Membangun Karakter dan Wawasan Melalui Program Budaya Literasi dan Numerasi di SD Negeri 1 Salakan

Pendidikan dasar merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan siswa. SD Negeri 1 Salakan sebagai salah satu institusi pendidikan dasar di Indonesia berkomitmen untuk mencetak generasi cerdas, terampil, dan berwawasan luas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program budaya literasi dan numerasi secara rutin setiap hari. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa, tetapi juga menanamkan kebiasaan belajar yang positif sejak dini.

Program budaya literasi dan numerasi ini dilaksanakan setiap pagi pukul 07.00 hingga 07.30, sebelum kegiatan belajar mengajar utama dimulai. Pelaksanaannya dilakukan secara bergantian; hari pertama diisi dengan kegiatan literasi, sementara hari berikutnya difokuskan pada numerasi. Pola ini berulang setiap hari agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang seimbang antara bahasa dan logika numerik.

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui aktivitas literasi, serta kemampuan logika dan pemecahan masalah melalui numerasi. Literasi tidak hanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan menyimak, memahami informasi, dan mengolahnya menjadi pemikiran baru. Di sisi lain, numerasi mengajarkan siswa untuk berpikir logis, memahami angka, dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh, kegiatan ini juga dirancang untuk membangun budaya belajar yang konsisten dan menyenangkan. Dengan pembiasaan membaca, menulis, berhitung, dan berdiskusi sejak pagi, siswa menjadi lebih siap mengikuti pelajaran inti dengan semangat yang tinggi.

Bentuk Kegiatan Literasi

Kegiatan literasi dilakukan pada hari-hari ganjil, seperti Senin, Rabu, dan Jumat. Bentuk kegiatan literasi sangat beragam dan disesuaikan dengan jenjang kelas siswa. Beberapa bentuk kegiatan literasi yang dilakukan di antaranya:

  1. Membaca buku cerita anak: Siswa dibimbing untuk membaca buku-buku fiksi maupun nonfiksi yang menarik. Buku-buku tersebut dipilih sesuai dengan tingkat pemahaman dan minat siswa. Setelah membaca, siswa diminta menceritakan kembali isi cerita secara lisan atau tertulis.
  2. Menulis cerita pendek atau pengalaman pribadi: Siswa kelas atas (kelas 4–6) diajak untuk menuliskan pengalaman liburan, cerita imajinatif, atau menanggapi topik tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan mengungkapkan ide secara tertulis.
  3. Mendongeng dan menyimak dongeng: Guru atau siswa secara bergantian mendongeng di depan kelas. Dongeng yang disampaikan biasanya memiliki pesan moral. Setelah itu, siswa diajak berdiskusi dan menyimpulkan pesan yang terkandung dalam cerita.
  4. Menonton video edukatif: Video yang ditayangkan memiliki nilai edukasi, baik dalam bentuk cerita, sejarah, maupun wawasan kebangsaan. Setelah menonton, siswa diminta menyimpulkan isi video secara tertulis atau dalam bentuk diskusi kelompok.
  5. Menyimpulkan isi cerita: Setelah membaca atau menonton, siswa dibimbing untuk menyusun kesimpulan dari isi cerita atau video yang mereka peroleh. Kegiatan ini penting untuk melatih kemampuan analisis dan berpikir kritis.

Pelaksanaan kegiatan literasi ini disertai dengan lembar kerja sederhana yang dapat dijadikan portofolio siswa. Guru juga memberikan umpan balik agar siswa semakin termotivasi dalam meningkatkan kemampuan literasinya.

Konsep Matematika Dasar

Pada hari genap seperti Selasa dan Kamis, siswa mengikuti kegiatan numerasi. Fokus kegiatan ini adalah memperkuat konsep matematika dasar, serta melatih siswa untuk berpikir sistematis dan menyelesaikan soal-soal yang relevan dengan kehidupan mereka. Adapun kegiatan numerasi meliputi:

  1. Latihan soal matematika ringan: Siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi sebelumnya, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengukuran waktu, dan satuan panjang. Soal dibuat kontekstual dan menyenangkan.
  2. Permainan berhitung: Guru menghadirkan permainan matematika seperti bingo angka, kuis cepat, atau puzzle angka. Ini membuat suasana belajar menjadi interaktif dan tidak membosankan.
  3. Diskusi soal matematika: Siswa diajak berdiskusi untuk mencari strategi penyelesaian soal, bukan hanya mencari jawaban. Dengan metode ini, siswa terbiasa menggunakan logika dan memahami proses berpikir matematis.
  4. Tantangan numerasi harian: Setiap pagi, guru memberikan satu tantangan numerasi yang harus diselesaikan secara individu atau kelompok. Contoh: “Jika kamu punya Rp10.000 dan ingin membeli dua pensil seharga Rp3.500, berapa uang kembalianmu?”
  5. Mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari: Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, seperti menghitung uang belanja, mengukur panjang meja, atau memperkirakan waktu perjalanan. Tujuannya agar siswa menyadari bahwa matematika itu penting dan bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.

Kegiatan numerasi ini dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan dan tidak menegangkan. Hal ini membuat siswa lebih percaya diri dan tertarik mempelajari matematika.

Berdampak Positif

Sejak diluncurkan, program budaya literasi dan numerasi di SD N 1 Salakan telah memberikan dampak positif yang nyata. Beberapa manfaat yang terlihat di antaranya:

  • Meningkatnya minat baca siswa: Banyak siswa yang mulai menjadikan membaca sebagai hobi. Mereka rajin meminjam buku di perpustakaan dan senang berbagi cerita yang telah mereka baca.
  • Peningkatan kemampuan menulis: Hasil tulisan siswa menjadi lebih runtut dan kreatif. Mereka juga lebih percaya diri mengekspresikan ide dalam bentuk tulisan.
  • Pemahaman matematika meningkat: Siswa menjadi lebih terampil mengerjakan soal matematika, bahkan mulai menunjukkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dengan benar.
  • Pembiasaan berpikir kritis dan logis: Baik dalam kegiatan literasi maupun numerasi, siswa mulai terbiasa berpikir analitis dan logis dalam menghadapi tugas.
  • Meningkatnya kedisiplinan dan kesiapan belajar: Dengan adanya kegiatan pagi yang rutin dan bermakna, siswa datang ke sekolah lebih awal dan dalam kondisi siap belajar.

Peran Guru dan Dukungan Orang Tua

Guru memegang peran penting dalam menyukseskan program ini. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator kegiatan, tetapi juga sebagai pembimbing dan motivator. Guru merancang kegiatan dengan kreatif dan selalu berupaya membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

Selain itu, keterlibatan orang tua juga menjadi kunci keberhasilan program. Sekolah mendorong orang tua untuk melanjutkan budaya membaca dan berhitung di rumah, seperti membacakan cerita sebelum tidur atau bermain kuis matematika saat waktu senggang.

Langkah Nyata

Program budaya literasi dan numerasi yang diterapkan oleh SD N 1 Salakan merupakan langkah nyata dalam menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan berkesinambungan. Melalui kegiatan yang dilakukan setiap pagi sebelum pelajaran inti, siswa tidak hanya dibekali keterampilan dasar dalam membaca dan berhitung, tetapi juga ditanamkan semangat belajar sepanjang hayat.

Dengan terus dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, program ini diharapkan dapat mencetak generasi pelajar yang cerdas, tangguh, dan mampu bersaing di era global. SD N 1 Salakan telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten setiap hari.