Mencintai Diri dari Biografi Luka

Siapa yang gemar membaca cerita pendek? Sepertinya, hampir seluruh kalangan usia menyukai karya sastra satu ini. Cerpen memang memiliki daya tarik sendiri, tulisannya yang tidak cukup panjang namun padat ini mampu menggugah literasi seseorang. Tema yang ditampilkan dalam cerpen juga cukup beragam, membahas tentang fenomena sosial, persahabatan, konflik persaudaraan, percintaan, bahkan tentang self improvement.
Salah satunya adalah cerpen “Biografi Luka” karya Yuditeha. Cerpen ini terbit pada surat kabar online kompas.com pada tanggal 02 April 2023. Melihat dari judul, cerpen ini memberikan daya kesan yang cukup menarik. Persepsi terhadap judul tersebut lumayan beragam, apakah ini mengenai biografi tokoh yang bernama Luka? Atau mengenai biografi seseorang yang terluka?
Dari judul yang cukup menarik perhatian tentu cerpen tersebut memberikan manfaat bagi para pembacanya. Namun untuk mengetahuinya perlu adanya analisis mengenai cerpen tersebut.
Menganalisis cerpen akan lebih mudah dilakukan jika sudah diketahui pisau bedahnya. Pada kali ini, pisau bedah yang akan digunakan adalah kajian struktural. Kajian struktural ini berkaitan dengan unsur-unsur pembangun dari karya sastra itu sendiri, yang nantinya tiap komponen nya saling dikaitkan sehingga menghasilkan temuan yang menarik.
Untuk memberikan hasil yang terbaik maka terdapat beberapa langkah analisis yang perlu dilakukan diantaranya, (1) membaca cerpen “Biografi Luka” secara berulang dan intensif, (2) menganalisis tiap unsur intrinsik dan mendeskripsikannya, (3) menganalisis dan mengaitkan tiap unsur serta memberikan kesimpulan dan amanat atau manfaat dari cerpen “Biografi Luka”. Maka dari itu, pada tulisan ini akan dibahas tuntas mengenai unsur-unsur yang terdapat pada cerpen itu sendiri.

SAKI pulang nyekar. Seharian dia habiskan waktu di makan Jejawu.
Dia banyak merenung perihal sahabatnya itu,
yang semasa hidup memang sering bersamanya.
Bahkan setiap kali Saki melukis, Jejawu hampir selalu menemani.
Namun setelah Jejawu
meninggal keadaannya menjadi lain.

“Biografi Luka” merupakan sebuah cerpen yang diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga terbatas, yang mana cerpen ini terfokus pada satu tokoh. Cerpen ini menceritakan sosok Saki yang merasa sempat kehilangan dirinya ketika Jejawu -sahabat karibnya- meninggal dunia. Sebelumnya, Saki selalu menganggap kehadiran Jejawu adalah beban untuknya, namun setelah kepergian Jejawu Saki baru menyadari bahwa kehadiran sahabatnya itu sangat berharga.
Melalui pengenalan cerita ini, pengarang mampu mendeskripsikan sosok Jejawu yang begitu lemah lembut dan tidak neko-neko. Pengarang membuat sosok Jejawu adalah sosok yang menerima apa adanya dari teman-temannya. Dan, seperti kisah cliche lainnya, cerita ini berawal tentang penyesalan di akhir yang sudah tidak bisa dirubah kembali. Walaupun demikian pengarang mampu menyajikan alur yang tidak terduga melalui cerpen “Biografi Luka” ini.
Setelah Saki merasa dirundung kesedihannya dan merenung, ia memutuskan untuk hijrah dari tempatnya sekarang. Hal itu dilakukan untuk menghindari rasa sepi yang dialaminya, dan memulai kehidupan baru dengan hobinya yaitu melukis. Dalam perjalanannya terdapat kejadian tak terduga yang dialami oleh Saki. Ia bertemu dengan seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya dengan terjun ke jurang, seseorang tersebut merupakan perempuan. Lantas saja tanpa ragu-ragu Saki menolong dan menarik orang tersebut untuk menjauh dari tebing jurang. Bahkan ketika orang tersebut ingin lari kembali untuk terjun, Saki menahannya.
Melalui pertemuan singkat itu akhirnya Saki berkenalan dengan orang tersebut yang bernama Sima. di awal pertemuan itu, Sima menceritakan alasan mengapa dirinya ingin melakukan percobaan bunuh diri. Siapa yang sangka? Bahwa dari pertemuan singkat itu mampu merubah kehidupan mereka berdua setelahnya. Saki berusaha memberikan masukan paling realistis untuk Sima

“Sebelum kujawab, aku ingin bilang sesuatu” Saki mengatakan,
ketika ada orang mendapat hal buruk atas apa yang dipunya, lalu
orang itu ingin mati berarti wajar. Namun, justru karena itu hal wajar,
ada sebuah nasihat: langkah yang masuk akal adalah tidak menyerah.

