Manfaat dan Bahaya Mengonsumsi Kopi

Menurut Farah, et al (2012) kopi adalah salah satu minuman yang disukai dan paling banyak dikonsumsi secara internasional. Lazimnya kopi tidak dipandang sebagai bagian dari gaya hidup sehat sebab kandungan kopi memuat kafein dan stimulan, akan tetapi kopi adalah sumber yang kaya antioksidan serta senyawa bioaktif lainnya.
Kopi ialah tanaman yang telah lama dibudidayakan. Ada beraneka macam tanaman kopi yang dibudidayakan, yakni kopi ekselsa, kopi arabika, kopi robusta, serta kopi liberika. Sebagian besar di Indonesia tanaman kopi yakni kopi robusta dan kopi arabika, sebanyak 90% tanaman kopi robusta dan sisanya tanaman kopi arabika. Kopi arabika dan kopi robusta yang paling populer secara internasional. Konsumsi kopi di dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 28% berasal dari spesies kopi robusta, kopi arabika (coffee arabica) berasal dari Afrika, yakni dari daerah pegunungan di Etiopia akan tetapi, kopi berkembang sesudah pedagang Yaman membawa kopi menjalar ke daratan lainnya. Minuman kopi ini menjadi salah satu minuman yang banyak dikonsumsi secara internasional. Minuman ini amat disukai sebab rasa dan aromanya. Kopi adalah campuran kimia yang lebih dari seribu bahan kimia yang berbeda yakni karbohidrat, kafein, alkaloid, vitamin, senyawa nitrogen, lipid, dan lainnya (Rahardjo, 2012).

Kafein yang terkandung dalam kopi adalah stimulan psikoaktif yang dapat meningkatkan suasana hati serta memberikan dorongan energi sementara sehingga mengurangi kelelahan (Ogah & Obebe, 2012). Manfaat kafein di antaranya yakni, meningkatkan kualitas tidur sebagaimana kafein mengatasi keletihan, menghilangkan jet lag, meningkatkan inteligensi, serta kapasitas daya ingat (Weinberg. BA & Bealer. BK, 2010).
Di dalam tubuh terdiri dari 70% nya yakni air atau H2O, kandungan yang tidak mampu dipisahkan dari kopi. Air juga berperan penting bagi tubuh manusia. Akan tetapi, kandungan air dalam kopi ialah bagian dari senyawa kimiawi kopi. Karbohidrat dalam kopi adalah kandungan utama kopi sebanyak 50%, sukrosa dalam karbohidrat berperan untuk rasa dan kualitas kopi itu sendiri. Protein, peptida, serta asam amino bebas sangat penting untuk rasa kopi, sedangkan melanoidins bertanggung jawab untuk warna kopi bekerja sebagai antioksidan. Mineral dan kalium menyumbang sekitar 40% dari kandungan mineral kopi. Namun, kopi bukan sumber nutrisi yang baik dari protein dan mineral karena mengandung sedikit asam amino esensial. Cafestol dan kahweol adalah senyawa yang dapat meningkatkan konsentrasi plasma kolesterol di dalam tubuh manusia (Farah, 2012).

Kopi mempunyai dampak positif bagi para penikmatnya seperti memberikan energi untuk menghindari rasa mengantuk, memberikan energi semangat pada saat beraktivitas, maupun kopi dapat meningkatkan konsentrasi saat beraktivitas (Samsura, 2012). Adapun dampak negatif dari konsumsi kopi jika dikonsumsi dalam dosis tinggi kopi mampu meningkatkan tekanan darah, detak jantung lebih cepat, serta melemahkan daya tahan tubuh sebab efek kafein di dalam kopi mampu menyerap mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Mengonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan insomnia atau susah tidur sebab kandungan kopi dapat menghambat reseptor adenosin cenderung mempunyai kebiasaan tidur yang tidak sehat yang berdampak buruk bagi kesehatan. Pada ibu hamil mengkonsumsi kopi 1 sampai 3 cangkir per hari dapat meningkatkan resiko keguguran, serta melahirkan bayi cacat (abnormal) akibat mengkonsumsi lebih dari 8 cangkir atau lebih per hari. Asam pada kopi mampu meningkatkan pengeluaran asam lambung serta mengiritasi saluran cerna sehingga berbahaya jika dikonsumsi saat perut masih kosong ( Farah A, 2012 & Yazid, 2015).
Mengonsumsi kopi sebenarnya tidak dilarang selama masih dalam batas maksimum yang disarankan. Banyak pendapat masyarakat soal kopi yang mengatakan bahwa kopi itu buruk untuk kesehatan padahal sebenarnya kopi itu cocok untuk yang punya penyakit jantung, dan bagus untuk sakit kepala, karena zat kafein di kopi membantu untuk melebarkan pembuluh darah, dimana ketika sakit kepala pembuluh darah terjadi penyempitan.

Sumber : Nadhyafari. BAB II Tinjauan Pustaka.
https://eprints.umm.ac.id/41785/3/jiptummpp-gdl-nadhyafari-48283-3-babii.pdf