Saya mengikuti cabang olahraga beladiri Tarung Derajat. Tarung Derajat adalah seni bela diri berasal dari Indonesia yang diciptakan oleh Achmad Dradjat yang biasa dipanggil Aa Boxer yang kini bergelar Sang Guru Tarung Derajat. Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya di Bandung pada 18 Juli 1972. “Box!” adalah salam persaudaraan di antara anggota Tarung Derajat. Tarung Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam metode pelatihannya. Tarung Derajat dijuluki sebagai “Boxer”. Praktisi Tarung Derajat disebut “Petarung”. Tarung Derajat merupakan olahraga seni beladiri full body contact yang praktis dan efektif asli dari Indonesia. Beladiri Tarung Derajat ini mempunyai spesifikasi perpaduan lima unsur daya gerak yang terdiri dari kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Prinsip tarung derajat adalah menyerang untuk menang, falsafah latihannya adalah aku berlatih tarung derajat untuk mengalahkan diri sendiri tidak untuk dikalahkan orang lain. Dan motto pengalamannya adalah aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk. Serta komando penguasaanya adalah jadikanlah dirimu oleh diri sendiri, kemudian pengabdiannya adalah untuk menegakkan kehormatan hidup dan meninggikan derajat hidupnya. Teknik gerakan yang dilatih pada tarung derajat diantaranya adalah sikap dasar, teknik dasar tangan (siaga ditempat), teknik dasar tangan (siaga silang), teknik dasar gerakan kaki (menendang), dan teknik gerak langkah dasar. Di dalam beladiri Tarung Derajat terdiri dari dua macam yaitu Tarung dan Seni Gerak, Tarung adalah pertandingan tarung full body contact, sedangkan Seni Gerak adalah peragaan Tarung yang terbagi beberapa macam seperti Ghada (1 orang), Getar (2 orang), Getar campuran (2 laki-laki dan 2 perempuan), Ranger Putri (3 perempuan), Gharang (3 laki-laki).
Saya bergabung di olahraga beladiri Tarung Derajat pada tahun 2019 pada saat saya kelas 9 SMP, awal mulanya adalah pada saat Covid-19 saya tidak ada kegiatan selain pembelajaran online yang membosankan dan akhirnya saya dengan teman saya bergabung di Tarung Derajat untuk mengisi waktu luang. Setelah latihan beberapa bulan saya dan teman saya ditawari untuk mengikuti kejuaraan Popda Virtual, kejuaraan ini adalah kejuaraan pertama yang saya ikuti dan dari situlah saya mulai bersemangat latihan untuk terus bisa mengikuti kejuaraan. Pada saat Popda Virtual saya mengikuti lomba Seni gerak Gharang (3 orang) yang mendapatkan urutan ke 4 selisih point sedikit dengan juara 3. Selanjutnya saya terus berlatih dan kembali mengikuti kejuaraan Dulongmas Pekalongan Banyumas yang diadakan di Akmil Magelang pada tahun 2021 dan mengikuti lomba Seni Gerak Gharang (3 orang) dan Getar (2 orang) yang Alhamdulillah mendapatkan Juara 1 dan Juara 2. Kemudian pada tahun 2022 saya mengikuti kejuaraan Pra Porprov yang diadakan di Brebes, itu adalah pertama kali saya mengikuti lomba Tarung di kelas 55kg-58kg. Beberapa bulan sebelum kejuaraan sering mengikuti try out atau latihan bersama dengan daerah lain untuk melatih teknik tarung saya, pada saat pertandingan saya bermain 2 kali yang pertama bertemu dengan Kabupaten Semarang saya menang dengan skor dari juri 2-1 dan kemudian di pertandingan ke 2 saya bertemu atlet dari Demak yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang lebih banyak dari saya, saya kalah dengan skor 1-2 yang mengakibatkan tidak lolos semi final dan tidak mendapatkan tiket Kejuaraan Porprov. Dari pengalaman itu saya menjadi lebih tertarik dan bersemangat untuk terus berlatih agar bisa menjadi juara, latihan setiap hari pagi sore dan malam terus berlatih. Pada tahun 2023 saya mengikuti kejuaraan Kejurprov Pelajar di Semarang bermain Tarung di kelas yang masih sama 55kg - 58kg dan alhamdulillah membawa pulang mendali perak atau juara 2. Pertama bertemu dengan Banyumas dengan skor 3-0 kemudian final bertemu dengan Jepara saya kalah skor 1-2 karena kecolongan terkena pukulan di dagu yang menyebabkan Jepara mendapatkan keunggulan point. Kemudian pada saat 2024 ini saya juga mengikuti kejuaraan Kejurprov kategori Pelajar, Pemula, dan Senior yang diadakan di Surakarta, pada kejuaraan ini saya mengikuti lomba tarung kelas 55kg - 58kg yang pada saat beberapa bulan sebelum kejuaraan berat badan saya sempat 63kg jdi saya harus menurunkan 5kg agar menjadi 58kg. Setelah latihan latihan dengan penuh semangat akhirnya berat badan saya bisa turun menjadi 58kg pada saat h-2 lomba, pada saat hari pertandingan hari pertama adalah penimbangan yang urut dari absensi daerah, saya menunggu antrian yang sangat lama dengan tidak makan dan hanya minum air putih karena takut berat badan jadi over atau kelebihan dan akhirnya pada saat penimbangan berat badan saya malah menjadi 56kg, ini adalah pertama kali saya bisa menurunkan berat badan 7kg. Hari kemudian adalah hari pertandingan yang pertama saya bertemu dengan lawan dari tuan rumah Surakarta yang alhamdulillah menang 3-0, kemudian bertemu dengan Banyumas menang lagi 3-0. Yang akhirnya saya bisa menang juara 1. Pada kejuaraan ini saya bersama teman saya 2 orang yang sama sama membawa pulang medali emas, berangkat 3 atlet pulang membawa medali emas semua.
Setelah kejuaraan itu saya berevaluasi dan terus berlatih lebih giat semangat keras lagi untuk kedepannya serta untuk persiapan kejuaraan selanjutnya, masih banyak kekurangan dan masih banyak lawan diluar sana yang lebih hebat dan berlatih lebih keras. Suatu kebanggaan bagi saya bisa mengikuti cabang olahraga Tarung Derajat dan bisa mengikuti kejuaraan adalah salah satu cara saya untuk membanggakan orang tua. Proses adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan, terus berusaha dan hasil akan datang dengan sendirinya.