Lalu, Saki berusaha menyampaikan dua saran untuk Sima. Pertama, Saki mempersilakan Sima untuk bunuh diri dan dia tidak menghalanginya lagi. Kedua, Sima melukai wajahnya, dan menjadikan dirinya jelek. Hal ini Saki sampaikan karena ia merasa terkadang luka tidak mendapat perhatian dari orang lain. Karena Saki memiliki garis kerutan yang melintang di wajahnya.
Setelah pertemuan singkat itu Saki melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat tujuannya dan berpisah dengan Sima. Sejujurnya selama perjalanan terkadang Saki teringat Sima, terutama atas sarannya yang ia berikan. Saki pun berusaha melampiaskan dengan cara melukis. Singkat cerita ia sampai di tempat tujuannya, sesampai di sana Saki segera membuka jasa lukisnya.
Beberapa hari kemudian, ketika Saki sedang makan di tempat yang tidak jauh dari tempatnya membuka jasa lukisan, tempatnya dikunjungi oleh seseorang perempuan. Saki bergegas menyelesaikan makanannya lalu menghampiri wanita tersebut. Alangkah terkejutnya Saki bahwasanya sosok perempuan itu adalah Sima. Semenjak pertemuan keduanya itu, Saki merasakan kehadiran Sima seperti sosok Jejawu.
Melalui penjabaran singkat cerpen “Biografi Luka” di atas, dapat kita lihat pengarang membawa cerita ini proses yang signifikan. Dengan kata lain, pengarang menggunakan alur maju, karena memiliki rangkaian peristiwa yang teratur. Tidak hanya mengenai alurnya, namun tokoh pada cerita ini juga mengalami perkembangan. Saki yang sejak awal merasa tidak yakin hingga dirinya, pada akhirnya mulai mempercayai bakat dan dirinya sendiri, serta Saki juga tumbuh menjadi sosok yang bijaksana. Begitu pula dengan Sima, yang pada awalnya merasa tidak pantas untuk hidup pada akhirnya menemukan caranya sendiri untuk bertahan hidup.
Pada cerpen ini terdapat beberapa latar suasana yang ditunjukan melalui deskripsi narator maupun dialog antar tokoh. Latar suasana yang muncul dalam cerpen ini didominasi oleh suasana sedih dan kesepian.
Pada awal cerita, latar dalam cerpen Biografi Luka ini memperlihatkan kesedihan dan duka dari Saki. Hal tersebut disampaikan pada narasi setelah Jejawu meninggal, Saki berdiam seharian di makam Jejawu merenungkan perihal sahabatnya itu. Ia merasa sedih karena semasa hidup selalu bersama Jejawu tetapi kini ia sendirian. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
“Saki pulang nyekar. Seharian ia habiskan waktu di makan Jejawu. Dia banyak merenung perihal sahabatnya itu, yang semasa hidup memang sering bersamanya. Bahkan setiap kali Saki melukis, Jejawu hampir selalu menemani. Namun setelah Jejawu meninggal, keadaanya menjadi lain.”
Kepergian Jejawu membawa rasa kesepian pada Saki karena semasa hidupnya hanya Jejawu yang menemaninya dan peduli padanya. Merasa sedih dan sendirian berada di tempat yang berisi kenangannya dengan Jejawu, Saki pun pergi meninggalkan tempat itu. Ia memutuskan pergi ketempat yang ramai berusaha untuk melupakan kesedihan dan mencari sosok yang peduli padanya, sama seperti Jejawu memperlakukannya.
Selain pada tokoh Saki, kesedihan juga digambarkan pada tokoh bernama Sima. Sima merupakan perempuan yang Saki temui tengah berusaha bunuh diri di pinggir jurang. Setelah ditolong Saki, Sima duduk di sebuah batu di bawah pohon trembesi. Sima pun bicara pada Saki, mengungkapkan alasan mengapa ia berusaha bunuh diri.
Dari kejadian yang melibatkan Saki membuat suasana lambat laun menjadi membaik karena Saki menunjukan perubahan sifat. Setelah bertemu dengan perempuan tersebut dan menyampaikan saran, ia melanjutkan perjalanannya. Sampai di tempat tujuan, ia mulai melukis dan lukisannya ramai dibeli. Akhirnya karena Saki sibuk melukis, ia melupakan kesedihan dan kesepian ketika ia ditinggal oleh Jejawu.
Cerpen Biografi Luka karya Yuditeha ini mengajarkan kita bahwa dalam hidup ini, setiap manusia akan tiba masanya datang lalu pergi. Ditinggalkan oleh seseorang yang berharga bagi kita memang menyedihkan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kita harus dapat merelakan kepergiannya. Jangan sampai kita terjebak dalam masa lalu. Hidup bukan hanya tentang satu orang saja. Masih banyak orang-orang lain disekitar kita yang sama berharganya. Jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk terus bergerak maju.
Satu lagi, jangan sampai merasa bahwa kita adalah orang paling buruk di dunia. Memang banyak orang yang lebih beruntung dari kita. Namun, sesekali cobalah untuk melihat kebawah. Bahwa masih banyak juga orang kurang beruntung dari kita. Jangan jadikan kekurangan kita sebagai alasan untuk melakukan bunuh diri. Bunuh diri sering digunakan sebagai bentuk pelampiasan dari permasalahan seseorang yang menganggap bahwa dengan melakukan bunuh diri permasalahan-permasalahan akan selesai dengan begitu saja. Cerpen ini ingin menekankan bahwa tindakan bunuh diri adalah tindakan yang serius dan berdampak besar bagi keluarga, teman, dan orang yang ditinggalkan.

Ditulis oleh Adelina, Fidelis, Luthfi, Salsabilla, Fikri - PBSI UNTIDAR