Mengapa Bahasa Itu Bervariasi, ya? Yuk Simak Penjelasannya!


Sumber gambar: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-ragam-bahasa/119173/2

Masyarakat dan bahasa merupakan sebuah satu kesatuan yang keberadaannya saling berkaitan dalam membentuk sebuah interaksi sosial. Bahasa akan terus digunakan oleh manusia karena bahasa merupakan media komunikasi dalam membangun hubungan antar sesama. Di tengah masyarakat, kita mengenal banyak sekali variasi bahasa. Lalu, mengapa bahasa itu bervariasi? Hal ini berkaitan dengan kondisi masyarakat yang bersifat majemuk. Lebih tepatnya, variasi bahasa terjadi karena penutur dan lawan tutur bahasa memiliki kondisi yang berbeda. Penutur yang heterogen serta sifat bahasa yang arbitrer begitu memungkingkan terciptanya variasi bahasa. Variasi bahasa lahir dari berbagai penutur bahasa yang memiliki latar belakang budaya dan status sosial yang tidak sama. Perbedaan tersebut sangat kompleks, meliputi perbedaan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan faktor sosial lainnya. Hartman dan Stork (dalam Chaer dan Agustina, 1995: 81) mengemukakan pendapatnya yang membedakan variasi bahasa berdasar pada sosial penutur dan latar belakang geografi, pokok pembicaraan, serta medium yang digunakan dalam berkomunikasi. Diantara banyaknya perbedaan tersebut, masyarakat dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik dengan lawan bicaranya. Oleh karena itu, berkembanglah variasi bahasa pada masing-masing masyarakat tutur.

Terdapat dua macam pandangan mengenai variasi bahasa. Pertama, variasi bahasa terjadi akibat dari keragaman sosial penutur bahasa serta keragaman fungsi bahasa itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa keberagaman sosial dari para penutur bahasa dalam masyarakat tutur serta fungsi bahasa yang berbeda dalam setiap kondisi menghasilkan beragam variasi bahasa. Kedua, variasi bahasa sudah ada dan berlaku dalam rangka pemenuhan fungsi bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam interaksi yang terjadi dalam masyarakat. Dari kedua pandangan tersebut, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa variasi bahasa dikategorikan berdasarkan keberagaman sosial serta fungsi dari masing-masing bahasa dalam berbagai kondisi masyarakat. Variasi bahasa dapat semakin berkembang seiring dengan semakin heterogennya penutur bahasa. Hal ini dapat terjadi karena setiap interaksi yang dilakukan oleh sesama manusia menghasilkan sebuah keberagaman yang terbentuk dari ciri khas masing-masing penutur yang tidak homogen.

Terdapat beberapa istilah yang harus kita ketahui mengenai variasi bahasa. Dalam artikel kali ini, kita akan sedikit membahas mengenai idiolek dan dialek.

  1. Idiolek, variasi bahasa yang sifatnya perorangan. Setiap orang pasti mempunyai ciri khasnya masing-masing dalam berbahasa. Idiolek ini dapat mencakup gaya bahasa, warna suara, pemilihan diksi kata, pemilihan susunan kalimat, serta aspek lain yang digunakan oleh individu. Hal ini berkaitan menyebabkan seseorang dapat dikenali melalui suara serta penggunaan bahasa melalui idiolek yang dihasilkan.

  2. Dialek, variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat tutur. Berbeda dengan idiolek yang hanya bersifat perorangan, dialek digunakan oleh sejumlah orang yang jumlahnya relatif dalam suatu cakupan wilayah tertentu. Meskipun masyarakat memiliki idioleknya msing-masing, dalam hal ini masyarakat tersebut juga memiliki kesamaan aksen dialek dengan kelompok tertentu sehingga dapat membedakan dialek dengan masyarakat tutur yang lain. Dialek yang dikategorikan berdasarkan wilayah tempat tinggal penutur bahasa, dikenal dengan dialek regional atau dapat juga disebut dialek geografi. Misalnya dalam bahasa Jawa, dikenal beberapa dialek. Diantaranya ada bahasa Jawa dialek Tegal, bahasa Jawa dialek Indramayu, dan dialek lainnya. Contohnya adalah ketika masyarakat yang memiliki dialek Tegal mengatakan, “wis mangan durung”, akan memiliki aksen berbeda jika diucapkan oleh masyarakat dengan dialek Indramayu.

Referensi

Susanto, Hadi. (2016). “Variasi Bahasa”, https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/15/variasi-bahasa/, diakses pada 18 Desember 2021 pukul 09.00.

Kurniati, E., & Mardikantoro, H. B. (2010). Pola Variasi Bahasa Jawa (Kajian Sosiodialektologi pada Masyarakat Tutur di Jawa Tengah. Humaniora , 22 (3), 273-284.