Mengenal Hiu Paus, Raksasa Laut yang Jinak

Teman-teman pembaca Mijil pasti sudah tidak asing lagi dengan ikan hiu, ya ikan yang sudah tidak asing lagi di telinga pembaca. Ikan yang sudah menjadi puncak rantai makanan ini memiliki beberapa banyak sekali spesies seperti contoh hiu putih besar, hiu banteng, dan hiu harimau. Kali ini saya memperkenalkan salah satu spesies hiu yang memiliki sifat dan perilaku tidak seperti kebanyakan spesies hiu lainnya, hiu ini malah cenderung mirip dengan salah satu mamalia laut terbesar baik itu dari segi ukuran, makanan, dan tergolong hiu yang cukup jinak ketika di datangi para penyelam. Hiu ini bernama hiu paus.

Hiu paus adalah salah satu hewan laut yang memiliki ukuran yang besar, hampir bisa menyamai salah satu spesies paus. Ukuran hewan laut ini bisa mencapai 9,7 m dan berat 9 ton. Hiu paus sendiri diketahui memakan plankton dan juga beberapa ikan kecil. Mereka memakan plankton dan ikan kecil dengan cara menyaring air laut. Mulut hiu paus sendiri memiliki ukuran sekitar 1,5 meter dengan dilapisi gigi penyaring yang berderet di mulutnya.

Hiu paus sendiri memiliki 5 pasang insang dan 2 mata kecil. Memiliki kepala lebar dan warna tubuh abu-abu. Hiu ini juga memiliki pola berbintik yang menarik seperti taburan bintang dan setiap hiu memiliki pola yang khas serta juga dipakai untuk menghitung jumlah populasi. Kulit hiu paus sendiri memiliki ketebalan yang tebal sekitar 10 cm. Hiu paus memiliki sirip punggung dan sirip dada berjumlah sepasang.

Hiu Paus sendiri memiliki habitat yang tersebar di beberapa wilayah yang memiliki perairan hangat tropika dan juga wilayah yang menyediakan jumlah plankton dan ikan kecil yang banyak dan berlimpah. Secara musim, mereka akan mencari makan di sekitar perairan Afrika Selatan, Honduras, Australia Barat, Filipina, Indonesia, Madagaskar, Mazambil, Zanzibar, Mexico ,dan juga Tanzania. Hiu paus jantan bisa tumbuh lebih cepat daripada betinanya pada tahap awal hiu tersebut berkembang. Namun pada tahap akhir ukuran pejantan biasanya lebih kecil dari dari betina. Hiu paus sendiri bisa menghasilkan 300 ekor anak dan hiu paus berkembang secara ovovivipar.

Hiu paus sendiri tidak berbahaya bagi manusia, hewan ini cenderung membiarkan para penyelam berenang bersama mereka. Bahkan sesekali para penyelam menunggangi hiu tersebut meskipun tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh konservasionis dan peneliti hiu. Hiu ini sejatinya sangat lembut terhadap manusia serta bisa diajak bermain oleh penyelam. Hiu paus biasanya berenang secara lambat dan ditemui di beberapa lokasi penyelaman seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Taiwan, Maladewa, dan Sri lanka. Hiu ini juga terlihat di beberapa wilayah seperti Laut Merah, Australia Barat, Panama, dan Puerto Rico.

Hiu paus sendiri terancam punah karena aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan yang menggunakan harpun dan beberapa kasus lainnya secara tidak sengaja terbawa oleh jaring ikan. Di beberapa tempat lainnya seperti Maladewa dan Srilanka serta filipina menangkap hewan ini untuk diambil sirip, daging, dan minyak hiu ini untuk diperjual belikan dengan harga fantastis. Indonesia sendiri hampir setiap tahun memberitakan tentang adanya hiu tersebut yang terdampar. Badan konservasi dunia memasukkan hiu paus dalam status rentan teradap perburuan dan tingginya perdagangan terhadap bagian tubuh hiu ini serta sifat mereka yang suka bermigrasi.

Banyak pihak yang sudah menyuarakan dan memberikan sanksi tegas terhadap perburuan serta perdagangan terhadap hewan ini. Upaya konservasi juga gencar dilakukan untuk melindungi hiu paus.