Mengenal 12 Tipe Verba Vasar Dalam Makna Leksikal Kategori Verbal

Teman-teman, tahukah kalian kalau verba dasar bahasa Indonesia terbagi menjadi 12 tipe? Apa saja sih tipe-tipe tersebut?

Seperti yang kita ketahui, bahasa menjadi alat yang sangat penting untuk manusia saling berkomunikasi. Oleh karenanya, bahasa dianggap sebagai lambang bunyi. Ketika mempelajari lebih dalam mengenai bahasa, kita akan dikenalkan dengan semantik, yaitui cabang linguistik yang mempelajari mengenai makna bahasa.

Kalau begitu apa sih pengertian dari makna? Makna (Nur Rahmawati, 2018, hal. 41) merupakan hubungan lambang bunyi dengan acuan yang digunakan. Dalam bahasa, dikenal pula dengan adanya suatu tataran, salah satunya tataran leksikol atau leksem. Leksem adalah satuan bahasa yang memiliki makna tertentu atau di luar konteks. Verhaar dalam (Abdul Chaer, 2014) mengungkapkan bahwa cabang studi linguistik yang meneliti makna leksikal dikenal dengan semantik leksikal. Lebih jauh, semantik leksikal adalah semantik dengan objek studi berupa makna pada leksem-leksem atau biasa dikenal dengan makna leksikal (Abdul Chaer, 2014). Sejalan dengan hal tersebut, Suwandi (2022 : 80) menyatakan bahwa makna leksikal merupakan makna leksem yang mana leksem tersebut dapat berdiri sendiri. Makna leksikal tersebut dibagi menjadi beberapa kategori, salah satu yang akan kita bahas kali ini adalah makna leksikal kategori “verbal”.

Menurut Tampubolon (1979, 1988) verba dasar bahasa Indonesia dibedakan menjadi 12 tipe sebagai berikut:
a. Tipe I
Tipe ini menyatakan verba tindakan. Contoh katanya adalah makan, baca, mohon, jemput, mundur, usir, dan setor. Verba ini memiliki 3 verba tindakan dengan keterangan:

  1. Pelakunya manusia (baca dan tulis)
  2. Pelakunya manusia yang bukan manusia (makan dan minum)
  3. Pelakunya bukan manusia (pagut dan patuk)
    b. Tipe II
    Tipe ini adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman. Contoh leksemnya yaitu bilang, bicara, bentuk, bujuk, ancam, dan kenal
    c. Tipe III
    Merupakan verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan. Contoh katanya adalah minta, beri, pinjam, sewa, dapat, terima, dan bayar
    d. Tipe IV
    Merupakan tipe yang menyatakan verba tindakan dan tempat. Contoh katanya adalah pergi, tiba, kembali, datang, masuk, pulang, naik, turun, terjun, lari, pindah, jatuh, dan taruh.
    e. Tipe V
    Merupakan verba yang menyatakan proses. Contoh leksemnya adalah layu, muncul, terbenam, mulai, longsor, timbul, dan habis. Dalam tipe V, terbagi menjadi tiga persoalan yaitu:
  1. Proses perubahan wujud bisa lama atau singkat, beberapa verba dapat diberikan keterangan “sedang”, contohnya sedang terbit
  2. Terjadi perubahan tindakan yang akan menyebabkan suatu proses, dalam hal ini subjek melakukan tindakan
  3. Sulit dibedakan antara verba proses dengan verba keadaan
    f. Tipe VI
    Tipe ini merupakan verba proses-pengalaman. Contoh katanya adalah bosan, cemas, bimbang, was-was, ingat, sadar, tahan, harap, ragu, sangsi, maklum, dan kagum
    g. Tipe VII
    Tipe ini merupakan verba yang menyatakan proses benafaktif, biasanya berupa nomina yang mengalami kejadian kehilangan atau memperoleh sesuatu. Contoh katanya adalah menang, kalah, dapat, punya, berlaba, kehilangan, memperoleh, dan memiliki
    h. Tipe VIII
    Merupakan verba proses-lokatif, berupa nomina yang mengalami perubahan tempat. Contoh katanya adalah tiba, terbit, timbul, terbenam, tenggelam, berangkat, pergi, sampai, jatuh, maju, mundur, hanyut, turun, dan naik.
    i. Tipe IX
    Merupakan tipe verba yang menyatakan keadaan. Contoh katanya adalah cerah, kering, ramai, rusak, rajin, lekas, diam, gemetar, sengsara, setia, dan jelas
    j. Tipe X
    Tipe ini merupakan verba keadaan pengalaman. Contoh katanya adalah takut, tahu, cemas, gugup, iri, jengkel, malu, berani, ingat, mual, dan setuju
    k. Tipe XI
    Merupakan verba keadaan benafaktif yang nominanya menyatakan mempunyai, memperoleh, atau kehilangan sesuatu. Contoh katanya adalah punya, ada, berhasil, kehilangan, beruntung, berwarna, memiliki, dan bertumbuh
    l. Tipe XII
    Tipe ini adalah verba yang menyatakan keadaan lokatif, dengan nomina berada dalam satu lokasi. Contoh katanya adalah diam, hadir, mengalir, berganti, berhenti, berserakan, bermimpi, dan menanjak.
    Ternyata, bukan hanya makna leksikal saja yang dibagi menjadi beberapa materi. Namun ternyata, kategori-kategori tersebut, terutama kategori verbal masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Yang mana, tiap-tiap tipe verba tersebut menyatakan keadaan verba yang berbeda-beda. Nah, setelah memahami 12 tipe verba dasar tadi, teman-teman pasti menjadi semakin memahami makna leksikal kategori verbal bukan?
    Referensi

Abdul Chaer, L. M. (2014). Makna dan Semantik. Semantik Bahasa Indonesia, 1-39.
Chaer, A. (1990). Pengantar semantik Bahasa Indonesia.
Nur Rahmawati, D. N. (2018). Makna Leksikal dan Gramatikal Pada Judul Berita Surat Kabar Pos Kota (Kajian Semantik). Jurnal Sasindo Unpam, Vol. 6 No. 1.
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. P. (2022). Semantik: Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.