Membangun Chemistry Lewat Cross Country

Cross Country adalah kegiatan pengembaraan lintas alam berkelompok dengan maksud guna penguatan pendidikan karakter, pengenalan terhadap alam luas, mendukung kemampuan bertahan hidup di alam, dan mendukung kesetiaan serta kerja sama antar individu dalam mencapai titik yang akan digapai. Disamping itu, Cross Country juga menuntut para peserta untuk selalu memperhatikan kedisiplinan, kesopanan, dan tanggung jawab. Peserta Cross Country yang mengikuti kegiatan lintas alam dapat memiliki jiwa penjelajah karena mampu mengatasi segala rintangan alam. Kegiatan Cross Country diharapkan dapat membangun tekad dan ketahanan menghadapi segala tantangan ke depan serta dapat menjunjung tinggi nilai-nilai pengintaian dalam situasi yang dihadapi. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun persaudaraan serta kerja sama yang baik.

Siang harinya, tepat pada pukul 13.30 semua anggota berkumpul di lapangan basket. Suasana begitu ceria meski diterpa teriknya matahari. Kegiatan ini dibuka dengan apel yang bertempat di lapangan basket SMA Negeri 1 Muntilan yang dipandu oleh KaMabigus. Setelah apel dilaksanakan, kita melakukan brifieng final tentang rute yang akan ditempuh, perlengkapan yang dibutuhkan, dan strategi yang akan digunakan karena kita hanya diberikan peta buta dan satu kompas untuk modal mencari arah. Setelah brifieng selesai, barisan panjang para anggota pun bergerak menuju titik start. Kita diarahkan untuk melakukan kegiataan pengembaraan dari SMA Negeri 1 Muntilan menuju SMP Negeri 1 Sawangan. Namun, apa yang dibayangkan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Baru saja seperempat perjalanan cuaca sudah kurang mendukung dan ternyata benar, tak lama dari itu hujan pun mulai turun. Tentunya dengan keadaan yang saat itu hujan jalur medannya tidaklah mudah, ada bagian yang curam, licin, dan sempit. Tetapi dengan keadaan seperti itu membuat perjalanan menjadi semakin menantang.

Salah satu dari beberapa momen yang paling saya ingat sekali adalah ketika baru setengah perjalanan. Salah satu anggota kami yang biasanya lincah dan gesit tiba-tiba berlari dan terpeleset. Tetapi dia berhasil bangkit tanpa cidera parah. Di sana kita tertawa terbahak-bahak, mentertawakan kelakuannya yang absurd itu. Bisa-bisanya dalam keadaan medan yang licin karena air hujan dia malah berlari.

Setelah menempuh jarak 11 km dengan jalan kaki dan melewati berbagai rintangan akhirnya kita sampai di SMP Negeri 1 Sawangan pada pukul 15.30, yang di mana itu adalah tempat istirahat kami untuk satu malam. Di situ kami diberikan waktu untuk membersihkan diri lalu menata ruang kelas untuk istirahat. Setelah makan malam dan salat Magrib, memasuki kegiatan selanjutnya yaitu pemenuhan SKU Bantara yang dilakukan secara berkelompok, kami dengan semangat berlomba-lomba menjawab soal yang diberikan. Setelah kegiatan pemenuhan SKU tersebut kita kembali ke ruang kelas untuk istirahat.

Memasuki hari kedua, pada pukul 02.00 WIB dini hari, kami dibangunkan oleh para Dewan Ambalan untuk bersiap-siap menuju Sendang Mudal. Walau hawa terasa dingin, namun semangat tetap membara. Sesampainya di Sendang Mudal, kami berenang untuk mendapatkan palet bantara. Di sana kami dipanggil satu persatu sesuai dengan nomor urut sangga. Setelah mengambil palet bantara kami berganti pakaian dan sarapan. kegiatan selanjutnya adalah kembali melanjutkan perjalanan dari Sendang Mudal, menuju tujuan akhir, yaitu SMA Negeri 1 Muntilan.

Semua tampak berjalan lancar pada awal perjalanan. Kami saling bekerja sama untuk memastikan jalur yang kami tempuh sudah benar sesuai peta.
Namun, di pertengahan perjalanan pulang, kami mulai menghadapi konflik. Salah satu anggota, merasa tidak nyaman dengan arah yang kami ambil. Menurutnya, kami seharusnya mengambil jalur yang berbeda di persimpangan sebelumnya. Dia yakin jalur yang kami pilih akan memutar terlalu jauh. Sementara itu, ketua sangga, bersikeras bahwa kami sudah berada di jalur yang benar sesuai dengan petunjuk peta.

Perdebatan mulai muncul ketua dan salah satu anggota, salah satu anggota merasa bahwa dia memiliki insting yang lebih baik, karena dia pernah mengikuti kegiatan serupa sebelumnya. Namun, ketua tetap pada pendiriannya untuk mengikuti peta secara disiplin. Ketegangan antara keduanya mulai mempengaruhi semangat anggota lainnya. Kami mulai merasa ragu, apakah harus mengikuti keputusan ketua atau mempercayai insting salah satu anggota.

Setelah berdiskusi panjang, kami sepakat untuk tetap mengikuti jalur sesuai peta. Namun, ketegangan belum mereda. Di sela sela perjalanan, kami mengalami masalah lagi. Salah satu anggota, mengalami kelelahan yang cukup parah dan tidak bisa berjalan lebih jauh. Keputusan harus segera diambil: apakah kami akan terus melanjutkan perjalanan atau menunggu sampai kondisinya pulih.

Di sinilah momen paling kritis terjadi. Sebagai anggota, kami harus saling menguatkan dan menyelesaikan konflik di antara kami. Akhirnya, ketua dan anggota sama-sama sepakat untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan mencari solusi bersama.

Pada pukul 11.45 dilanjutkan dengan berisitirahat di Masjid An-Nur untuk makan siang dan salat Dzuhur.

Ba’da Dzuhur, perjalanan dilanjutkan lagi hingga berhasil menuju finish di SMA Negeri 1 Muntilan pada pukul 16.00 WIB, dan dilanjut Upacara Pelantikan Penegak Bantara sekaligus Penutupan Kegiatan Cross Country.

Di samping jauhnya perjalanan yang ditempuh kegiatan Cross Country ini dilakukan untuk menuntut para peserta untuk selalu memperhatikan kedisiplinan, kesopanan, dan tanggung jawab.