Memutus Mata Rantai Tanggungan Finansial Generasi Sandwich


Sumber : Surabayamuda

Sandwich generation atau generasi sandwich, hal apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar istilah tersebut? Mungkin bagi beberapa orang istilah tersebut masih terdengar asing, tetapi tak sedikit pula kalangan yang sudah tidak asing dan bahkan merasa relate dengan istilah ini. “Capek banget gak sih jadi sandwich generation?” , “Sandwich generation kuat-kuat ya kalian!”, “Ya Tuhan, rasanya pengen resign jadi sandwish generation”, cuitan dan keluh kesah seperti itu akhir-akhir ini marak dilontarkan oleh kalangan yang merasa dirinya bagian dari generasi sandwich di media sosialnya.

Arti Generasi Sandwich

Sebenarnya apa itu generasi sandwich? Mengutip dari Wikipedia (2021) generasi roti lapis, generasi roti jepit, generasi terimpit, generasi terapit, atau generasi terjepit adalah sekelompok orang dewasa paruh baya yang merawat orang tua mereka yang lanjut usia dan anak-anak mereka sendiri.

Tetapi pada kenyataannya generasi sandwich tidak hanya berasal dari kalangan dewasa paruh baya yang sudah berkeluarga melainkan juga dari generasi muda yang telah berpenghasilan sendiri.

Tak sedikit generasi muda berumur 20 tahun ke atas yang mengeluhkan tentang beban finansial yang ditanggungnya sebagai generasi sandwich. Mereka merasa keberatan karena harus membiayai kebutuhan hidup anggota keluarga lain yang sudah tidak berpenghasilan ataupun belum berpenghasilan, hal itu menyebabkan mereka tidak dapat menabung atau merencanakan target finansial untuk masa depan mereka.

Faktor Generasi Sandwich

Seseorang atau sekelompok orang yang terjebak menjadi generasi sandwich disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi menurut Shelda Audita (2021) faktor yang paling utama adalah kurangnya kemampuan seseorang dalam mengelola dan merencanakan keuangan. Tidak sedikit orang yang pada masa produktifnya berperilaku konsumtif sehingga tidak memikirkan terkait persiapan untuk masa pensiun mereka, padahal banyak hal yang sebenarnya harus dipersiapkan mulai dari keuangan, mental, dan kesehatan.

Karena kegagalan dalam pengelolaan keuangan tersebut menyebabkan orang itu tidak memiliki tabungan di hari tuanya sehingga mereka akan bergantung pada penghasilan anaknya kelak. Berlanjutlah anak tersebut akan menjadi sulit menabung untuk masa depannya karena harus menanggung kebutuhan hidup orang tuanya. Maka dari itulah biasanya jika seseorang sudah terikat dengan generasi sandwich akan sulit untuk memutus rantai tanggungan finansialnya ini.

Selain itu, minimnya pengetahuan terkait asuransi kesehatan, jaminan hari tua, dan investasi sebagai penghasilan pasif juga menjadi faktor lain yang menyebabnya lahirnya generasi sandwich.

Tanggungan Generasi Sandwich

Tanggungan berat yang harus dipikul oleh generasi sandwich tentunya akan menimbulkan berbagai dampak buruk baik dari segi fisik, mental, dan terlebih lagi finansial. Generasi ini sangatlah rentan mengalami tekanan psikologis yang dapat berakibat pada terganggunya pekerjaan, kehidupan sosial, maupun kehidupan berumah tangga.

Generasi sandwich juga akan dihantui rasa khawatir yang menyebabkan kecemasan berlebihan, mereka khawatir penghasilan mereka tidak akan cukup untuk membiayai tanggungan finansial yang dipikulnya. Umumnya, para generasi muda yang terjebak dalam kondisi finansial yang terjepit akan merasa sulit untuk melangkah ke jenjang kehidupan selanjutnya misalkan pernikahan atau berumah tangga.

Contohnya saja seorang anak pertama yang orang tuanya sudah tidak mampu bekerja sedangkan adik-adiknya masih perlu biaya untuk melanjutkan pendidikan, maka ia mau tidak mau harus menanggung beban finansial keluarganya yang berujung pada ketidakmampuan untuk menabung dan merencanakan pengelolaan finansial untuk masa depannya sendiri.

Cara Memutus Tanggungan Finansial

Fenomena generasi sandwich ini biasanya berlangsung secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya sehingga diperlukan upaya pemutusan mata rantai generasi sandwich. Menurut postingan money smart id via Instagram, beberapa upaya untuk memutus mata rantai tanggungan finansial generasi sandwich adalah sebagai berikut:

  • Mengalokasikan 50% gaji untuk kebutuhan pokok
  • Menyisihkan 10-20% untuk dana darurat
  • Mengalokasikan 10% untuk BPJS atau asuransi kesehatan dan asuransi jiwa
  • Investasikan 10-20% untuk dana pendidikan anak

Nah, dari sini seharusnya kita dapat menyadari begitu berat dan sulitnya jika terjebak dalam generasi sandwich bukan?

Agar Tidak Terjebak

Untuk itu selagi masih ada waktu, terapkanlah pengelolaan keuangan yang baik dengan tidak berperilaku konsumtif dan mengalokasikan pendapatan dengan bijak. Jangan lupa terkait menyisihkan dana untuk menikmati hari tua nanti.

Tidak ada salahnya untuk bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian bukan? Tetapi walaupun harus berhemat, tetap saja jangan sampai harus menyiksa diri sendiri. Intinya pintar-pintarlah dalam mengatur berbagai hal baik itu keuangan, kesehatan fisik dan mental, penggunaan waktu, dan hal-hal krusial lainnya.

Jika saat ini kalian bukanlah bagian dari generasi sandwich maka teruskanlah dan jangan sampai suatu saat nanti akan terjebak dalam kondisi ini. Namun, jika saat ini kalian adalah salah satu dari generasi sandwich maka kuatkan diri kalian, cari berbagai solusi untuk keluar dari situasi ini, terapkan upaya untuk memutus mata rantai tanggungan finansial agar kelak anak-anak kalian dan generasi selanjutnya tidak perlu merasakan sulitnya menjadi generasi sandwich.

Sumber:
  • Wikipedia. (2021). Generasi Roti Lapis. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Generasi_roti_lapis. Diakses pada tanggal 21 Juni 2022.
  • Audita, Shelda. (2021). Apa Itu Generasi Sandwich? Ini Penyebab dan Cara Memutus Rantainya!. https://pintek.id/blog/generasi-sandwich/. Diakses pada tanggal 23 Juni 2022.