Memperjuangkan Asa Yang Tak Pernah Terbersit Sebelumnya

Kota Magelang. Tak sekalipun pernah mendengar kata bahkan tahu bahwa itu merupakan nama sebuah kota nan jauh di sana. Kota Magelang, kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah ini merupakan kota yang sedang ditempati saat ini. Awal mendengar kata Magelang tanpa tahu di mana letaknya sempat berpikir bahwa kota ini berada di daerah Semarang. Entah kenapa tanpa adanya alasan yang jelas menyatakan bahwa Magelang terdapat di daerah Semarang. Namun nyatanya ia merupakan kota dan kabupaten yang berdiri sendiri. Ia memiliki kota yakni Kota Magelang dan Kabupaten Magelang yang terdapat 2 wilayah, yakni Magelang Utara dan Magelang Selatan.

Pada April 2023 mendaftarkan diri dengan yakin untuk mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi yang dikenal pada saat itu sebagai SNBT. Saat itu sedang tertarik dengan dunia IT. Bahkan hal ini telah saya impikan sejak menduduki kelas 11 SMK. Dengan berlatar belakang sebagai murid multimedia saat SMK, sehingga amat memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi saat menjadikan Sistem Informasi di Universitas Negeri Semarang di pilihan pertama, serta jurusan Sistem Informasi di Universitas Negeri Surabaya sebagai pilihan kedua. Saat itu dengan kemampuan otak yang tidak seberapa sekaligus tidak disertai dengan belajar yang giat. Dengan bodohnya saya tetap mengharapkan akan lulus pada tes saya yang pertama kalinya ini. Hasilnya pengumuman yang saya dapatkan yakni tidak diterima di kedua universitas tersebut. Akibat terlalu jumawa pada diri sendiri yang membuat saya terlalu buta terkait perjuangan.

Rasa kecewa dan rendah diri pada diri ini tentu saja muncul kala itu. Saat kelulusan saya dilaksanakan pada bulan Juni. Bingung melanda diri ini. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Tanya saya dalam hati. Berusaha meneruskan daftar kuliah secara mandiri di kampus lainnya serasa berat. Karena rasa kecewa itu masih hinggap di dada. Namun untuk mencari kerja pun, sadar akan diri ini tidak mempunyai kemampuan maupun keahlian spesifik. Maka dari itu saya tetap mencoba untuk mendaftar di kampus lainnya. Pilihan yang dipilih yakni PTN yang dekat dengan daerah rumah saya, yakni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Lampung, serta Universitas Islam Negeri Jakarta. Pilihan saya terpaku pada UIN Jakarta. Maka dari itu saya mendaftar di sini dengan mengambil pilihan pertama Akidah dan Filsafat Islam serta pilihan kedua yakni Ilmu Perpustakaan. Namun tetap saja hasil yang saya dapatkan yakni kegagalan. Tapi bukankah kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda?. Kalimat tersebut saya jadikan sebagai kalimat motivasi bagi diri ini.

Kemudian akhirnya saya memberanikan diri mencoba mendaftar di Universitas Tidar. Kampus ini memang sangatlah jauh dari tempat saya tinggal. Bahkan saya baru tahu mengenai Universitas ini dari internet. Saat mendaftarkan diri saya memiliki rasa takut pada betapa jauhnya tempat ini. Tapi bukankah dalam memperjuangkan sesuatu membutuhkan pengorbanan yang berarti?. Saat waktu yang telah ditentukan, ditetapkannya tanggal tes ujian di kampus itu langsung. Maka dari itu saya berangkat dari rumah saya yang berada di Banten ke Kota Magelang, Jawa Tengah. Dengan menggunakan bus yang menempuh jalanan dalam waktu 8 jam hingga Kota Semarang. Lalu dilanjut ganti bus dengan jurusan jogja selama 2 jam, sehingga tiba di tempat penginapan pada pukul 4 sore. Dilanjut keesokan harinya dengan mengikuti tes pada jam 8 pagi di kampus pusat. Tes ujian dilaksanakan dengan hikmat bagi para peserta. Selesai tes dilanjut dengan pergi ke tujuan Solo, untuk menjumpai teman lama saya yang berada di sana. Namun di Solo saya tidak mengeksplor kota Solo, melainkan kami menjelajahi kota Yogyakarta. Hal itu merupakan pengalaman saya ke sana. Banyak hal yang tidak pernah saya temui di daerah saya di situ. Saya menyadari betapa indahnya Jogja. Pantas saja ia memiliki nama Daerah Istimewa Yogyakarta. Keesokannya saya kembali ke rumah.

Saat pengumuman yang akhirnya mendapatkan berita bahwa saya resmi telah menjadi keluarga mahasiswa Universitas Tidar. Tak pernah terpikirkan bagi saya bahwa saya akan menjadi seorang mahasiswa di kampus yang tak pernah diketahui sebelumnya dengan jurusan yang tak pernah terencana kan bagi saya. Walau hingga saat ini pun saya masih terpikir mengapa dulu tidak mendaftar di jurusan sastra atau di bahasa? Padahal saya sendiri memiliki kemampuan di bidang bahasa inggris dan arab, serta memiliki ketertarikan di bidang sastra terlebih di bidang tulis menulis. Tapi tidak apa, hal itu sudah berlalu. Sekarang sudah saatnya saya untuk berfokus pada pilihan saya saat ini.

1 Like