Memori yang Terputus 12 Tahun Silam

Hari itu, saat aku duduk dibangku kelas 2 sekolah dasar senyumku tidak pernah pudar. Di Sekolah, suasana terasa penuh kegembiraan karena kami baru saja menyelesaikan ujian dan hasilnya saat itu diumumkan. Aku sudah berlatih keras dan saat melihat nilaiku bagus di kertas ujianku yang sudah dibagikan oleh guruku rasanya seperti seluruh dunia milikku. Teman-temanku juga merasa senang dengan nilai yang kami dapatkan dan kami mulai berbagi cerita tentang harapan dan impian kami. Ketika bel pulang sekolah berbunyi, aku dan kakakku berlari keluar dengan penuh semangat menuju pintu keluar gerbang sekolah, berkeinginan untuk segera memberitahu ibukku tentang prestasiku. Rasa bahagia membanjiriku, aku membayangkan betapa bahagia dan bangganya ibukku mendengar berita ini. Begitu semangat aku berlari sembari membawa hasil kertas ujianku hingga depan gerbang sekolah aku melihat suasana ramai dengan anak-anak sebayaku yang berbincang dan tertawa.

Senyumku lebar, seolah-olah semua beban dipundakku menghilang. Saat aku melompat-lompat kecil sembari membayangkan semua pujian yang akan aku dapat, aku tidak menyadari bahwa aku sedang berada di tepi jalan yang ramai. Fi ujung jalan aku melihat kakakku menungguku untuk segera menyeberangi jalan, aku melambaikan tanganku kearahnya. Semuanya terasa seperti dalam dunia penuh warna dimana hanya kebahagiaan dan keceriaan yang ada.

Ketika aku mendekati jalan raya, aku semakin tidak sabar untuk menyeberang menuju kearah kakakku. Pikiranku dipenuhi oleh impian dan aku melupakan untuk melihat ke kiri dan ke kanan jalan. Satu langkah ke depan dan tiba-tiba, segalanya terasa seperti terputus. Aku merasakan benturan yang sangat keras dan seketika semua menjadi gelap. Suara riuh orang-orang yang bercanda, bunyi mesin dan semua yang ada disekelilingku lenyap dalam sekejap. Ketika aku membuka mata, semuanya terasa asing aku terbaring di ranjang rumah sakit dan dikelilingi oleh banyak dokter dan perawat yang sedang menyentuh tubuhku yang mati rasa, suara bip mesin dan aroma antiseptik yang sangat menyengat. Wajah-wajah yang aku kenal tetapi samar tampak cemas disekelilingku. Aku melihat banyak darah membasahi bajuku. Mereka berusaha tersenyum dengan air mata diwajah mereka sembari memandang ke arahku, tetapi aku bisa merasakan ketegangan di udara. Apa yang terjadi? dimana aku? kenapa tubuhku terasa sakit? kenapa aku tidak bisa menggerakkan seluruh bagian tubuhku, pertanyaan-pertanyaan ini berputar dalam pikiranku tetapi aku tidak memiliki jawaban. Tubuhku kala itu seakan mati rasa hingga akhirnya aku merasakan kegelapan mulai menyelimuti mataku lagi.

Ketika akhirnya aku membuka mataku kembali, aku melihat banyak alat medis terpasang di tubuhku, banyak orang dengan wajah yang terasa asing mulai menangis dan akhirnya aku tersadar ternyata aku sudah tertidur lebih dari dua bulan. Selama dua bulan aku terjebak dalam keadaan koma. Aku terbangun dengan banyak perban yang menutupi luka di tubuh dan wajahku, serta aku mengalami kebutaan sementara di sebelah mata kiriku, aku tidak mampu menggerakkan tubuhku dan berbicara sepatah katapun. Dalam tidur panjangku, aku merasakan potongan-potongan kenangan yang datang dalam mimpiku.Ada momen saat aku bermain di taman, suara tawa teman-temanku di sekolah, aroma masakan Ibuku yang hangat, dan senyuman yang membuatku merasa aman. Namun, semua itu terasa mimpi yang tidak dapat kupegang. Kegelapan dan ketidakpastian mengelilingiku, dan aku terjebak didalam bayang-bayang yang terasa asing bagiku.

Waktu seolah berjalan sangat lambat, dunia di sekelilingku terasa sangat asing. Wajah-wajah yang familiar muncul, tetapi namanya tidak bisa kuingat, Ibuku, Nenek, Kakak, dan bahkan teman-temanku mereka tampak bahagia tetapi aku tidak bisa merasakan ikatan terhadap mereka semua. Rasa kosong menggelayuti hatiku dan aku merasa terasing dari hidupku sendiri. Ternyata aku hanya mengingat satu orang yaitu Kakekku saja entah tidak tau bagaimana. Setelah pulang dari Rumah Sakit, segalanya terasa beda. Rumah yang dulu hangat dan penuh kasih kini menjadi tempat yang asing bagiku. Setiap sudut kamar, setiap foto di dinding, semuanya terasa seperti kenangan yang tidak bisa kutangkap dipikiranku. Aku duduk di meja belajarku dan melihat pensil warna yang sepertinya begitu aku sukai sebelum aku hilang ingatan dulu terlihat dari beberapa gambar yang terpajang di kamarku. Hatiku bergetar kenangan tentang menggambar dan bermain seolah-olah terbang menjauh. Aku menangis dengan perasaan hampa, mencoba mengingat masa laluku tapi semua sia-sia

Walaupun ingatan lamaku hilang, aku menyadari bahwa aku harus terus berjuang menemukan diriku yang baru. Dengan setiap goresan pensil yang aku buat, aku mencoba mengingat kembali apa yang hilang terkadang aku merasa putus asa tetapi keluargaku terus menyemangatiku untuk terus berusaha. Setiap kali aku menggambar meskipun hasilnya tidak seindah yang pernah kulakukan, ada sedikit kebahagiaan yang muncul, itu seperti merangkai kepingan puzzle yang hilang, sedikit demi sedikit ingatanku mulai kembali biarpun tidak semua setidaknya itu membuatku merasa usahaku tidak sia-sia. Aku mulai mengajak teman-temanku bermain lagi meskipun awalnya terasa canggung tetapi aku berusaha mengenal mereka kembali dengan diriku yang baru. Setiap momen baru adalah kesempatan untuk membangun kembali kenangan baru, meskipun tidak ada yang bisa menggantikan ingatanku yang hilang. Mereka mengajakku bermain dan membantu mengingatkan tentang kenangan yang pernah kami lalui bersama. Dalam proses ini, aku mulai menemukan kembali potongan diriku yang hilang. Walaupun ingatan tentang masa laluku mungkin tidak pernah kembali seutuhnya, aku belajar bahwa hidup terus berjalan.

Dalam perjalanan ini, aku menyadari bahwa meskipun ingatan bisa hilang tetapi semangat dan keinginan untuk belajar dan meraih mimpiku tidak pernah pudar. Aku bertekad untuk tidak membiarkan kecelakaan itu merusak semangatku. Setiap langkah baru adalah kesempatan untuk menciptakan cerita baru dalam menghiasi hidupku dengan pengalaman-pengalaman yang penuh arti. Dan meskipun kenangan lama tidak bisa kembali aku yakin bahwa masa depanku masih memiliki banyak kejutan dan petualangan yang menanti untuk aku jelajahi.

1 Like