Membangun Jaringan Sosial yang Suportif untuk Membantu Penderita PTSD Mengatasi Trauma

Seorang manusia dalam menjalani hidup pasti dihadapkan dengan berbagai peristiwa. Sebagian mungkin membahagiakan, tetapi tidak menutup kemungkinan yang lain berakhir memilukan. Ketakutan dan kesedihan atas peristiwa memilukan inilah yang apabila tidak dikendalikan dengan baik dapat menimbulkan suatu gangguan psikologis yang disebut PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Trauma sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Trauma merupakan pengalaman yang mendalam dan seringkali merusak, meninggalkan bekas luka yang sulit sembuh.

PTSD terjadi akibat pertempuran militer, kekerasan fisik atau seksual, bencana alam, kehilangan orang tercinta, dan kecelakaan serius. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, susah konsentrasi, perubahan emosi yang ekstrim, dan masih banyak lagi. PTSD dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Gejala-gejala ini biasanya muncul beberapa bulan setelah peristiwa traumatis yang menimpa mereka. Penderita PTSD akan sangat membutuhkan bantuan moral dari orang-orang terdekat mereka untuk bisa melepaskan diri dari trauma. Jaringan sosial yang suportif ini menjadi sangat esensial dalam membantu mereka menyembuhkan diri dan menemukan kembali keseimbangan hidup. Dalam hal ini, peran pasangan, keluarga dan sahabat adalah yang paling krusial. Mereka diharapkan dapat menjadi landasan aman bagi penderita PTSD untuk berbicara terbuka tentang pengalaman mereka.

Menghadapi seseorang dengan PTSD mungkin bisa sangat melelahkan. Mereka biasanya menarik diri, malu, tidak ingin membebani orang lain, atau percaya bahwa orang lain tidak akan memahami apa yang mereka alami. Bagi sebagian penderita, membicarakan pengalaman traumatisnya dapat membuat mereka merasa lebih buruk. Sebagai keluarga, pasangan atau sahabat, Anda bisa memainkan peran utama dalam proses penyembuhan hanya dengan menghabiskan waktu bersama. Anda dapat memulainya dengan melakukan hal-hal normal supaya mereka tidak terus mengingat yang berkaitan dengan trauma-nya. Misalnya, mendorong mereka untuk mencari teman baru, menyemangati mereka untuk menekuni hobi yang menyenangkan, atau mengajak mereka untuk sekadar melakukan olahraga rutin. Penyembuhan penyakit seperti ini memang membutuhkan banyak sekali kesabaran karena tidak jarang Anda akan mendapatkan perlakuan buruk dari mereka. Untuk itu, Anda harus memahami benar tentang gejala, efek, dan treatment dari PTSD supaya Anda bisa menjadi support system terbaik bagi mereka.

Beberapa penderita yang lain justru cenderung untuk berulang kali menceritakan kembali pengalamannya. Anda hanya perlu mendengarkan mereka tanpa ekspektasi atau kesan mengadili. Buat mereka nyaman berbicara kepada Anda dengan menunjukkan ketertarikan dan kepedulian terhadap apa yang mereka katakan. Jangan pernah memberikan jawaban mudah atau berkata bahwa semua akan baik-baik saja karena hal ini dapat membuat mereka berpikir bahwa Anda menganggap enteng permasalahan mereka. Anda dapat dengan lembut memberi mereka nasihat meskipun tidak diminta. Selama berkomunikasi, hindari perkataan yang menyebutkan bahwa mereka lemah karena tidak bisa mengatasi trauma-nya sebaik yang orang lain lakukan atau bahwa mereka beruntung karena keadaan mereka tidak lebih buruk. Hal-hal seperti ini memang terdengar sepele, tetapi tidak bagi mereka yang menjadi jauh lebih sensitif.

Trauma sedikit banyak telah mengubah cara seseorang memandang dunia, menjadikannya tempat paling menakutkan dan berbahaya. Hal ini juga merusak kemampuan mereka untuk mempercayai orang lain dan dirinya sendiri. Jika Anda menyayangi mereka, bantu membangun kembali kepercayaan tersebut dengan menunjukkan sikap bahwa Anda dapat dipercaya. Anda dapat menciptakan sebuah rutinitas kecil seperti melibatkan mereka dalam membantu belanja atau pekerjaan rumah. Jadwal yang terstruktur dipercaya dapat mengembalikan rasa stabilitas dan keamanan bagi para penderita PTSD.

Meskipun sudah diantisipasi dengan baik, trauma tidak meninggalkan kemungkinan untuk kambuh sewaktu-waktu. Penderita akan mengalami flashback atau serangan panik jika melihat atau mengalami suatu hal yang menjadi pemicu trauma tersebut. Selama flashback, Anda dapat membantu dengan memberi tahu mereka bahwa yang sedang mereka alami ini tidaklah nyata dan peristiwa mengerikan tersebut sebenarnya tidak terjadi lagi. Anda juga dapat memberikan ketenangan dengan mendorong mereka untuk menarik napas dalam-dalam.

Seseorang dengan PTSD hidup dalam kondisi stres fisik dan emosional. Kesulitan tidur membuat mereka terus-menerus kelelahan yang berujung pada emosi yang sulit sekali dikontrol. Kemarahan seolah menjadi samaran bagi mereka untuk menyembunyikan perasaan lain seperti kesedihan, ketidakberdayaan, ataupun rasa bersalah. Jika melihat mereka dalam kondisi seperti ini, Anda harus tetap bersikap tenang lalu memberi mereka ruang untuk sendiri terlebih dahulu. Setelah amarahnya sedikit mereda, tanyakan bagaimana Anda dapat membantu mereka sebagai bukti bahwa Anda benar-benar peduli.

Langkah selanjutnya untuk mencoba menyembuhkan trauma adalah dengan meminta bantuan tenaga professional. Cinta dan dukungan dari orang tersayang memang penting, tetapi dalam hal ini tidak selalu cukup. Anda dapat menekankan kepada mereka manfaat menjalani terapi dengan menjelaskan bahwa ini dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri dan terkendali. Tunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan niat Anda dan hindari apa pun yang dapat menyiratkan mereka gila.

Kesehatan mental yang terganggu berjalan seperti bom waktu yang dapat meledak kapan pun jika tidak segera dijinakkan. Melihat orang yang Anda sayang menderita pasti sangat menyakitkan bagi Anda. Untuk itu, cobalah ciptakan hubungan dan lingkungan yang suportif untuk membantu mereka. Sebagai pasangan, keluarga, atau sahabat, Anda adalah jembatan bagi mereka untuk berdamai dengan keadaan dan melanjutkan hidup ke arah yang lebih baik.