Makna referensial & non referensial : integrasi makna di balik sebuah kata

Bahasa adalah keniscayaan yang tidak mungkin terbantahkan dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa adalah senjata terampuh untuk meluluhkan lawan, untuk mencari informasi, memberi sanjungan bahkan memusnahkan seseorang. Oleh karena itu unsur kebahasaan terpentin salah satunya yakni makan. Tidak dapat dipungkiri bahwa makna adalah aspek dominan yang terkandung dalam sebuah bahasa, makna akan membuka jalan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi antar individu bahkan kolektif sekalipun. Bahasa akan digunakan sebagai senjata perwakilan yang ampuh dalam sebuah komunikasi. Selaras dengan pernyataan Widjaja (1997:1) yang berpendapat bahwa “Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.” Selain itu pendapat oleh Albig pada Widjaja (1997:15) “Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti bagi individu-individu.” Artinya komunikasi adalah pernyataan manusia yang dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis maupun lisan.
Setiap ujaran yang dilontarkan oleh seseorang baik berupa lisan maupun tulisan kan menyatakan sebuah maksud dan tujuan, komponen tersebut merupakan kajian semantik. Semantik adalah sebuah pembahasan mengenai makna yang terkandung pada kata. Makna merupakan objek kajian semantik yang membahas mengenai arti, informasi, makna dan maksud itu sendiri. Secara keilmuan semantik mempelajari artian makna dalam unsur kebahasaan baik itu secara harfiah maupun makna terselubung.
Sejalan dengan pernyataan Slamet Muljana yang ada dalam Djajasudarma (2009:22) “Semantik adalah dalam arti bagaimana kata itu muncul, bagaimana perkembangannya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa).” Dikatakan makna referensial bila sebuah kata mempunyai referen yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata tersebut (Chaer, 1990:66). Artinya kata-kata yang termasuk kata penuh adalah kata-kata yang bermakna referensial. Makna referensial akan berupa bentuk-bentuk kebahasaan yang terintegrasi dan akan berkorelasi dengan konsep dalam pikiran manusia dan pada kehidupan dunia nyata, yang disebut makna (sense) dan mayoritas konsep makna ini berhubungan dengan sesuatu atau hal yang ada di luar bahasa secara nyata dan koheren, yang disebut reference (referent).

Pembahasan makna referensial dalam semantik secara mudah bisa kita analogikan dengan kata “cula” yang pasti akan berkorelasi hewan badak. Lalu dapat diartikan secara sederhana bahwa makna referensi merupakan makanan yang berhubungan langsung dengan kata yang dituju atau dirujuk sebagai acuan (referent). Bersandarkan pendapat Palmer (dalam Mansoer Pateda, 2010:125), “Referen adalah hubungan antara unsur-unsur linguistik berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan dunia pengalaman yang nonlinguistik”. Selain itu menurut konsep Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2010:100), mengatakan bahwa “Acuan atau referen adalah hubungan antara makna dengan lambang dan acuan sama, yakni bersifat langsung”.
Referensi yang digunakan sebagai acuan suatu kata atau pun bahasa pada makna referensial bervariatif seperti benda, peristiwa, proses, atau sifat. Sehingga makna referensial akan menuntut pembaca ataupun pendengar dengan lambing seperti benda, gejala, peristiwa, proses maupun sifat sekalipun. Misalkan saja kata “marah”, maka referensinya akan berkorelasi dengan gejala marah, seperti muka cemberut atau mungkin berbicara dengan intonasi tinggi bahkan menambahkan aksen gerak fisik yang merujuk pada perilaku marah.
Selain itu makan referensial juga dapat mengacu makna dan maksud di luar kebahasaan seperti halnya objek atau gagasan.saat pembaca membaca maupun pendengar yang mendengar suatu kata maka akan dapat berimajinasi dengan mengacu kepada suatu gambaran yang pernah dibaca maupun didengarkannya sebagai sebuah rujukan makna referensial. Makna referensial disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan, Makna referensial memiliki hubungan dengan konsep tentang sesuatu yang telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa). Hubungan yang terjalin antara sebuah bentuk kata dengan barang, atau kegiatan di luar bahasa tidak bersifat langsung, ada media yang terletak di antaranya. Kata merupakan lambang atau simbol yang menghubungkan konsep dengan acuan.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Makna Referensial salah satu jenis makna kata yang memiliki referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata tersebut. Dalam makna referensial memiliki hubungan dengan konsep yang telah disepakati bersama oleh banyak orang atau masyarakat bahasa. Contohnya adalah meja dan kursi mengandung makna referensial, karena keduanya memiliki referen atau acuan, yaitu sejenis perabot rumah tangga. Sedangkan makna Nonreferensial salah satu jenis makna kata yang tidak memiliki referen yang diacu oleh kata tersebut. Cara membedakannya adalah kata nonreferensial berupa kata proposisi, konjungsi, dan kata tugas lainnya. Karena fungsi dari kata tersebut hanyalah memiliki fungsi atau tugas, tapi tidak memiliki makna.

Referensi :

Kurniawan, R., Sumiharti, S., & Tara, F. (2018). Analisis Makna Referensial Pada Rubrik Pendidikan Dalam Surat Kabar Jambi Ekspres Edisi Bulan Maret 2017. Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(1), 192-200.

Palimbong, D. R. (2013). Kajian Wujud Makna Referensial Dalam Koran Kompas Edisi November 2012.

2 Likes