Melawan Erosi Bahasa dalam Mempertahankan Kearifan Lokal di Lombok NTB

Melawan Penurunan Bahasa untuk Memperkuat Kearifan Lokal di Lombok NTB

Oleh: Anri Nofitria dan M. Rohmadi

Pulau Lombok, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kaya akan kekayaan budaya dan warisan tradisionalnya. Salah satu elemen penting dari kekayaan ini adalah bahasa ibu yang unik dan beragam yang digunakan oleh masyarakat setempat. Namun, bahasa ibu di Lombok NTB menghadapi tantangan serius dalam upaya pemertahanan dan kelangsungan hidupnya. Erosi bahasa ibu, yang terjadi karena faktor-faktor seperti globalisasi, urbanisasi, dan dominasi bahasa nasional, membawa ancaman serius terhadap keberlanjutan kearifan lokal di Lombok. Bahasa ibu adalah cermin identitas budaya dan warisan nenek moyang yang diperoleh dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, upaya untuk melawan erosi bahasa ibu dan mempertahankan kearifan lokal menjadi sangat penting.

Salah satu langkah penting adalah meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap nilai dan kepentingan bahasa ibu di masyarakat Lombok. Masyarakat harus menyadari bahwa bahasa ibu adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya mereka dan memiliki nilai penting dalam memahami tradisi, sejarah, dan pengetahuan lokal. Melalui pendidikan dan kampanye sosial, penting untuk mendorong pemakaian dan pemeliharaan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perlu dilakukan upaya aktif untuk mempromosikan bahasa ibu di sektor pendidikan. Sekolah-sekolah di Lombok NTB dapat memasukkan bahasa ibu ke dalam kurikulum dan menyediakan program pengajaran yang memadai. Ini akan memungkinkan generasi muda untuk mempelajari dan menggunakan bahasa ibu mereka secara aktif, sehingga mendorong pemertahanan bahasa dan kearifan lokal.

Keterlibatan komunitas lokal juga menjadi faktor kunci dalam melawan erosi bahasa ibu di Lombok. Komunitas dapat mengadakan kegiatan dan acara yang mempromosikan bahasa ibu, seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan lokakarya. Kolaborasi antara komunitas, lembaga pemerintah, dan LSM juga diperlukan untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pemertahanan bahasa ibu dan menghadapi tantangan yang dihadapi. Tantangan lain yang harus diatasi adalah adopsi teknologi digital dalam mempertahankan bahasa ibu. Platform digital dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan bahasa ibu melalui aplikasi mobile, media sosial, dan situs web. Inisiatif seperti penerbitan buku dan materi pembelajaran dalam bahasa ibu, serta penyediaan konten digital yang terkait dengan budaya dan tradisi lokal, dapat membantu dalam melestarikan bahasa ibu di era digital.

Melawan erosi bahasa ibu adalah komitmen bersama untuk menjaga kekayaan kearifan lokal di Lombok NTB. Ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, pendidik, pemimpin komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan upaya yang terkoordinasi dan kesadaran yang meningkat, kita dapat melawan erosi bahasa ibu dan memastikan bahwa kearifan lokal di Lombok tetap hidup dan diteruskan ke generasi mendatang. Mempertahankan bahasa ibu adalah langkah penting dalam menjaga identitas budaya dan kekayaan warisan tradisional. Melawan erosi bahasa ibu di Lombok NTB adalah upaya melindungi kearifan lokal yang unik dan memberikan pijakan kuat bagi masa depan yang lestari.

Dalam menghadapi erosi bahasa ibu di Lombok NTB, penting untuk membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat. Kolaborasi ini dapat menghasilkan program dan proyek yang berkelanjutan untuk pemertahanan bahasa ibu. Misalnya, dapat dilakukan penelitian dan dokumentasi tentang bahasa ibu yang ada, menciptakan sumber daya pembelajaran dalam bahasa ibu, dan mengadakan pelatihan bagi guru dan pendidik untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya bahasa ibu dalam pembelajaran. Selain itu, penggunaan media massa dan platform digital juga dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan bahasa ibu di Lombok NTB. Artikel-artikel, program radio, dan podcast dalam bahasa ibu dapat disebarkan melalui media massa lokal dan nasional. Selain itu, konten digital yang mendukung bahasa ibu, seperti aplikasi kamus online, platform pembelajaran, dan video edukatif, dapat dihadirkan kepada masyarakat melalui internet.

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam melindungi dan mempromosikan bahasa ibu. Kebijakan dan regulasi yang mendukung pemertahanan bahasa ibu dapat diberlakukan, termasuk integrasi bahasa ibu dalam kurikulum pendidikan dan perlindungan hukum terhadap penggunaan bahasa ibu dalam ruang publik. Pemerintah juga dapat memberikan dukungan finansial dan teknis kepada komunitas bahasa ibu dalam upaya pemertahanan dan pengembangan bahasa tersebut. Dalam melawan erosi bahasa ibu, penting untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap bahasa ibu. Bahasa ibu harus dihargai dan dianggap sebagai aset berharga bagi komunitas dan budaya setempat. Kampanye sosial dan kesadaran masyarakat harus ditingkatkan, dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin komunitas dalam mendukung pemertahanan bahasa ibu.

Tantangan dalam pemertahanan bahasa ibu di Lombok NTB tidak dapat diatasi dalam semalam. Namun, dengan komitmen yang kuat dan upaya yang berkelanjutan dari berbagai pihak, bahasa ibu dapat terus hidup dan berkembang. Pemertahanan bahasa ibu adalah tanggung jawab bersama untuk melindungi keanekaragaman budaya dan menghormati identitas lokal. Dengan menjaga bahasa ibu, kita juga menjaga jati diri dan warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Lombok NTB.

Biodata

Penulis Anri Nofitria merupakan mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta dan salah satu tenaga pengajar di Unisversitas Mihammadiyah Mataram

M. Rohmadi merupakan salah satu dosen di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan merupakan ketua Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) Indonesia.

1 Like