Menanti Regenerasi Sektor Tunggal Putri Bulu Tangis Indonesia

245324103_1115124378891400_6495185656768292324_n (1)

Sumber: instagram.com/badminton.ina

Bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sering mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Tak heran sumbangsih medali selalu dinantikan dalam ajang-ajang Internasional, dari tunggal putri, tunggal putra, ganda putri dan ganda putra hingga ganda campuran semua telah memberikan hasil yang mengharumkan. Semua sektor telah mencicipi manisnya medali kejuaraan.

Seiring berjalannya waktu permasalah regenerasi menjadi hal utama yang menjadi fokus perhatian. Kini, dari semua sektor bulutangkis hanya tunggal putri yang belum menunjukkan terbitnya hilal keemasan. Jika kita menilik era tahun 1990-an, tunggal Putri menjadi sektor yang dapat diandalkan dari mendali emas All England, Indonesia Open, Kejuaraan Dunia dan Uber Cup hingga medali emas Olimpiade Barcelona 1992 semua pernah di genggam. Susi Susanti dan Mia Audina adalah sosok di balik era keemasan tahun 1990-an.

Setelah pensiunnya Susi Susanti dan pindahnya kewarganegaraan Mia Audina, tongkat estafet tunggal putri berada di tangan Maria Kristin, Linda Weni Fanetri dan Adriyanti Firdasari. Puncaknya pada Olimpiade Beijing 2008 Maria Kristin memperoleh mendali perunggu setelah mengalahkan wakil tuan rumah. Namun, tongkat estafet tunggal putri belum dapat diteruskan ke era setelahnya.

Lelah, mungkin yang tergambar dari penggemar bulu tangkis di Indonesia. Menanti dari tahun ke tahun tunggal putri kembali ke masa emasnya. Kini, peringkat tunggal putri terbaik Indonesia di pegang Gregoria Mariska tunjung yang berada pada ranking 22 dunia. Gregoria Tunjung, Ruselli Hartawan dan Putri Kusuma Wardani merupakan harapan baru sektor tunggal putri Indonesia.

Kendati mereka sering terhenti dalam babak awal penyisihan, mereka telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Salah satunya adalah Putri Kusuma Wardani, tunggal Putri yang berperingkat 71 dunia menunjukkan tren positif. Dia berhasil menjuarai Spanyol Terbuka super 300 dan perlahan mengalami kenaikan peringkat ke papan atas persaingan. Namun, rasanya masih terlalu dini untuk mengatakan kembalinya era keemasan tunggal putri Indonesia.