Logika Berbahasa yang Perlu Kalian Ketahui!

Hai, sobat Mijil!:wave:
Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya!

Sebagai makhluk sosial, tentunya kita akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Dalam proses interaksi tersebut, sudah pasti kita akan berbicara menggunakan bahasa tertentu yang dapat saling dimengerti. Nah, kalian tau nggak sih kalau dalam berbahasa kita juga harus memakai logika?

“Ia sering datang terlambat”. Menurut kalian, apakah kalimat tersebut sudah memenuhi syarat ketatabahasaan yang baik? Jawabannya adalah ya! Kalimat tersebut telah memenuhi ketatabahasaan yang baik dalam bahasa Indonesia. Namun, kalimat tersebut belum memberikan gambaran yang jelas mengenai ukuran seberapa sering ia datang terlambat, 2 kali, 3 kali, atau 5 kali? Bahasa yang tidak memiliki keterukuran berarti bahasa tersebut belum memenuhi kriteria bahasa keilmuan karena bahasa keilmuan selalu menuntut keterukuran dan kenyataan. Salah satu kriteria bahasa keilmuan adalah terdapat kelogisan atau logika didalamnya.

Bahasa memang tidak memiliki unsur logika didalamnya. Namun, bahasa dapat digunakan sebagai sarana berpikir logis. Kata logis dan logika dapat digantikan dengan penggunaan kata yang memiliki arti perilaku yang masuk akal atau dapat masuk akal. Misalnya dalam kalimat “Memang logis pria itu langsung berlari” atau “Logis sekali ia berperilaku demikian, bukankah ia berasal dari Jawa?” Penggunaan kata logis dalam dua kalimat tersebut dapat digantikan oleh frasa masuk akal.

Logis dan logika yang akan dibahas dalam tulisan ini bukanlah logis dan logika yang berarti masuk akal. Memang terdapat hubungan antara logis dan logika dengan masuk akal. Akan tetapi, tidak tepat jika kita selalu menyamakannya. Berpikir rasional belum tentu logis, namun berpikir logis sudah pasti rasional. Dalam bahasan ini, kita akan menggunakan pengertian logis dalam arti sempit.

Logis atau logika adalah suatu proses berpikir yang sistematis dan terikat pada kaidah-kaidah tertentu. Salah satu hal yang melekat dalam hal logis dan logika adalah adanya suatu hubungan. Jika kita dapat menemukan hubungan antar satu gagasan dengan gagasan lain, dapat dipastikan bahwa kita telah memahami bagaimana konsep logis dan logika tersebut.

“Orang itu kelaparan dan makan kapur” Kapur bukanlah makanan manusia, sehingga konsep kapur tidak dapat berhubungan dengan manusia atau makanan. Hubungan antara makan dan kapur tidak logis. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut tidak logis.

Dalam berbahasa, kita juga perlu memperhatikan logika. Hal tersebut disebut sebagai logika dalam berbahasa. Logika berbahasa harus memenuhi alur berpikir yang sistematis, logika berbahasa harus memenuhi hubungan antar konsep, serta logika dalam berbahasa tidak boleh menimbulkan kontradiksi.

Contohnya terdapat dalam kalimat “Minke tidak akan datang, padahal aku kira dia akan datang pukul empat”. Kalimat tersebut tidak logis karena memiliki pertentangan dalam hubungan kedua konsepnya yakni pada kata tidak datang dan kata datang. Jika dalam suatu kalimat terdapat hubungan antar konsep yang memiliki arti bertentangan, sudah dipastikan bahwa kalimat tersebut tidak logis.

Bagaimana sobat? Sudah paham mengenai logika dalam berbahasa kan? Semoga kita dapat menerapkan ilmu-ilmu berbahasa yang baik pada kegiatan berbahasa kita sehari-hari ya!

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Sampai jumpa di lain kesempatan!

Ibnu Sina sedang berdiri, saya Yumna pamit undur diri :raised_hands::cowboy_hat_face:

Referensi:
Moeliono, A., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.