Mari Mengulas Sedikit tentang Frasa Endosentris

Hallo Sahabat Pembaca Setia,
Kali ini penulis datang membawa topik bahasan baru nih. Apakah itu? Yuk kita simak bersama-sama. Sebelum memasuki materi, pasti kita semua sudah tahu bukan bahwa satuan terkecil yang menjadi kajian sintaksis ialah frasa. Frasa merupakan kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan dan dapat berdiri sendiri serta mempunyai suatu makna gramatikal. Ada beberapa jenis frasa salah satunya ialah frasa endosentrik apositif. Menurut Thoifin (1994) frasa endosentrik apositif adalah frasa yang semua unsur langsungnya merupakan inti dan sekaligus tambahan. Dengan kata lain, setiap unsur pembentuk frasa endosentrik apositif memiliki kandungan informasi yang sama dan saling menegaskan. Frasa endosentrik apositif memiliki dua inti dan kedua inti tersebut tidak mempunyai referen yang sama, sehingga kedua inti tersebut tidak dapat dihubungkan oleh konektor. Hal ini sejalan dengan pendapat Ramlan (1987) yang menyatakan bahwa frasa endosentrik apositif unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dua kata dengan kata penghubung dan atau atau serta unsur yang satu sama dengan unsur yang lainnya. Frasa endosentris apositif terdiri dari unsur-unsur yang salah satu unsurnya merupakan unsur pusat dan unsur lainnya merupakan aposisi. Frasa endosentrik apositif terbentuk dari dua unsur atau lebih yang mempunyai referensi sama dan dapat saling menggantikan. Unsur-unsur pembentuk frasa apositif saling berhubungan, baik hubungan posisi maupun hubungan makna seperti berikut : Bogor, kota hujan, menjadi kota tujuan saat liburan tiba.
Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat bahwa unsur kota hujan sama dengan unsur lainnya, yaitu sama dengan unsur Bogor. Karena sama, maka unsur kota hujan dapat menggantikan Bogor. Dengan demikian, frasa endosentrik apositif memiliki ciri khas, yakni semua frasanya baik inti maupun penjelas dapat saling menggantikan dan dipertukarkan tempatnya. Menurut Kridalaksana dalam Imam Baehaqie (2013) menjelaskan bahwa frasa endosentris yang apositif mempunyai unsur-unsur (1) dihubungkan dengan konjungsi yang, misalnya : Imielda yang ketua Hima Bahasa dan Sastra Indonesia (2) hanya dirangkai oleh tanda koma, contohnya : Barik, adiku (3) dipisahkan dengan tanda pisah (–) yang diikuti ungkapan pengukuhan atau perbaikan/peralatan, misalnya : Goblok –eh maaf, bodoh.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa apositif berarti keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, yang dapat berperan sebagai keterangan pengganti. Demikianlah pemaparan materi mengenai frasa endosentris apositif. Semoga dengan materi yang telah dibahas melalui artikel ini, dapat memberikan pemahamaan serta manfaat untuk sahabat pembaca setia.

REFERENSI
Baehaqie, I. (2014). Sintaksis Frasa. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ramlan. (1987). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: Karyono.
Thoifin, A. (1994). Metode Praktis Pandai Bahasa Indonesia: sebagai Bahan Belajar-Mengajar, Latihan Tes Sumatif, Ebtanas. Demak: CV Media Ilmu.