Matahari baru terbit ketika aku memulai perjalananku menuju Dusun Suwanting yang berada di kaki Gunung Merbabu. Tepatnya berada di kabupaten Magelang. Perjalanku bersama teman-temanku yang berjumlah 5 orang. Pada sekitar pukul 08.00 kita sampai di basecamp.Basecamp ini merupakan rumah-rumah warga. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul dan singgah, basecamp milik warga ini juga menyediakan jasa porter dan pemandu, logistik pendaki, persewaan peralatan pendakian, listrik, dan kamar mandi. Sambil menunggu temanku melakukan pendaftaran ulang kita istirahat sejenak dan juga packing barang bawaan memastikan tidak ada satupun yang tertinggal.
Sebelum melakukan pendakian ada seorang pemandu yang memberikan arahan kepada kami tentang pendakian Gunung Merbabu via Suwanting. Banyak arahan yang disampaikan oleh pemandu, seperti berapa lama pendakian, cuaca, perlengkapan yang dibawa, area berkemah, jalur pendakian, dan hal-hal yang dilarang selama pendakian. Pada pukul 10.00 WIB kami sudah bersiap untuk melakukan pendakian. Pemandu membantu kami memanggil beberapa tukang ojek. Keberadaan jasa ojek ini sangat membantu para pendaki. Jarak sejauh 850 meter dengan medan menanjak yang seharusnya ditempuh dengan waktu 1 jam berjalan kaki kini bisa ditempuh hanya dengan waktu 5 menit dengan menggunakan jasa ojek. Tentu saja hal ini sangat menghemat tenaga dan waktu. Ongkos ojek juga sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp10.000/orang.
Kami tiba di gerbang batas hutan. Sesuai dengan namanya, gerbang ini menjadi pembatas antara wilayah perkebunan milik warga dengan area hutan Gunung Merbabu. Perjalanan mendaki kami akan dimulai dari sini. Kami yang merupakan satu kelompok terdiri dari enam pendaki yaitu aku, Banong, Bombom, Rifqi, Sudet, dan Supri. Ini merupakan pendakianku pertamaku bareng mereka. Kami berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pendakian. Perjalanan menuju Pos I tidak membutuhkan waktu yang lama. Letaknya hanya sekitar 200 meter dari gerbang batas hutan dan itu membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 yang akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam. Dalam perjalanan menuju Pos 2 akan melewati empat lembah yang terkenal bagi para pendaki Gunung Merbabu via Suwanting. Lembah pertama yang akan kami lewati adalah Lembah Gosong. Pemberian nama ini berdasarkan kejadian kebakaran yang pernah terjadi di lembah ini. Kami beristirahat sejenak di Lembah Gosong.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Lembah Cemoro. Lembah Cemoro merupakan batas dari kawasan hutan cemara. Di lembah ini bisa melihat pohon-pohon cemara yang menjulang tinggi. Perjalan sangatlah melelahkan dikarenakan jalur pendakian yang sangat curam dan juga cuaca yang saat itu panas membuat trek menjadi berdebu. Perjalanan melewati Lembah Ngrijan lalu menuju Lembah Mitoh. Pos 2 Bendera terletak sekitar 300 meter dari Lembah Mitoh. jalur tanjakannya memang sudah cukup terjal namun karena vegetasi masih lebat, semacam tidak terlalu terasa beratnya karena dingin. Sepanjang mendaki dari Pos 1 ke Pos 2 itu kabut turun jadi terasa dingin. Kami tiba tepat pukul 12 siang di Pos 2 yang artinya makan waktu 1,5 jam dari Pos 1. Karena tepat jam makan siang, kami berhenti untuk makan dan yang terpenting, tidur. Kami berdua tipikal pendaki santai, jadi habis makan siang tidur dulu sebentar dan tak terasa. Sudah 1,5 jam lebih kami beristhirahat di Pos 2. Kebablasan tidurDari Pos 2 ke Pos 3 harus saya akui jadi salah satu jalur terberat yang saya pernah lewati selama mendaki gunung. Jalur ini benar-benar menguras mental siapa pun yang melewatinya. Jalur di mana ketika kau bukan sekedar lagi mendaki tapi memanjat, di mana lutut ketemu jidat. Di beberapa titik curam menuju Pos 3 ada jalur di sebelah kanan yang lebih empuk di kaki dibandingkan jalur tanah yang curam. Apalagi kemarin jalurnya sedang kering-keringnya, berdebu dan licin. Ada beberapa tali yang sudah disiapkan sebenarnya untuk membantu para pendaki. 15 menit sebelum mencapai Pos 3 ada Pos Air di sebelah kiri. Kami tiba sekitar jam 16.30 itu artinya butuh waktu 3 jam untuk sampai di Pos 3 dari Pos 2. Agak susah mencari lokasi camp karena angin bertiup kencang sekali dan camp 3 ini lokasinya terbuka. Kebayang kan susahnya bangun tenda ketika angin bertiup sekencang-kencangnya. Akhirnya Kami memutuskan untuk mendirikan tenda di titik di mana kami bisa melihat Gunung Merapi dengan jelas. Bagian terbaik dari hari itu selain ngecamp tanpa ada orang lain di sekitaran adalah, kami mendapatkan senja terbaik di atas gunung yang pernah saya lihat. Mungkin melihat sunrise dari puncak gunung itu hal yang biasa. Tapi sunset adalah pemandangan yang belum tentu kita bisa nikmati setiap mendaki gunung.