struktur yang tidak lengkap. Oleh karena itu, klausa terikat tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat utama. Misalnya konstruksi tadi pagi menjadi jawaban untuk kalimat tanya kapan nenek membaca komik? Atau konstruksi membaca komik dapat menjadi jawaban untuk kalimat tanya apa yang dilakukan nenek di kamar?

Klausa terikat biasanya dikenali dengan adanya konjungsi subordinatif di depannya. Misal, kalau diizinkan oleh ibu dalam kalimat Saya akan ikut serta kalai diizinkan oleh ibu. Klausa terikat yang diawali dengan konjungsi subordinatif dikenal dengan nama klausa subordinatif atau klausa bawahan. Sedangkan klausa lain yang hadir bersama dengan klausa bawahan di dalam kalimat majemuk disebut klausa atasan atau klausa utama.

  1. Klausa berdasarkan unsur segmental atau frasa yang menjadi predikatnya
    a. Klausa verbal
    Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. Misalnya nenek mandi, kakek menari, sapi itu berlari, dan matahari terbit.

Sesuai adanya berbagai tipe verba, maka dikenai adanya:

  • Klausa transitif yang predikatnya berupa verba transitif, seperti nenek menulis surat, kakek membaca buku silat, dan mahasiswa mengisi teka-teki silang.

  • Klausa intransitif yang predikatnya berupa verba intransitif, seperti nenek menangis, adik melompat-lompat, dan paman berangkat ke Medan.

  • Klausa refleksif yang predikatnya berupa verba refleksif, seperti nenek sedang berdandan, kakek sedang mandi, dan dia sudah bersolek.

  • Klausa resiprokal yang predikatnya berupa verba resiprokal, seperti mereka bertengkar sejak kemarin, Israel dan Palestina akan berdamai, dan keduanya bersalaman.

b. Klausa nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal. Misalnya:

Kakeknya petani di desa itu
Dia dulu dosen linguistik
Pacarnya satpam bank swasta

Andaikan pada contoh tersebut diberi adalah atau ialah, maka klausa-klausa tersebut bukanlah klausa nominal melainkan klausa verbal. Karena kata adalah atau ialah termasuk kata kerja kopula, sepadan dengan kata kerja to be dalam bahasa Inggris.

Kalau subjek atau predikatnya berupa frase yang panjang, maka kata kerja digunakan sebagai penanda batas subjek atau predikat atau bisa juga disebut sebagai kata pemisah.

c. Klausa ajektifal
Klausa ajektival adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frasa.

Contoh: Bumi ini sangat luas

Sama dengan klausa nominal, Dalam bahasa-bahasa fleksi dan bahasa-bahasa yang mengharuskan predikat harus berupa kategori verba, maka dalam bahasa tersebut tidak dikenal adanya klausa adjektival.

d. Klausa adverbial
Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbia. Misalnya, klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa indonesia klausa adverbial ini tampaknya sangat terbatas, sejalan dengan jumlah kata atau frase adverbia yang memang tidak banyak.

e. Klausa preposisional
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi.

Contoh : nenek di kamar; dia dari Medan; dan kakek ke pasar baru.

Dalam bahasa Indonesia ragam tidak baku, klausa preposisional ini cukup roduktif.

f. Klausa numeral
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.

Contoh : gajinya lima juta sebulan.

Pada bahasa baku konstruksi klausa numeralia itu dianggap salah.

g. Klausa pronomina
Klausa pronomina adalah klausa yang predikatnya berupa frasa yang termasuk kategori pronomia.

Contoh:
Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

Referensi :
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kridalaksana, H. (2002). Struktur, Kategori dan Fungsi dalam Teori Sintaksis. Jakarta: Universitas Khatolik Atma Jaya.

Muchti, A. (2019). Sintaksis. Palembang: Universitas Bina Darma.

Putri, R. & Yurni. (2020). Struktur Klausa Dasar Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar Replubika. IMLAH: Islamic Manuscript of Linguistics and Humanity, 2(1), 12-22.

1 Like