Manifestasi Budi Pekerti Luhur dan Keikhlasan Terhadap Aktualisasi Jiwa Kepemimpinan Santri” (Studi Kasus di Pondok Pesantren La Tansa)

Dewasa ini pondok pesantren masih menjadi pendidikan alternatif dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Walaupun dianggap sebagai pendidikan tradisional bagi sebagian orang namun pondok pesantren kini telah naik kelas sosial karena telah menghasilkan alumni-alumni yang mumpuni dalam segala bidang dan segi kehidupan. Meluasnya cakupan pesantren mulai dari salafiyah, tahfidz sampai pesantren modern yang mengadaftasi model dan metode pembelajaran inklusif yang kekinian.

Pesantren mampu menciptakan wahana baru bagi pembangunan peradaban Islam dan masyarakat secara umum khususnya di Indonesia. Wahana baru yang diciptakan lembaga pondok pesantren telah menggiring umat Islam untuk menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren untuk mengikuti proses pembelajaran agama di pesantren dengan suka cita tanpa ada paksaan yang menyertainya.

Pendidikan kepesantrenan di wilayah Banten tidak dapat dinafikan dari sosok dan figur kyai mahsyur KH. Ahmad Rifai Arief (1942-1997) beliau figur guru sekaligus orangtua yang visioner dalam merintis pondok pesantren – pondok pesantren modern besar di tanah Banten yang secara sosial pada mulanya banyak ditentang oleh kalangan-kalangan awam dan tradisional terhadap pendidikan pesantren modern yang dianggap menggerus kewibawaan pesantren pada umumnya serta ditanggapi skeptis terhadap pembaharuan dibidang pendidikan keagamaan. Hal ini dapat ditepis dengan adanya kurikulum pendidikan hybrid antara pendidkan pesantren dan pendidikan umum, dengan berlandaskan panca jiwa pondok dan motto pondok. Menjadi dasar dan tujuan dalam pendidikan dan pengajaran. Soleh Rosyad (2016 : 289) menyatakan pesantren modern tidak berarti mengubah dan memodernisir sistem asuhnya yang berlandaskan kepada jiwa keimanan, ketaqwaan, keikhlasan, kesederhanaa, Ukhuwah dan kebebasan, yang berubah adalah sistem pola ajar dan kurikulumnya bahkan adapula keterpaduan antar keduanya. Yang kemudian selanjutnya estafet kepemimpinan diteruskan oleh para putranya dengan meneruskan cita-cita mulia sang kyai bestari.

Pola pendidikannya berupa peraturan-peraturan dan disiplin yang berlaku di dalamnya mengatur kehidupan sehari-hari para santri mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, sehingga pondok pesantren di sini tidak hanya sebagai tempat para santri menuntut ilmu tapi juga sebagai tempat untuk membentuk karakter disiplin santri sesuai dengan ajaran Islam serta melatih para santri untuk siap, mampu dan mandiri dalam menghadapi kehidupan dunia maupun akhirat.

Ranah pendidikan juga merupakan upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak–anak yang sama dengan alam dan masyarakatnya. kurikulum pendidikan kepesantrenan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan. Suatu bangsa akan diakui bila bangsa itu memiliki suatu prestasi dalam berbagai aspek termasuk pendidikan karakter, budi pekerti atau akhlak. Tak sedikit lembaga-lembaga pendidikan yang menerapkan baik dalam kurikulum sampai pada praktiknya sehari-hari.

Pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk kehidupan. Pendidikan budi pekerti akan sangat berpengaruh kepada pembangunan suatu negara. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, polotik dan kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa serta keseluruhan.

Dalam proses pembangunan peran pendidikan budi pekerti sangatlah strategis. Pendidikan budi pekerti dalam kehidupan harus selalu ditingkatkan kualitasnya demi pembangunan suatu negara. Sesuai dengan perkembangan zaman akan selalu ada persoalan–persoalan yang muncul. Semakin tinggi kualitas pendidikan maka akan semakin meningkatkan pembangunan suatu negara.

Budi pekerti luhur atau al-akhlaq al-karimah dalam perspektif Islam merupakan salah satu misi pokok Nabi Muhammad SAW. Rasulullah ditugaskan Allah memperbaiki atau menyempurnakan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Gagasan dan usul tentang revitalisasi pendidikan akhlak mulia atau budi pekerti luhur, telah cukup lama kembali muncul dalam masyarakat. Dunia pendidikan kita dianggap tidak berhasil membentuk peserta didik yang memiliki akhlak mulia, moral, dan budi pekerti luhur.

Ada peserta didik yang tidak hanya kurang santun, baik di sekolah, rumah, dan di lingkungan masyarakat, tetapi juga terlibat dalam berbagai bentuk tindak kriminal. Pandangan simplistis menganggap, kemerosotan budi pekerti luhur, akhlak, moral, dan etika peserta didik karena gagalnya pendidikan agama di sekolah. Maka dari itu dengan hadirnya pendidikan pesantren diharapkan dapat mengubah personalitas peserta didik dan stigma buruk terhadap pendidikan berbasis agama islam yang notabene telah menjadi paradigma di masyarakat.

Hal lain yang merupakan faktor dasar keterikatan terhadap usaha dari dalam akal dan sanubari adalah adanya rasa ikhlas dalam menjalani segala aspek-aspek kehidupan dan menjadi ruh yang menghidupkan gerak lajunya segala aspek. Tanpa adanya keikhlasan tak akan berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan kata ikhlas dijadikan motto departemen agama yaitu “ikhlas beramal” maknanya bahwa dalam pengabdian kepada masyarakat dan negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.

Salah satu implementasi ikhlas adalah kejujuran dalam hal apapun. Hilangnya rasa ikhlas akan memunculkan jiwa korupsi dalam diri, mengambil untung dan kesempatan. Terjadinya perbuatan-perbuatan malprestasi yang mengakibatkan kerugian-kerugian sebagai imbas dari rasa kurangnya rasa ikhlas. Seorang pemimpin juga semestinya dan bahkan wajib memiliki budi pekerti dan keikhlasan. Banyaknya pemimpin-pemimpin korup dan tak bermoral adalah salah satu masalah setiap bangsa. Maka dari itu dimulai dari didikan yang baik terlebih dahulu, dari segala aspek secara koheren dan komprehensif.

Menjalani kegiatan mendidik tanpa pamrih dan dididik dengan ikhlas dan tabah di dalam dunia pendidikan terutama pendidikan di lingkungan pesantren adalah pengejewantahan dari panca jiwa pondok pertama yaitu keikhlasan. Keihlasan guru dalam mendidik, keikhlasan murid/santri untuk dididik dan keikhlasan wali murid dalam menyerahkan seluruh pendidikannya adalah satu kesatuan erat yang tak dapat dipisahkan. Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun.
Pondok pesantren La Tansa ini mempunyai nilai-nilai yang berperan penting dalam membentuk kepemimpinan santri yang hidup di pesantren ini, nilai-nilai ini menjadi rujukan dan motivasi bagi santri dalam menjalankan rutinitas kegiatan sehari-hari di pesantren. nilai-nilai tersebut ialah yang disebut dengan “panca jiwa” pondok dan “motto pondok” pesantren.

1 Like