Memotong Masa Remaja Demi Menyambung Hidup Keluarga

Mungkin bagi sebagian orang, kuliah adalah pilihan untuk melanjutkan kehidupan setelah SMA. Namun bagi sebagian orang yang kurang beruntung, mereka harus rela meninggalkan masa remajanya. Alih-alih kuliah, mereka harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Bukannya tak ingin kuliah, tapi keadaan lah yang tidak mengizinkan mereka untuk berkuliah.

Hal itu lah yang dirasakan oleh seorang pemuda di perumahan Griyo Rejo Indah, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Setiap hari ia rela bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya. Semenjak ayahnya meninggal setahun yang lalu, ia menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ia tak pernah dapat bermain seperti teman-temannya yang lain. Dia lebih memilih untuk bekerja agar keluarganya dapat menyambung hidup.

Pemuda itu bernama adalah anak kedua dari dua bersaudara. Dia adalah laki-laki satu-satunya di keluarganya. Kakaknya yang merupakan seorang perempuan sudah menikah dengan lelaki pilihannya. Dia sudah dikaruniai dua orang anak perempuan dan laki-laki. Kini kakaknya sudah tinggal bersama keluarga kecilnya. Dia hanya tinggal berdua dengan ibunya.

Setiap hari senin sampai jumat dia bekerja di polsek Muntilan sebagai tenaga bantu. Disana dia sering membantu polisi untuk mendata orang-orang yang datang ke polsek. Selain itu dia juga sering membantu polisi untuk mengawasi siswa-siswa SMK yang wajib lapor. Terkadang ia juga diajak untuk ikut berpatroli menjaga keamanan lingkungan sekitar.

Setelah pulang kerja, dia masih harus menyiapkan susu dan keperluan yang lainya untuk berjualan. Dia berjualan di depan masjid al-mu’awwanah yang berjarak 2 km dari rumahnya. Ia menyiapkan dagangannya sore hari karena dia harus mulai berjualan jam 5 sore. Walaupun dirinya sibuk bekerja, namun dia tak pernah lupa untuk solat. Dia selalu meninggalkan lapaknya ketika azan berkumandang, dan bergegas untuk melaksanakan solat berjamaah di masjid.

Ia berjualan susu segar dan juga roti bakar, sebagai tambahan. Usahanya ini baru dibuka 2 bulan yang lalu. Ia terinspirasi dari pak Wanto dan mas Brow, yang juga menjual susu dan roti bakar. Kebetulan di sekitar tempatnya tinggal belum ada penjual susu segar. Sehingga ia berfikir untuk membuka usaha tersebut. Hasilnya lumayan untuk menambah uang belanja ibunya.

Sebelum membuka usaha susu segar ini, ia pernah berjualan jasuke (jagung, susu, keju), boba, dan juga takoyaki. Namun usaha tersebut kurang berkembang, sehingga ia mencari ide usaha yang lain. Dan akhirnya ia terfikirkan untuk membuka usaha berjualan susu segar ini. Sejauh ini usaha yang dirinya tekuni ini lumayan menguntungkan. Banyak warga sekitar yang antusias untuk membeli susu segar miliknya ini.

Ide usaha berjualan susu segar ini memang sudah ada sebelumnya, tetapi letaknya cukup jauh dari tempatnya tinggal. Hal itu lah yang menjadi salah satu faktor mengapa susu segar miliknya ini selalu ramai pembeli. Selain itu, susu segar miliknya ini juga memiliki berbagai varian rasa. Mulai dari taro, coklat, stroberi, matcha, dan lain-lain. Tak hanya itu, ia juga menjual roti bakar sebagai cemilan.

Dia selalu berusaha mencari ide-ide kreatif lainnya. Dia selalu berusaha mencari inovasi baru yang dapat membuat usahannya ini lebih ramai. Dia tidak akan pernah puas dengan apa yang telah ia miliki ini. Dia akan terus berusaha dan bekerja lebih keras lagi agar usahanya dapat berkembang dengan pesat.

Semua yang ia lakukan ini semata-mata karena dirinya sangat mencintai ibunya. Ia tahu bahwa ia harus bekerja dengan keras untuk membahagiakan ibunya. Karena saat ini tujuan hidupnya hanya untuk membahagiakan ibunya saja. Tak ada yang lebih berharga di dunia ini selain ibunya saat ini.

1 Like