Mengatasi Rasa Malu Berbahasa Indonesia

Bahasa sebagai alat komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring masa. Perubahan zaman membuat seluruh aspek kehidupan menjadi semakin maju, seperti halnya sesuatu yang mulanya belum ada menjadi ada dan sesuatu yang telah ada menjadi wujud yang lebih baru. Tak terkecuali pada bidang bahasa yang semakin menunjukkan sifatnya yang dinamis, terlebih kita hidup pada era di mana teknologi terus bergerak dan berkembang pesat hingga seluruh aspek kehidupan menjadi semakin canggih.

Arus globalisasi dapat memicu hilangnya eksistensi bahasa Indonesia akibat maraknya budaya asing yang masuk sekaligus keberadaan internet yang memudahkan kita mengakses informasi. Sebagai seorang mahasiswa, suatu saat kita akan menjadi calon guru yang akan menjadi model dalam penerapan berbahasa Indonesia di setiap kegiatan pembelajaran. Maka sudah seharusnya kita ikut berkontribusi dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menghilangkan rasa malu berbahasa Indonesia, mengajak masyarakat untuk disiplin berbahasa nasional dan memberi edukasi tentang pentingnya kelestarian bahasa Indonesia di samping kepentingan penguasaan bahasa asing.

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia saat ini seakan hilang arah, terbukti dari banyaknya kata-kata baru yang bermunculan atau kata-kata singkatan lainnya yang semakin menyimpang dari kaidah kebahasaan, baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun lembaga yang bukan dikelola oleh pemerintah sekalipun tidak memedulikan Badan Bahasa yang telah berusaha memberi pengarahan.

Fungsi suatu bahasa adalah salah satunya yaitu fungsi interpersonal yang mana bahasa digunakan untuk memelihara relasi-relasi sosial. Maka terjadinya penyimpangan dalam penggunaan bahasa adalah hasil dari relasi yang telah erat terjalin. Perihal bahasa gaul kini juga digunakan kalangan muda sebagai bahasa santai dalam berkomunikasi sehari-hari sekaligus untuk menambah rasa keakraban dan keintiman di antara mereka. Dalam hal ini, dampak positif bermunculannya kosa-kata baru adalah dapat memperkaya perbendaharaan kata. Akan tetapi sejatinya fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan yang sudah jelas tertuang dalam Ikrar Sumpah Pemuda 1928.

Kita hidup di era globalisasi yang mana masyarakat dituntut untuk mampu berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional sehingga kita perlu menyeimbangi antara pentingnya kelestarian bahasa Indonesia dengan kepentingan penguasaan bahasa asing. Bahasa Indonesia pun telah ditetapkan menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional, tercantum di dalam Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB VII Pasal 33 ayat 1 yang membahas mengenai bahasa pengantar Pendidikan. Begitupun dengan bahasa asing yang penggunaanya telah diatur dalam undang-undang tersebut, yakni bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa asing peserta didik. Di tengah pengaruh globalisasi, peran serta kontribusi mahasiswa sangatlah diperlukan demi mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa formal sekaligus sebagai upaya pelestarian bahasa Indonesia.

Munculnya kosa kata baru, bahasa gaul dan bahasa asing kini menjadikan eksistensi bahasa Indonesia bergeser. Masyarakat cenderung menganggapnya tidak gaul. Maka berikut ini hal yang harus dilakukan untuk mengurangi rasa malu berbahasa Indonesia, antara lain:

  1. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga mempunyai bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
  2. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang utama.
  3. Membatasi antara kepentingan penguasaan berbahasa asing dan kepentingan kelestarian bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
  4. Membiasakan diri untuk berbicara atau menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam kehidupan.
  5. Perlu adanya dukungan dari guru dan pemerintah untuk menanamkan kecintaan dan rasa bangga terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Pemerintah telah membuktikan melalui pidato presiden Jokowi saat KTT G20 di Roma.

Mahasiswa adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan paling tinggi. Dalam rangka menyadarkan masyarakat akan pentingnya berbahasa Indonesia, maka perlu adanya peran mahasiswa dan kontribusi nyata untuk menjadikan bahasa Indonesia tetap lestari di tengah arus globalisasi. Jika rasanya masih sulit untuk mengedukasi, mahasiswa sekurang-kurangnya harus bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita harus percaya dan meyakini dalam hati bahwa bahasa Indonesia mempunyai keunikan lebih daripada bahasa asing. Bahasa Indonesia memiliki berbagai kosakata yang indah dan tidak kalah eksis dengan bahasa asing.

1 Like

Lebih suka bahasa daerah kalau bicara sehari-hari. Pakai bahasa Indonesia kalau sifatnya formal.

Bahasa Inggris? Gak akan pernah mau mencampuradukkan bahasa Inggris+bahasa Indonesia.

1 Like