Apakah kalian mengetahui apa itu enthung jati? Pastinya banyak dari kalian yang belum mengetahui apa itu enthung jati. Enthung jati sendiri memiliki berbagai macam penamaan di setiap daerahnya. Enthung jati dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan kepompong ulat jati, dan memiliki nama ilmiah yaitu Hyblaea Puera, sedangkan dalam bahasa jawa sering disebut dengan ungkrung, ungker atau enthung. Makanan ekstrem ini memiliki ruang tersendiri dihati para penikmatnya, akan tetapi banyak juga yang tidak menyukai makanan ini karena bentuknya yang menjijikan dan bikin geli.
Enthung jati memiliki ukuran tubuh yang kecil kira – kira dua sentimeter dengan warna coklat gelap sampai berwarna kehitaman. Enthung jati biasanya dapat ditemukan di hutan jati, pada tumpukan – tumpukan daun jati yang telah rontok dan mengering. Enthung jati memiliki siklus 15 – 20 hari sebelum akhirnya menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu – kupu.
Di Indonesia, enthung jati hanya dapat ditemui di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada hutan jati. Enthung jati sendiri hanya dapat dijumpai pada musim – musim tertentu dan dalam siklus waktu setahun sekali, yaitu biasanya pada bulan November dan Desember. Cara mencari enthung jati sendiri terbilang cukup sulit, karena lokasinya yang terletak pada hutan jati dan biasanya enthung jati tersebut terletak di dalam daun jati yang sudah rontok. Dari segi harga enthung jati terbilang cukup mahal. Pada tanggal 29 November 2021 enthung jati menyentuh harga sampai Rp. 100.000 per kilogram.
Karena jumlahnya yang cukup besar di setiap musimnya, banyak yang beranggapan bahwa enthung jati dapat menjadi hama bagi pohon jati, karena enthung jati memakan daun jati yang baru saja semi yang rontok waktu musim kemarau bahkan dapat menyebabkan pohon jati mati. Banyak juga yang beranggapan bahwa enthung jati dapat menguntungkan bagi masyarakat dengan menjadi sumber penghasilan karena harganya yang cukup menggiurkan. Untuk menambah indeks penjualan enthung jati juga dapat dilakukan dengan mengkreasikan menjadi makanan yang lebih menarik, supaya kesan menjijikan pada enthung jati bisa hilang.
Disamping dari bentuknya yang terkesan menjijikan, ternyata enthung jati juga memiliki manfaat bagi tubuh. Kandungan dalam enthung jati sendiri berupa protein, mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat. Kandungan dalam enthung jati juga dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit karena kandungan gizinya yang terbilang cukup tinggi. Enthung jati juga dapat digunakan sebagai sumber gizi pengganti daging karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Karena kandungan proteinnya yang terbilang tinggi sehingga juga dapat membahayakan tubuh apabila mengkonsumsi dalam jumlah banyak. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi enthung jati bisa mengakibatkan gatal – gatal pada kulit. Salah satu faktor mengkonsumsi enthung jati menyebabkan gatal – gatal karena kandungan proteinnya yang terlalu tinggi sehingga orang yang alergi terhadap protein tinggi bisa berakibat gatal – gatal bila mengkonsumsinya. Meskipun demikian enthung jati bukan hewan beracun dan dapat dinikmati oleh orang yang tahan terhadap alergi protein tinggi.
Cara menikmati enthung jati beragam sesuai dengan selera masing – masing penikmatnya. Biasanya enthung jati dinikmati dengan cara digoreng dengan bumbu bawang putih dan garam, sehingga menghasilkan rasa yang gurih. Enthung goring cocok sebagai lauk pauk pendamping nasi bahkan digunakan cemilan untuk sehari – hari. Tidak hanya digoreng enthung jati juga bisa dimasak dengan cara dibacem seperti layaknya membacem tempe. Enthung yang dibacem memiliki rasa yang cenderung manis.
Nah, itu tadi sedikit ulasan mengenai enthung jati makanan ekstrem yang digemari masyarakat Gunungkidul. Bagaimana menurut kalian? apakah kalian tertarik mencicipi makanan ekstrem ini? Enthung jati memang memiliki beragam kandungan yang baik bagi tubuh, akan tetapi kita tidak boleh mengesampingkan efek yang ditimbulkan dari memakan enthung tersebut. Intinya walaupun makanan itu baik untuk tubuh tetap saja akan menimbulkan efek yang buruk apabila mengkonsumsinya terlalu berlebihan dan cara pengolahannya yang salah.