Mengenal Frasa Pronominal dan Numeralia

Pengertian Pronomina
Pronomina berfungsi menggantikan nomina. Unsur yang digantikannya itu disebut anteseden. Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya.

  1. Pronomina Persona
    Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang. Pronomina persona terbagi atas tiga kelompok, yakni seperti di bawah ini.
    • Persona Pertama
    Persona pertama tunggal bahasa Indonesia adalah saya, aku, dan daku ketiga bentuk itu adalah bentuk baku.
    • Persona Kedua
    Persona kedua tunggal mempunyai beberapa wujud, yakni engkau, kamu, anda, dikau, dan kau.
    • Persona Ketiga
    Persona ketiga tunggal ada dua macam, yakni ia, dia atau –nya, beliau.

  2. Pronomina Penunjuk
    Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu pronomina penunjuk umum, pronomina penunjuk tempat, dan pronomina penunjuk ihwal. Pronomina penunjuk umum ialah ini, itu, dan anu. Contoh : Ini rumah saya; Bu Wies memberikan ini kepada saya.

  3. Pronomina Penanya
    Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pertanyaan. Dari segi maknanya, hal yang ditanyakan itu dapat mengenai orang, barang, atau pilihan. Di samping itu, ada kata penanya lain, meskipun bukan pronomina, dibahas pada bagian ini juga. Kata – kata itu mempertanyakan sebab, waktu, tempat, cara, urutan, dan jumlah. Berikut ini adalah kata penanya sesuai dengan maknanya (di atas) : siapa, apa, mana, mengapa, kenapa, kapan, (apa) bila, bilamana, di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa, dan beberapa.

Pengertian numeralia
Numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Numeralia adalah kategori yang dapat: (1)mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, (2) mempunyai potensi untuk mendamping numeralia lain, dan (3) tidak dapat bergabung dengan tidak atau dengan sangat. Numeralia mewakili bilangan yang terdapat dalam alam di luar bahasa.

  1. Numeralia Pokok

A. Numeralia pokok tentu, mengacu pada bilangan pokok, yakni nol (0), satu (1), dua (2), sampai sembilan (9). Ada pula numeralia yang merupakan gugus, yaitu di antara sepuluh (10) dan dua puluh (20) dipakai gugus yang berkomponen belas. Bilangan di atas bilangan sembilan belas (19) dinyatakan dengan menganggap seolah – olah bilangan itu terdiri atas beberapa gugus dan bilangan. Contoh: 7.859 = tujuh ribu delapan ratus lima puluh sembilan. Dalam bahasa Indonesia baku, numeralia pokok ditempatkan di depan nomina dan dapat diselingi oleh kata penggolong, seperti orang, ekor, dan buah. Contoh: Majalah kami memerlukan tiga orang penyunting; Pak Hasan mempunyai dua ekor burung merak.

B. Numeralia pokok kolektif, dibentuk dengan prefiks (ke-) yang ditempatkan di depan nomina yang diperankan. Contoh: ketiga pemain, kedua gedung, kesepuluh anggota. Jika tidak diikuti oleh nomina, biasanya bentuk itu diulang dan dilengkapi dengan (-nya). Contoh: kedua-duanya, ketiga-tiganya.
Dalam hal ini numeralia kolektif dibentuk dengan cara sebagai berikut.
• Penambahan prefiks ber- atau se- pada nomina tertentu setelah numeralia. Contoh: tiga bersaudara, empat beranak, tiga sekawan, tiga serangkai, dan dua sejoli.
• Penambahan prefiks ber- pada numeralia pokok dan hasilnya, diletakkan sesudah pronomina persona. Contoh: (kamu) berlima, (kami) berenam.
• Pemakaian numeralia yang berprefiks ber- dan yang diulang. Contoh: beribu- ribu, berjuta-juta.
• Pemakaian gugus numeralia yang bersufiks -an. Contoh: puluhan, ratusan.

C. Numeralia pokok distributif, dapat dibentuk dengan cara mengulang kata bilangan, artinya “demi‟ dan „masing-masing‟. Contoh: satu-satu, dua-dua.

D. Numeralia pokok tak tentu, yakni mengacu pada jumlah yang tidak pasti dan sebagian besar numeralia ini tidak dapat menjadi jawaban atas peranyaan yang memakai kata tanya berapa, ditempatkan di depan nomina yang diterangkannya. Contoh: banyak orang, berbagai masalah, berbagai budaya, sedikit air, semua jawaban, seluruh rakyat, segala penjuru, segenap anggota.

E. Numeralia pokok klitika, yaitu numeralia lain yang diserap dari bahasa Jawa Kuna, diletakkan di depan nomina yang bersangkutan. Contoh: Triwulan, caturwulan, Pancasila, saptamarga, dasalomba.

F. Numeralia ukuran. Contoh: lusin, kodi, meter, liter, atau gram.

Daftar Pustaka
Alwi, H., Darmowidjojo, S., Lapoliwa, H., & M.Moeliono, A. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (3 ed.). Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.