Kupas Tuntas Frasa Verbal Sebagai Keterangan

foto frasa verbal

Belajar mengenai konstruksi sintaksis tata bahasa, kita pasti tak asing dengan yang namanya frasa. Namun sebagian dari kita merasakan masih kesulitan untuk membedakan antara frasa dengan kata majemuk. Apakah kalian juga merasakan hal yang sama? Pada dasarnya perbedaan diantara keduanya terletak bahwa frasa tidak membentuk makna baru, dan dapat disisipi unsur lain. Sedangkan kata majemuk dapat membentuk makna baru, namun tidak dapat disisipi unsur lain, dan gabungan kata majemuk tidak dapat dipisahkan, diganti, ditukar, atau dimbuhkan kecuali dilakukan dalam sekaligus. Sekarang sudah paham kan terkait perbedaan frasa dan kata majemuk? Jadi jangan sampai tertukar lagi yaa! Namun sebelum mengupas lebih jauh, apakah kalian sudah mengerti apa itu frasa?

Menilik pendapat Ramlan, beliau mengemukakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (2001:139). Hal ini berarti frasa merupakan konstruksi ketatabahasaan yang merupakan satuan gramatik (mengandung makna leksikal maupun gramatikal) dan terdiri atas dua kata atau lebih. Serta satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa karena frasa selalu ada dalam satu unsur klausa, yangmana bisa terletak di S, P, O, Pel, atau Ket. Semakin paham kan? Dari pemaparan sebelumnya, dapat diketahui bahwa frasa memiliki ciri: a) Terdiri dari dua kata atau lebih; b) Belum melampaui batas fungsi (S,P,O,Pel,K); c) Belum memenuhi syarat sebagai klausa; d) Lebih kecil daripada klausa; e) Dapat dipertukarkan letaknya tetapi tidak mengubah arti kalimat semula; dan f) Dapat disisipi dengan kata “yang”.

Frasa merupakan turunan ketika kita mengkonstruksi sintaksis ketatabahasaan dalam bahasa Indonesia. Namun frasa sendiri jika kita konstruksikan dapat menghasilkan 4 tatanan kebahasaan yakni: a) Kata + kata; b) Kata + frasa: c) Frasa + frasa; d) kata + klitika. Sedangkan klasifikasi frasa terdiri dari: a) Berdasarkan persamaan distribusi unsur-unsurnya; b) Berdasarkan inti kata; c) Berdasarkan distribusi kelas kata. Banyak juga ya penggolongan frasa. Sampai sini, jadi lebih paham atau bingung nih? Eitt jangan bingung dulu yaa. Coba terus menyimak penjelasan berikutnya.

Sekarang mari kita beralih mempelajari klasifikasi frasa. Klasifikasi frasa ditinjau dari persamaan distribusinya terdiri dari dua yakni: a) Frasa Endosentris; dan b) Frasa Eksosentris. Klasifikasi frasa berdasarkan kelas kata terdiri dari enam yakni: a) Frasa Nominal (Frasa Benda); b) Frasa Verbal (Frasa Kerja); c) Frasa Ajektival (Frasa Sifat); d) Frasa Pronominal (Frasa Ganti); e) Frasa Numeral (Frasa Bilangan); f) Frasa Preposisional/Adverbial (Frasa Depan). Klasifikasi frasa berdasarkan inti kata terdiri dari tiga yakni: a) Pengelompokan frasa berdasarkan unsur inti kata sama dengan pengelompokan atas kelas katanya; b) Perbedaannya hanya dilihat dari ada tidak unsur inti di dalam frasa tersebut; c) Frasa yang memiliki inti, dikelompokkan ke dalam endosentrik, sementara yang tidak memiliki inti dikelompokkan ke dalam eksosentrik. Terakhir ada klasifikasi frasa idiomatik yakni frasa yang berbentuk ungkapan. Waah banyak banget yaa jadi makin pusing nih. Tapi tenang dulu, kali ini penulis tidak akan membahas satu per satu mengenai klasifikasi frasa yang telah disebutkan sebelumnya. Namun penulis ingin memberikan penjelasan sesuai judul artikel kali ini. Yap bener banget! Kali ini kita akan mengulik tentang frasa verbal sebagai keterangan. Apakah itu? Tapi sebelum kesitu, kenalan dulu yuk sama frasa verbal. Barangkali masih pada belum kenal hehe.

Frasa verbal masuk ke dalam klasifikasi frasa berdasarkan kelas kata. Frasa verbal ialah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verbal sebagai intinya, Tetapi bentuk ini bukan merupakan klausa. Dengan demikian, frasa verbal mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya. Posisi kata pendamping ini bersifat tetap sehingga tidak dapat dipindahkan secara bebas ke posisi lain. Perlu ditegaskan bahwa unsur pengisi subjek dan objek tidak termasuk dalam frasa verbal lho. Contoh frasa verbal dalam kalimat seperti contoh berikut: a) Kesehatannya sudah membaik. Yangmana sudah membaik merupakan frasa dalam kalimat tersebut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, frasa verbal menduduki fungsi utama predikat. Walaupun demikian, verbal dapat pula menduduki fungsi lain, seperti pelengkap, keterangan, atribut, dan aposisi. Nah kali ini penulis akan mengenalkan lebih jauh mengenai frasa verbal sebagai keterangan. Nah apa itu? Pasti sudah pada kepo kan? Xixi.

Frasa verbal sebagai keterangan ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan keterangan dan mempunyai kecenderungan menduduki fungsi K (keterangan) dalam klausa. misalnya frasa tadi pagi yang mempunyai persamaan distribusi dengan kata tadi. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dari jajaran:

Tadi pagi Sintia sudah pergi ke sekolah.

Tadi – Sintia sudah pergi ke sekolah.

Dalam sebuah kalimat, frase verbal sebagai keterangan berfungsi menduduki unsur gramatikal sebagai kata keterangan. Jumlah frasa keterangan tidak banyak karena jumlah kata keterangan juga amat terbatas. Hasil pengamatan terhadap bahasa Indonesia (Ramlan, 2005:163) hanya diperoleh enam kata keterangan, yakni kemarin, tadi, nanti, besok, lusa, dan sekarang. Contoh frasa keterangan adalah: kemarin pagi; tadi pagi; nanti malam; besok sore; sekarang ini. Jika ada yang ingin di diskusikan lebih lanjut, jangan lupa tinggalkan komentar terbaikmu yaaa.

REFERENSI:

Alwi, H., & dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Moeliono, A. M., & dkk. (2017). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.

Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Santoso, J. Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis.

Supriyadi. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia . Gorontalo: UNG Press.