Mengejar Ilmu Sampai Magelang : Najla Hanani
Magelang, [23 November 2023]
Dalam sebuah wawancara eksklusif, saya mendekati Najla Hanani, mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Tidar. Dengan segudang aktivitas organisasi yang dijalani, Najla membagikan kisahnya tentang kehidupan perkuliahan dan kegiatan di rantau.
1. Menjalani Semester Penuh Aktivitas
Najla menjalani semester ini dengan intensitas tinggi, terutama karena tugas akhir semester dan persiapan UAS. Selain itu, dia juga terlibat dalam tiga organisasi sekaligus: Himpunan (ORMAWA pemerintah), Pramuka (ORMAWA non pemerintah), dan IMP Pemalang (ORMADA). Perannya sebagai wakil ketua himpunan prodi, ketua bidang penelitian dan evaluasi di Pramuka, dan ketua bidang humas di ORMADA Pemalang memperlihatkan keberagaman komitmennya.
2. Adaptasi di Rantau Tanpa Kenalan
Rasanya menuntut ilmu di Magelang, jauh dari kenalan, bukan tanpa tantangan bagi Najla. Namun, dia mengambil peluang ini untuk beradaptasi dengan kultur lokal yang berbeda. Meskipun asalnya dari daerah Pantura, Najla bersyukur memiliki ibu kos yang baik dan teman-teman yang perhatian. Pengalaman tinggal sendiri di SMA membantu Najla menjalani kehidupan mandiri dengan lebih baik.
3. Pilihan Universitas Tidar dan Aktivitas Organisasi yang Melimpah
Keputusan Najla untuk melanjutkan studi di Universitas Tidar didasarkan pada keyakinannya akan peluang yang lebih besar. Pilihan untuk terlibat dalam banyak organisasi tidak hanya dipicu oleh keinginan untuk terus aktif seperti di SMA, tetapi juga karena merasa ada panggilan khusus untuk melanjutkan kontribusinya di lingkungan kampus.
4. Seni Memanajemen Waktu: Empat Skala Prioritas
Bagi Najla, pembagian waktu antara kegiatan organisasi dan perkuliahan adalah seni yang memerlukan manajemen prioritas. Dengan empat skala prioritas, Najla memastikan bahwa pekerjaan yang penting dan mendesak diselesaikan terlebih dahulu, diikuti oleh hal-hal yang tidak penting namun mendesak. Ini membantunya menjaga keseimbangan antara aktivitas kampus dan organisasinya.
5. Mudik di Tengah Kesibukan
Meskipun padatnya jadwal, Najla tetap menyempatkan diri untuk mudik atau pulang kampung. Waktunya terfokus pada periode lebaran dan liburan akhir semester, dengan memanfaatkan travel bis sebagai sarana transportasi. Biasanya ia di rumah atau waktu yang digunakan untuk pulang hanya satu minggu, meskipun liburan semester atau hari raya memiliki jangka waktu yang cukup panjang yaitu kurang lebih 2 bulan. Hal tersebut bukan tanpa alasan, ia pulang dengan waktu sebentar karena banyaknya kegiatan yang harus dijalani di kampus.
6. Rehat Sejenak dengan Film dan Tidur
Ketika butuh istirahat, Najla memilih untuk tidur. Namun, di saat pikiran penuh dengan berbagai aktivitas, dia menggunakan film sebagai pelarian. Film yang disukainya mencakup berbagai genre seperti kartun dan drakor, memberikan waktu untuk melepaskan diri dari rutinitas sejenak.
Melalui cerita Najla Hanani, kita melihat bagaimana mahasiswa rantau bisa mengelola kehidupan perkuliahan dan aktivitas organisasi dengan penuh semangat serta mengambil peluang untuk tumbuh dan beradaptasi. Hal ini dapat dijadikan motivasi bagi mahasiswa perantauan atau mahasiswa PP (Pulang-Pergi) untuk tetap semangat menjalani masa pendewasaan untuk masa depan yang lebih cerah.
Dari pengalaman saya sebagai mahasiswa PP (Pulang-Pergi) pengalaman atau motivasi dari Najla sangatlah dapat direnungi karena ia yang bernotaben mahasiswa perantauan tanpa ada saudara atau orang yang dikenal di sini dapat beradaptasi dan nyaman dengan suasana saat ini. Berbeda dengan kita yang bernotaben mahasiswa PP (Pulang-Pergi) mempunyai orang tua dan banyak orang yang dikenal di sini. Dari hal tersbut, kita dapat mengambil pelajarannya bahwa kita harus tetap semangat dalam menempuh pendidikan dan meraih cita-cita yang diimpikan.