Makna Puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono Untuk Muda-Mudi Zaman Sekarang

Faqih Himawan

Pendahuluan

Apa sih yang dimaksud dengan puisi? Pertanyaan ini dijawab langsung oleh Waat-Dunton Situmorang (dalam Samosir, 2013), definisi puisi yakni ungkapan nyata melalui kata-kata indah yang muncul dari pikiran manusia. Kata-kata indah dalam puisi ini sering digunakan untuk kids zaman now dalam hal percintaan.

Salah satu puisi yang sedang trend lagi adalah puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono. Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka yang lahir di Kota Surakarta pada 20 Maret 1940. Sapardi Djoko Damono sendiri sudah menciptakan banyak karya puisi yang cukup terkenal. Salah satunya adalah puisi berjudul “Aku Ingin” yang diciptakan pada tahun 1989. Apa yang membuat puisi tersebut menjadi istimewa?

Isi

Puisi “Aku Ingin” ini sendiri punya makna yang kental tentang percintaan. Tak khayal pemuda-pemudi cukup menggandrungi puisi ini. Ngomong-ngomong soal cinta, pemaknaan cinta sebenarnya cukup banyak lho! Menurut Sternberg (1986) cinta adalah salah satu bentuk emosi yang mengandung unsur ketertarikan, hasrat seksual, dan perhatian pada seseorang. Bisa disimpulkan bahwasannya cinta berkaitan langsung dengan emosional pada diri individu.

Emosional tersebut dituangkan langsung dalam puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono. Apabila ditelaah lebih dalam, Ia ingin menyampaikan perasaan cintanya melalui penyampaian yang sederhana. Sama halnya dengan pemuda saat ini yang ingin menyampaikan perasaannya yang besar tapi lewat hal yang simpel. Puisi ini dapat membantu dalam penyampaian perasaan anak zaman now!

Bagi yang belum tahu puisi tersebut, berikut adalah puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono:

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Makna dari puisi tersebut sebenarnya cukup sederhana. Pada bait pertama dan keempat yang tertulis ‘Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’ sudah tergambar langsung maksud dan tujuan sang penyair. Hal tersebut juga memberikan gambaran latar belakang sang penyair yang bukan dari kalangan wong sugih kalau menurut orang Solo. Cocok banget buat pemuda kantong tipis seperti saya heheu.

Kesederhanaan-kesederhanaan juga di gambarkan pada bait ketiga dan kelima. Majas personifikasi digunakan untung menggambar suatu benda menyerupai manusia. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan wujud penyair yang kerap melakukan pengorbanan namun tidak terlihat. Anggap saja ‘kayu’ dan ‘awan’ adalah analogi dari Si Penyair, ‘api’ dan ‘hujan’ adalah orang yang dicintai Si Penyair, lalu ‘abu’ dan ‘tiada’ adalah dampak dari pengorbanannya.

Penutup

Nah, jadi kesederhanaan-kesederhanaan dalam puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono ini memang biasa dirasakan dalam diri pemuda sekarang. Cocok buat kamu yang nggak mau ribet dan kurang PD!

Sebagai penulis, mimin tau masih banyak kekurangan dan kesalahan buat tulisan ini. Kalo teman-teman mau memberi masukan dan saran bisa langsung e-mail mimin ya! Thank you!

Daftar Pustaka

Sobirin, R. M., Sobari, T., & Wuryani, W. (2021). Analisis Makna Pada Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono Menggunakan Pendekatan Semiotika. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1), 87-92.

Wahyuningsih, S. (2021). Analisis Unsur Intrinsik pada Puisi Karya Taufik Ismail Melalui Pendekatan Struktural dan Pemanfaatannya sebagai Media Pembelajaran Materi Puisi di SMA Kelas X (Doctoral dissertation, Tadris Bhs. Indonesia IAIN Syekh Nurjati Cirebon).

Kristanti, Y., & Hadiwirawan, O. (2022). PANDANGAN CINTA ROMANTIS MENURUT ANAK MUDA. Seurune: Jurnal Psikologi Unsyiah, 5(2), 140-157.