Mari Mengenal Partikel Penegas

Mari Mengenal Partikel Penegas

Oleh : Wahyu Putantri
0001-18306386647_20210315_125044_0000
Picture by Pixabay

Teman-teman sudahkah mengetahui apa itu partikel penegas? Nah kalau belum tahu, yuk kita simak dalam artikel berikut ini. Partikel penegas dikategorikan menjadi kata yang tidak tertaklukan pada perubahan bentuk serta hanya berfungsi untuk menampilkan unsur yang diiringinya. Partikel penegas sendiri dibedakan menjadi empat jenis yaitu, -kah, -lah, -tah,dan pun. Partikel -kah, -lah dan –tah merupakan klitika, sedangkan partikel pun bukan merupakan klitika. Kita akan membahas masing-masing partikel penegas tersebut. (Hasan Alwi, 1998)

Pertama, yaitu partikel Partikel –kah. Partikel –kah merupakan partikel yang bersifat arbitrer atau manasuka dan berbentuk klitika. Partikel ini dapat digunakan untuk menegaskan kalimat interogatif atau kalimat tanya. Contoh penggunaanya yaitu sebagai berikut, apabila dipakai dalam kalimat deklaratif atau kalimat berita, maka partikel –kah mengubahnya menjadi kalimat interogatif (kalimat tanya). Contohnya yaitu “Hari inikah pekerjaan itu harus selesai?” (bandingkan dengan “Hari ini pekerjaan itu harus selesai.”). Tentunya berbeda ya teman-teman. Selanjutnya yaitu apabila di dalam suatu kalimat terdapat kata apa, di mana, kapan, dan bagaimana maka fungsi partikel –kah yang bersifat arbitrer menjadikan kalimat tersebut lebih formal dan lebih halus. Contoh penggunaannya yaitu “Bagaimanakah penyelesaian masalah ini jadinya?” (bandingkan dengan “Bagaimana penyelesaian masalah ini jadinya?”). Partikel –kah disini memberikan kesan yang lebih halus pada kata yang diiringinya. (Hasan Alwi, 1998)

Kaidah penggunaan partikel –kah selanjutnya yaitu apabila di dalam suatu kalimat tidak terdapat kata tanya tetapi intonasi kalimatnya interogatif, maka partikel –kah akan memperjelas kalimat tersebut menjadi kalimat interogatif. Terkadang urutan katanya dibalik. Contohnya yaitu “Harus aku yang mulai dahulu?” (diberi partikel –kah menjadi “Haruskah aku yang mulai dahulu?”). Wah, akhirnya selesai pembahasan kita tentang partikel –kah. Nah teman-teman mari kita lanjutkan pembahasan partikel penjelas yang selanjutnya yaitu partikel –lah. Partikel –lah juga merupakan partikel yang berbentuk klitika, partikel ini dapat digunakan dalam kalimat imperatif serta kalimat deklaratif. Berikut akan dipaparkan kaidah penggunaan partikel –lah. Di dalam kalimat imperatif, partikel –lah berfungsi untuk memperhalus kalimat perintah yang disampaikan, contohnya yaitu “Kalau Anda mau, ambilah satu atau dua buah!”. Lalu, di dalam kalimat deklaratif, partikel –lah berfungsi untuk memberikan ketegasan yang sedikit keras. Contohnya yaitu “Ambil berapa sajalah yang kamu perlukan”. (Hasan Alwi, 1998)

Nah, pembahasan selanjutnya yaitu partikel –tah, sepertinya kita kurang familiar ya dengan partikel ini. Namun, sebenarnya partikel ini ada loh, yuk kita simak penjelasannya. Partikel –tah juga merupakan partikel penegas yang berbentuk klitika, partikel ini dapat digunakan dalam kalimat interogatif, namun sebenarnya penanya tidak mengharapkan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan. Penanya seolah-olah hanya bertanya kepada dirinya sendiri akan rasa keheranannya akan suatu hal. Partikel –tah ini banyak digunakan dalam sastra lama, tetapi sudah tidak banyak digunakan lagi saat ini. Contoh penggunaannya yaitu “Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?”. (Hasan Alwi, 1998)

Akhirnya kita sampai pada pembahasan yang terakhir yaitu partikel –pun, tentunya partikel ini tidak asing lagi ya di telinga kita. Partikel –pun tidak termasuk ke dalam klitika, dan partikel ini hanya dipakai di dalam kalimat deklaratif serta ditulis terpisah dengan kata di depannya. Berikut akan dipaparkan tentang kaidah penggunaan partikel –pun. Partikel ini memiliki dua kaidah penggunaan yaitu yang pertama partikel –pun digunakan untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Contohnya yaitu “Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami”. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa partikel –pun cenderung diletakkan pada subjek kalimat. Namun, perlu diperhatikan bahwa penulisan –pun pada konjungtor ditulis serangkai menjadi : walaupun, meskipun, kedatipun, adapun, sekalipun, biarpun, sungguhpun. Berbeda halnya dengan ejaan berikut : mereka pun, makan pun, itu pun, ini pun, dan partikel –pun lainnya penulisannya dipisah. (Hasan Alwi, 1998)

Nah, kaidah penggunaan partikel –pun yang kedua yaitu partikel –pun sering dipakai bersama dengan partikel –lah dengan fungsi yang sama yaitu untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya serta untuk menandakan perbuatan yang mulai terjadi. Contohnya seperti “Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasnya”. (Hasan Alwi, 1998)

Referensi :

Hasan Alwi, d. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.