Membangun Sistem Pendidikan yang Relevan untuk Kebutuhan Pendidikan Gen-Z di Era Digital

Generasi Z merupakan generasi Z yang memiliki tahun lahir 1997 hingga 2012. Generasi ini adalah sekumpulan orang-orang yang sangat beragam dan berkembang pada era kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Hal ini sangat berpengaruh besar pada gaya komunikasi, bersosialisasi, dan belajar. Generasi Z dikenal sebagai generasi yang pragmatis dengan prioritas pada keamanan karir, pendidikan inklusif dan canggih telah menjadikan mereka pelopor inovasi dan perubahan sosial. Berbeda dengan Generasi X (1965-1980) yang mengenal komputer pribadi atau Milenial (1981-1996) yang menyaksikan internet menjadi populer, Generasi Z sudah akrab dengan era digital yang lebih maju, dimana penggunaan smartphone dan media sosial adalah rutinitas harian. Generasi X sendiri merupakan generasi yang lahir pada tahun 1965 hingga 1980. Generasi X dipandang sebagai generasi yang memiliki sifat pekerja keras, selalu fokus terhadap karir, pemecah masalah yang baik, dan mandiri. Generasi Milenial adalah generasi yang lahir pada tahun 1981-1996. Generasi ini berkembang di era yang telah canggih dalam menggunakan media sosial dan smartphone. Kesadaran sosial dan lingkungan Generasi Z yang tinggi mendorong perubahan dalam bisnis dan kebijakan publik, lebih berfokus pada keberlanjutan. Keberanian generasi Z dalam menyuarakan opini dan nilai-nilai telah mempengaruhi dinamika politik dan budaya di Indonesia, membawa kebijakan yang lebih menyeluruh dan progresif.

Sistem pendidikan di Indonesia meliputi tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan dasar tersusun atas Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama 3 tahun. Pendidikan tinggi meliputi Perguruan tinggi dan universitas. Pendidikan tidak selalu menjadi tanggung jawab pemerintah, namun masyarakat di negara tersebut ikut mempunyai peran yang sama pentingnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Sebagian sekolah di Indonesia kemungkinan belum seutuhnya sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan Generasi Z yang tumbuh di era digital yang melesat. Adanya kurikulum terbaru yaitu Kurikulum Merdeka, dimana kurikulum ini bersifat fleksibel dan lebih berfokus kepada konten atau materi esensial yang lebih optimal dalam pembelajaran serta pengembangan karakter guna pelajar mempunyai cukup waktu untuk mendalami konsep dan meningkatkan kemampuan.

Generasi Z menempuh tantangan kuat dalam pendidikan dikarenakan ketergantungan dari generasi Z terhadap teknologi. Ketergantungan ini kerap mengurangi kemampuan berfikir kritis mereka, sehingga anak atau remaja kurang mempunyai semangat untuk menganalisis suatu hal secara detail. Di sisi lain, pendidikan teknologi yang terampil akan sangat penting guna mempersiapkan mental dalam menghadapi dunia kerja yang semakin maju dan canggih. Maka dari itu, upaya yang bisa diperbuat adalah menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan peningkatan keterampilan berfikir kritis. Sekolah dan berbagai institusi pendidikan patut mengintegrasikan teknologi secara bijak pada kurikulum dengan tetap memajukan metode pembelajaran yang mengundang analisis, pemecahan masalah, dan kreativitas.

Oleh: Shofi Humaira El Abidah