Medan Makna: Kajian Semantik yang Jarang Terdengar

Medan Makna, bagi sebagian kecil masyarakat terutama mereka yang mendalami Semantik dan kajiannya tentu pernah mendengar tentang kajian yang satu ini. Namun, bagaimana dengan khalayak umum yang bahkan tidak mendalami Bahasa Indonesia dan kajian-kajiannya? Mereka, atau bahkan barangkali kalian masih asing dengan Medan Makna. Jika menyangkut kata Medan, kalian lebih sering mendengar tentang sebuah nama kota, atau Frasa Medan Perang, Medan Magnet, dan Medan Listrik,benar bukan? Oke, mari kita kita tinggalkan hal tersebut dan kembali ke topik awal kita yaitu Medan Makna. Namun sebelum kita menginjak langsung kepada inti pembahasan Medan Makna, terlebih dahulu akan kita gali makna dalam perspektif kajian semantik.

Perlu kalian ketahui bahwa di dalam Medan Makna Semantik, dari suatu kata dapat membentuk hubungan kata makna tersebut dengan kata lain yang ada di dalam Medan Makna itu sendiri. Dengan kata lain, Medan Makna diibaratkan sebagai mosaic, atau begitulah yang setidaknya coba disampaikan oleh Trier (1934). Nah untuk lebih lanjutnya, kita dapat lihat penjelasan dari Harimurti (1982) yang menuturkan bahwa medan makna yakni masih bagian dari sistem Semantik bahasa yang menghubungkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan.

Nah, mari kita bayangkan pengertian tersebut dengan perumpamaan berikut ini. Contohnya dalam warna. Warna-warna dalam bahasa Indonesia yaitu abu-abu, kuning, biru, hijau, ungu, merah, dan coklat. Untuk membedakan warna antara gelap dan terang biasanya nama warna tersebut akan diimbuhi dengan kata keterangan di belakangnya. Mari kita ambil contohnya warna merah. Untuk membedakan merah mana yang terang dan yang gelap, bahasa Indonesia akan menggunakan merah muda, merah tua, merah bata, merah hati, merah darah, dan masih banyak lain sebagainya sehingga dengan hal yang seperti itu, kebutuhan mengenai pemberian nama pembeda terpenuhi.

macam-macam warna merah

Warna merah dalam bahasa Ingrris

Dari 2 gambar di atas kita dapat melihat perbedaan nama warna Merah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Karena sedikitnya macam-macam nama merah membuat kita tidak mampu menamai warna yang tidak ada tersebut dengan menambahkan kata pada belakang nama warna utama, Adapun nama warna diambil dari padanan kata bahasa inggris yaitu pada contoh di atas adalah warna Krimson.

Lalu, mari kita lanjutkan pembahasan kita mengenai Medan Makna dan mengenai pembagiannya. Kata-kata yang ada dalam Medan Makna dapat digolongkan menjadi dua, yaitu golongan kolokasi dan golongan set. Mari kita kupas ini satu-persatu.

  1. Kolokasi. Asal muasal kata Kolokasi yaitu Colloco yang diambil dari Bahasa Italia yang berarti ada di tempat atau lingkungan dimana hal ini merujuk untuk hubungan sintaksis yang terjadi di antara unsur-unsur leksikal. Jadi, Kolokasi yakni kata-kata yang berkolokasi yang ditemukan bersama dalam satu tempat atau satu lingkungan. Contoh: kata tenggelam, perahu, ombak, badai, layar. Kata tersebut berada dalam satu lingkungan yaitu dalam pembicaraan mengenai laut.
    Jenis makna kolokasi adalah makna kata tertentu yang berkenaan dengan ketertarikan kata tersebut dengan kata lain yang merupakan kolokasinya.
    Contoh: cantik, tampan, indah (bermakna denotatif ‘bagus’)
    • Kata tampan cenderung bermakna [+ laki-laki]
    • Kata cantik cenderung bermakna [- laki-laki]
    • Kata indah cenderung bermakna [- manusia]
    Oleh karena itu, bentuk frasa seperti halnya pemandangan indah, gadis cantik, dan pemuda tampan. Bukan pemandangan tampan, gadis indah, pemuda cantik. Frasa semacam ini tidak dapat diterima.

  2. Golongan Set. Nah, pada golongan set ini sendiri lebih merujuk pada hubungan sintagmantiknya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan terdapat kata yang saling berkaitan atau unsur-unsur leksikal yang berada dalam suatu set dapat saling menggantikan. Tiap-tiap atau antar kata yang ada di dalam golongan set dibatasi oleh tempatnya. Kita akan mengambil contoh sebagai berikut:
    • Remaja. Pada kata remaja ini dapat dipahami atau diartikan sebagai tahap pertumbuh-kembangan yang terjadi ketika anak-anak beranjak dan berubah menjadi dewasa atau transisi menjadi kepribadian baru yang lebih matang.
    • Lalu Adapun kata Sejuk. Di sini kata Sejuk dapat dipahami atau diartikan sebagai suhu yang berada dipertengahan antara hangat dan dingin. Dapat juga diartikan sebagai dingin yang tidak terlalu dingin dan lebih condong ke arah dingin segar.
    Nah dengan kedua contoh di atas, maka bagaimana jika kita jadikan bagan? Maka itu akan menjadi berikut:
    • Bayi = Dingin
    • Anak-anak = Sejuk
    • Remaja = Hangat
    • Dewasa = Panas
    • Manula/lansia = Terik
    Inilah yang dimaksudkan dengan golongan set dalam Medan Makna.

Nah, kira-kira seperti itulah penjelasan mengenai Medan Makna dalam Semantik. Ternyata banyak juga ya kata-kata yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak kita ketahui bahwa hal-hal tersebut termasuk dalam Medan Makna. Seperti tadi contoh di atas mengenai tata hubungan yang berada di dalam golongan set antara remaja dan hangat. Atau mengenai layar, perahu, ombak, badai, dan tenggelam yang masih dalam cakupan pembicaraan seputar lingkungan laut. Bahkan hingga nama-nama warna yang kita anggap enteng justru termasuk dalam Medan Makna itu sendiri.

1 Like