Masa kecil adalah masa yang penuh warna, tanpa beban dan tanpa batasan. Berbagai kenangan tentang masa kecil sering kali teringat, entah itu kenangan buruk maupun kenangan indah. Disini aku akan menceritakan sedikit kenangan masa kecilku yang mungkin bisa dibilang kenangan buruk namun menyenangkan untuk diingat.
Mari kita mulai dengan tragedi pertama. Hari itu cuaca cukup cerah. Aku dan teman-teman sebayaku pergi untuk bermain sepeda di depan halaman tetangga. Halaman tetanggaku yang cukup luas membuat kami semakin bersemangat mengayuh sepeda. Salah satu temanku mencetuskan ide yang menarik. Kami berempat menaiki sebuah sepeda mini milikku. Awal-awal terasa menyenangkan, sampai pada saat sepeda mulai oleng dan kami semua terjatuh. Aku yang menaiki sepeda paling belakang terpental dan jatuh terduduk. Aku berusaha bangkit, tetapi rasa sakit di pantat membuatku terdiam. Mulutku terbuka lebar mencoba berteriak meminta tolong, namun tak ada satupun suara maupun kata-kata yang keluar. Detik demi detik berlalu dan suaraku tak kunjung keluar. Aku semakin panik, menangis dan terus mencoba bersuara. Hingga akhirnya beberapa temanku mendekat. Aku mencoba tenang dan bernafas secara perlahan, hingga akhirnya suara mulai muncul meski terdengar agak serak awalnya. Aku kemudian diantar pulang oleh teman-temanku.
Setelah kejadian jatuh dari sepeda aku mengalami tragedi yang kedua. Tragedi terjadi saat aku pulang dari sekolah. Karena hari hujan aku pun pulang ke rumah nenekku. Aku pulang kerumah nenek karena tidak ada angkot yang menuju ke arah rumahku dan hanya ada angkot yang menuju rumah nenekku. Aku pulang bersama teman sekelasku, Putri namanya. Setelah turun dari angkot aku beranjak ke rumah Putri, menunggu nenek menjemputku. Aku diberi baju ganti oleh ibu Putri karena seragamku basah kuyup. Setelah menunggu beberapa saat datang nenek menjemputku. Setibanya aku di rumah nenek, aku lekas berganti pakaian milik tanteku yang seumuran denganku. Baju Putri segera aku lepas ingin aku kembalikan karena jujur saja takutnya aku lupa mengembalikan bajunya. Aku sadar betapa pelupanya diriku. Setelah menunggu hujan agak reda aku bergegas ke rumah Putri. Melewati jalan belakang rumah Putri yang becek oleh lumpur, tak sengaja aku menginjak lumut yang basah hingga aku terpelanting ke belakang dan kejadian serupa saat bersepeda pun muncul. Aku jatuh dan tidak bisa bicara selama beberapa saat. Orang-orang yang melihatku jatuh segera menolongku. Tubuhku diangkat dan aku diberi minum teh hangat olehnya. Orang yang menolongku kemudian segera menghubungi nenekku, memberitahunya kejadian naas yang menimpaku. Aku kemudian dijemput nenek dan dibawa ke tukang pijat. Aku menangis meraung-raung saat dipijat. Sepulang dipijat, aku melihat orang tuaku di rumah nenek. Aku kemudian dibawa pulang oleh keduanya.
Beberapa bulan berlalu dan terjadi tragedi kembali. Kejadian ketiga ini terjadi di depan rumah tetanggaku. Di depan rumahnya ada tiang yang seperti palang, biasanya digunakan untuk mengikat sapi. Aku dan teman-temanku bermain di sana. Kami bergelantungan dengan riang gembira. Karena tidak hati-hati, tanganku tergelincir. Dan ya, kejadian naas kembali menimpaku. Aku terjatuh saat berayun dan seperti yang bisa pembaca tebak, aku tidak bisa bicara lagi selama beberapa saat. Teman-temanku lalu menghubungi ibuku agar datang menjemputku. Ibuku kemudian datang dan aku diajak pulang lalu tidur siang.
Kenangan-kenangan di atas membuatku semakin berhati-hati dari hari ke hari. Bermain di tempat yang sesuai, berhati-hati saat berjalan dan sebisa mungkin untuk berperilaku yang manusiawi. Jika dipikir kembali bersepeda dengan 4 anak dan 1 sepeda mini harusnya tidak dilakukan. Juga bermain di palang sapi harusnya tidak aku lakukan, itu bukan tempat bermain. Berbagai kejadian naas memang tak ada yang tahu. Tapi apa salahnya kita menghindari hal-hal yang memicu terjadinya hal buruk. Hingga saat ini aku sudah jarang mengalami kejadian jatuh itu. Aku semakin berhati-hati saat bermain.
Semoga dengan sedikit tulisan ini para pembaca bisa lebih aware atau semakin hati-hati menjaga anaknya yang masih kecil. Menjaga mereka agar berperilaku baik dan dalam pantauan orang tua. Oh ya, setelah ku ingat kembali ternyata tidak bisa berbicara itu sangat menyakitkan dan bertingkah laku yang baik ternyata sangat penting.