Lemahku Bukan sebab Takdirku
Dianggap lemah dan tak berdaya
Awal mula anggapan dari siapa?
Apakah hanya karena kami tidak memiliki otot?
Atau badan yang perkasa?
Wanita adalah takdirku
Bukankah itu semua sudah kehendak dari Tuhan yang Maha Kuasa
Kami pun hanya bisa menerima dengan lapang dada
Dan diam, hening, bungkam tak berkutip apa-apa
Namun itu adalah kelemahan kami yang sesungguhnya
Dari perjuangan Kartini yang tiada tara
Meski dibelenggu dengan kuat
Oleh takdirnya sebagai wanita
Dan hidup dalam kesengsaraan pingitan
Dibatasi oleh dinding-dinding tanah yang dingin
Kehidupannya bak seorang narapidana
Demi meninggikan kodrat wanita ini
Banyak darah wanita yang bertumpahan
Bahkan hingga cerpen Aku, Ratih dan Kartini ini dicurahkan
Ratih wanita bangsawan yang rupawan
Menanggung kekolotan sebuah tradisi
Dan kebebasannya dari pencabutan nyawa ayahnya sendiri
Bukan kehendaknya ayahnya mati
Namun karena jalan Tuhan yang selalu memberkati
Kebebasannya pun dapat terangkat
Dari belenggu kurungan khayalan
Yang tak dapat dihancurkan hanya karena zaman