Makna: Apa itu makna?

Apa itu makna?
“Makna sebagai paduan dari hubungan-hubungan yang bersifat kontekstual, fonetik, tata bahasa, leksikografi dan semantik yang masing-masing menangani komponen paduannya sendiri dalam konteks”. J. R. Firth
Makna merupakan istilah yang paling ambigu dan paling kontroversial dalam teori tentang bahasa. Buku karya C. Moris (Sign, Language, and Behavior, 1946) tentang teori tanda mengemukakan:
“Pernyataan-pernyataan akan makna biasanya membuang sejumpu unsur yang ada pada sasaran gejala makna, sedangkan suatu semiotik yang bersifat teknis haruslah menyajikan kata-kata yang dipertajam maknanya,hingga diharapkan agar semiotik tidak menggunakan istilah (makna) dan agar mengintroduksikan istilah-istilah khusus bagi berbagai faktor yang tidak dapat dibeda-bedakan oleh ‘makna’ tersebut”.
Unsur esensial dalam diagram adalah membedakan tiga komponen makna. Hal ini tidak berhubungan langsung antara kata dan benda, melainkan melalui titik puncak.
Sebuah objek mungkin tetap tidak berubah, tetapi makna dari suatu kata atau objek mungkin dapat berubah apabila terdapat perubahan atau pergeseran pola pikir kita terhadap objek tersebut. Perubahan dapat terjadi dalam pengetahuan atau perasaan kita terhadap objek tersebut. Definisi makna yang bersifat referensial tidak boleh mengarah kepandangan atomistik bahasa yang artinya tiap kata dianggap sebagai satuan yang terisolasi “self contained”.
Contoh: BISA → RACUN
BISA → DAPAT
Prinsip semacam ini memegang peranan penting dalam perubahan-perubahan makna dan dalam struktur kosakata. Definisi makna yang referensial dapat menimbulkan hal yang menarik dalam metode linguistik. karena makna merupakan suatu relasi yang resiprokal dan timbal balik antara nama dan makna.
Bridgman menekankan bahwa sifat operasional tentang konsep ilmiah seperti panjang, waktu, atau energi. Pendekatan ini terkenal dengan rumusan: “ Makna sebenarnya dari sebuah kata harus ditemukan dengan mengamati apa yang dilakukan orang terhadap kata tersebut, bukan mengamati apa yang dikatakannya tentang kata itu”.
Sedangkan Wittgenstein merumuskan bahwa “Dalam sebagian besar kasus, meskipun tidak seluruhnya dalam hal berkutat tentang “makna” kata, dapatlah ditentukan demikian: makna sebuah kata adalah penggunaannya dalam bahasa”. Wittgenstein kemudian menggunakan beberapa analogi untuk menunjukkan implikasi-implikasi rumusannya. Ia mengatakan , “ Bahasa adalah sebuah instrumen. Konsep-konsepnya juga instrumen” yang kemudian dikemukakannya terhadap persamaan antara kata dengan alat seperti, “Bayangkan alat-alat dalam kotak peralatan: ada martil, gergaji, drai, penggaris, bor, dsb. Fungsi-fungsi kata itu beraneka ragam seperti fungsi-fungsi benda-benda ini”.
Gagasan Wittgenstein mempunyai konsekuensi dalam linguistik dan memperkuat masalah yang dihadapi oleh para linguis yang sebelumnya sudah menentukan makna atas dasar pikiran yang sama. Rumusan Wittgenstein menarik bukan hanya karena sederhananya sejalan dengan kecenderungan linguistik masa kini, tetapi karena memberikan keuntungan, yakni rumusan tersebut berjasa dalam menentukan makna secara kontekstual dalam arti empiris murni.
Nama memegang peranan penting dalam hubungan antarmanusia sehingga nama sering digayuti oleh kekuatan magis dan dikelilingi oleh hal-hal gab dan tabu. Nama begitu dekat diidentifikasikan dengan pemiliknya sehingga nama itu segera menggambarkan reputasi baik atau buruk. Konsep nama diri berakar dalam pada tradisi, dan dalam kehidupan sehari-hari tidak sulit menemukan nama-nama diri danmembedakannya dari nomina pada umumnya (common noun) dengan cara menuliskan nama diri itu dengan huruf kapital.
Untuk mengemukakan dasar-dasar pembedaan nama diri dengan nomina, ada beberapa kriteria untuk mendefinisikan nama diri

  1. Keunikan
  2. Identifikasi
  3. Denotasi dan konotasi
  4. Bunyi Distingtif
  5. Kriteria gramatikal

REFERENSI
Ullmann, Stephen. 2007. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2 Likes

Satu kata yang paling susah untuk diartikan adalah “terserah”.

Apalagi kalau cewek sudah ngomong “terserah”. Susah deh ngartiinya. :pensive: