Kegiatan sosial merupakan salah satu bentuk kepedulian yang lahir dari hati. Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi relawan, ia sejatinya tengah membuka diri untuk terlibat lebih jauh dalam kehidupan orang lain dengan berbagi waktu, energi, dan kasih sayang dengan tulus.
Kegiatan Sosial di MI Sirojul Munir
Saya merasa sangat beruntung bisa ikut serta dalam kegiatan sosial bersama divisi GABUT dan BEM KEMASYARAKATAN yang dilakukan di MI Sirojul Munir. Meski hanya berlangsung selama satu bulan, kegiatan ini membawa banyak pengalaman dan pelajaran berharga, baik bagi anak-anak di sekolah tersebut maupun bagi kami para relawan.
Kegiatan ini bukan soal datang dan memberi, tetapi menjalin hubungan yang saling membangun antara kami dan para siswa. Kami tidak sekadar menyampaikan materi, tetapi juga berupaya menghadirkan suasana yang hangat dan menyenangkan agar mereka merasa diperhatikan dan dihargai.
Kepedulian Sosial
Saya berperan sebagai divisi media creative Gabut Indonesia yang membantu dalam mendokumentasikan selama kegiatan berlangsung. Saya banyak belajar bahwa kepedulian sosial bukan suatu hal yang cepat, tetapi tumbuh perlahan melalui interaksi dan komitmen yang tulus.
Perkenalan
Di minggu pertama yaitu tanggal 9 November 2024 kegiatan dimulai dengan sesi perkenalan. Kami datang dengan membawa semangat dan senyum hangat, memperkenalkan diri satu per satu di hadapan para siswa yang awalnya tampak malu-malu. Namun saat permainan dan kegiatan interaktif dimulai, suasana menjadi lebih cair.
Anak-anak mulai terbuka, menyambut kami dengan tawa mereka, dan menunjukkan antusiasme mereka. Itulah momen pertama yang membuat saya yakin bahwa kehadiran kami benar-benar diterima.
Percaya Diri dan Kreativitas Siswa
Minggu berikutnya pada 16 November 2024 difokuskan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kreativitas siswa. Kami mengajak mereka untuk membuat mading bersama-sama.
Aktivitas ini menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri melalui gambar, tulisan, dan kreasi visual lainnya. Beberapa anak bahkan dengan antusias membawa hasil gambar dari rumah karena tidak sabar ingin berpartisipasi.
Semangat dari mereka menandakan bahwa kegiatan sederhana seperti ini bisa memberi dampak besar, terutama ketika dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan dan memberdayakan.
Cinta Lingkungan
Memasuki minggu ketiga di tanggal 23 November 2024 kami mengangkat tema cinta lingkungan. Anak-anak diajak untuk ikut dalam aksi menanam pohon di area sekolah. Mereka belajar menggali tanah, menanam bibit, dan menyiram tanaman dengan penuh semangat. Terkadang mereka saling berebut ember air, berlomba untuk ikut menyiram.
Selain menjadi pengalaman seru, kegiatan ini sekaligus menanamkan nilai pentingnya menjaga alam sejak usia dini. Di sinilah saya melihat bahwa pembelajaran terbaik seringkali datang dari praktik langsung, bukan hanya dari teori di dalam kelas.
Tampil di Depan Umum
Pada minggu terakhir tanggal 30 November 2024 kegiatan ditutup dengan sebuah acara yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Anak-anak yang selama beberapa minggu dilatih, kini tampil di depan umum dengan percaya diri. Mereka membacakan puisi, menyanyi, dan menari sederhana dengan penuh semangat.
Wajah bahagia orang tua dan guru mencerminkan kebanggaan atas perkembangan anak-anak mereka. Bagi saya, ini bukan sekadar penampilan, melainkan bukti nyata bahwa anak-anak mampu tumbuh dan berkembang ketika diberi ruang, dukungan, dan kepercayaan.
Bahagia Itu Sederhana
Selama empat minggu itu, saya pribadi mengalami proses pembelajaran yang tidak didapat di ruang kuliah. Saya belajar bahwa menjadi relawan bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga hadir secara emosional. Kita harus membuka hati, menyisihkan ego, dan benar-benar hadir untuk memahami kebutuhan mereka.
Saya juga menyadari bahwa kebahagiaan seringkali muncul dari hal-hal kecil seperti tawa anak-anak saat bermain, atau mata berbinar mereka saat berhasil menyelesaikan tugas. Yang membuat pengalaman ini lebih istimewa adalah kesadaran bahwa dalam kegiatan ini, kami bukan hanya memberi, tapi juga menerima.
Kami datang untuk mengajar, tapi pada akhirnya, justru banyak hal yang kami pelajari dari mereka. Anak-anak mengajarkan ketulusan dalam berteman, semangat dalam belajar, dan kejujuran dalam berekspresi. Guru dan orang tua memberi contoh bagaimana kolaborasi yang baik bisa membentuk lingkungan belajar yang positif.
Mulai Dari Hal yang Kecil
Aksi sosial ini menjadi pengingat bahwa perubahan tidak harus dimulai dari hal besar. Mulai dari kehadiran, senyuman, dan perhatian sederhana sudah cukup untuk membuat perbedaan.
Saya berharap, kebersamaan yang sempat terjalin di MI Sirojul Munir bisa terus tumbuh tidak hanya dalam ingatan, tetapi juga dalam tindakan nyata ke depannya.
Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk ikut bergerak dalam aksi sosial, karena dunia ini membutuhkan lebih banyak tangan yang peduli dan hati yang mau berbagi. Dari aksi kecil yang tulus, dampak besar bisa tercipta tidak hanya bagi mereka yang dibantu, tetapi juga bagi kita yang membantu.