Lembar ke-18 Buku Takdirku

Nama saya Yuni Tuwenti, seorang mahasiswi program studi Agroteknologi UNS angkatan tahun 2021. Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya bisa menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi cerita tentang perjuangan saya dalam memperoleh kampus hingga berakhir di program studi Agroteknologi UNS.

Perjalanan ini dimulai dari kegagalan saya di SNMPTN 2021. Kita tahu bahwa SNMPTN merupakan sebuah jalur yang di damba-dambakan oleh seluruh siswa lulusan sekolah menengah atas untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, dan begitu pula dengan saya. Semasa SMA, saya berusaha untuk mendapatkan nilai akademik yang baik, dengan selalu meningkat setiap semesternya, guna memperbesar peluang saya untuk lolos melalui jalur ini. Dan beruntungnya, lingkungan SMA saya sangat mendukung akan hal tersebut. Dengan kehidupan asrama, yang mana setiap saat kita bisa terus berinteraksi dengan teman untuk saling bantu-membantu dalam memahami materi pembelajaran yang sulit. Ditambah lagi dengan didampingi oleh bapak ibu guru yang hebat, yang mana hal ini semakin menyulut semangat saya untuk belajar lebih giat lagi. Akan tetapi, saya tertampar oleh sebuah fakta, dimana siswa dari SMA yang baru berdiri akan sulit baginya untuk bisa lolos SNMPTN. Dan benar saja, dari 178 siswa angkatan saya, hanya 5 orang yang berhasil. Akhirnya, saya berusaha lagi untuk mencoba jalur berikutnya yaitu SBMPTN.

Latihan soal, tryout, serta bimbingan belajar dari bapak ibu guru merupakan bentuk usaha saya untuk lolos SBMPTN. Sekitar satu bulan kiranya waktu efektif saya untuk untuk mempersiapkan diri. Bukan hal yang mudah bagi saya karena pada SBMPTN kali ini saya memilih prodi Arsitektur di UGM dan UNDIP, dimana perlu nilai yang cukup tinggi untuk bisa meraihnya. Butuh nilai minimal 700 untuk bisa lolos di program studi ini. Bermodalkan do’a dan restu orang tua, saya berangkat untuk mengikuti ujian yang bertempat di UNS. Berharap semoga saya bisa mengerjakan semua soal dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang sudah saya pelajari sebelumnya.

Sembari menunggu pengumuman diterima atau tidaknya saya di SBMPTN, saya memberanikan diri untuk mendaftar melalui Jalur Prestasi di UGM dengan hanya bermodalkan prestasi nonakademik di bidang olahraga catur. Masih teguh dengan mimpi saya untuk menjadi seorang Arsitek, saya menempatkan program studi Arsitektur di pilihan pertama dan program studi Perencanaan Wilayan dan Kota di pilihan keduanya. Dua minggu setelah menyelesaikan administrasi pendaftaran, pengumumanpun keluar. Dan ternyata Allah berkehendak lain, saya gagal untuk yang kedua kalinya.

Satu bulan lebih menunggu, pada tanggal 14 Juni 2021 hasil SBMPTN akhirnya keluar. Lagi dan lagi, saya gagal. Pikiran saya kalut waktu itu. Saya menangis sejadi-jadinya, mengingat kesempatan semakin sempit. Dengan menata kembali hati dan pikiran, saya mencoba bangkit lagi dengan mencoba beberapa jalur mandiri yang diadakan beberapa perguruan tinggi negeri. UI, ITB, UNPAD, dan UNS adalah beberapa kampus pilihan saya di jalur mandiri ini. Setelah melalui serangkaian prosesnya, baik itu dengan jalur ujian maupun memakai nilai UTBK, sekitar satu minggu setelahnya, pengumumanpun keluar. Dari keempat kampus yang saya coba, ternyata UNS lah satu-satunya kampus yang menerima saya. Waktu itu saya memilih ujian tulis dengan Arsitektur sebagai pilihan pertama dan Agroteknologi di pilihan kedua. Dan saya diterima di pilihan kedua. Sedikit irformasi, bahwa di jalur mandiri saya masih menempatkan program studi Arsitektur di pilihan pertamanya, kecuali UNPAD.

Dari sini saya belajar banyak hal. Pertama, bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa tercapai, Allah selalu punya rencana terbaik untuk hambanya. Dari awal saya sangat ingin untuk bisa masuk di program studi Arsitektur, tetapi apa yang bisa saya perbuat jika Allah berkehendak lain? Tidak ada. Saya hanya perlu menerima dengan ikhlas apa yang diberikannya dengan percaya bahwa pilihan-Nya adalah yang terbaik.

Dan yang kedua adalah tentang kesabaran. Dari awal tahun 2021, saya sudah mencoba mendaftar kuliah di beberapa perguruan tinggi negeri, tetapi saya baru mendapatkannya di akhir bulan Juni. Cukup lama tentunya. Dan sampailah pada kesimpulan akhir bahwa semua akan datang di waktu yang tepat, kita hanya perlu bersabar dan menikmati prosesnya.