Kunci Keseruan Berbahasa


ilustrasi kompasiana

Oleh: Ibni Wiryateja

Setiap hari kita akan sibuk untuk berinteraksi dengan sesama manusia, misalnya saat kita menyapa bibi, paman, tetangga, atau bahkan gebetan. Tentu dalam melakukan tindakan itu kita memerlukan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi. Bahasa yang nyaman, sesuai, dan baik tentu memerlukan suatu emosi di dalamnya. Bayangkan tanpa emosi mungkin kita akan salah dalam menyampaikan maksud kepada orang lain, ini akan sangat merepotkan tentunya sobat, oleh karena itu dalam menghadirkan emosi dalam berbahasa kita perlu mengenal kata seru atau interjeksi.

Kata seru atau interjeksi apabila kita mengacu pada pendapat Hasan Alwi, Dkk. (dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia) adalah kata tugas yang memiliki fungsi untuk menghadirkan suasana hati sang pengujar pada bahasa yang Ia gunakan, sehingga muncul emosi tertentu. Kata seru ini dapat dicontohkan seperti saat kita sedang kencan malam minggu dengan Si Dia. Tentu untuk untuk menghasilkan kesan pertama yang romantis dan hangat kita akan berkata “cantik sekali kamu malam ini”. Tentu dalam kenyataannya kita tidak mungkin hanya berujar demikian. Untuk lebih menambah kesan kita dapat menambahkan “duh, cantik sekali malam ini!’ atau mungkin “wah, kenapa coklat panas ini menjadi tawar ya, setelah kau tiba?”. Nah, kita harus tahu bahwa kata “duh” dan “wah” adalah contoh nyata penggunaan interjeksi.

Oke, kawan-kawan setelah kita berhasil membuat gebetan kita tersipu atau tertawa geli kita dapat mengasah kemampuan penggunaan interjeksi ini lebih dalam lagi, agar kawan kawan dapat menempatkan kata yang tepat sesuai dengan emosi yang diperlukan pada situasi yang ideal. Baiklah, masih dengan sumber yang sama, kata interjeksi sendiri apabila kita mengacu pada pendapat Hasan Alwi, Dkk. (dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia) kata interjeksi ditulis dengan diikuti koma setelahnya seperti yang telah dicontohkan sebelumnya. Kata interjeksi sendiri apabila Sobat ketahui dapat berasal dari bahasa asing ataupun bahasa indonesia sendiri. Contoh interjeksi bahasa asing adalah kata “Astagfirullah” yang berasal dari bahasa arab yang acap kali digunakan untuk menunjukkan kekagetan. Interjeksi sendiri dapat terdiri atas kata dasar dan turunan. Contoh kata dasar seperti “wah” dan kata turunan seperti “sialan”.

Baiklah sobat, setelah kita memahami pengertian dari kata interjeksi ini, selanjutnya kita akan membahas tentang jenis jenis kata interjeksi. Jenis kata ini dapat digolongkan sebagai berikut.

Menunjukkan kejijikan, interjeksi kejijikan digunakan untuk mengungkapkan emosi jijik dengan pemilihan kata: cih, bah, cis, cih, ih, idih. Contoh penggunaannya “Idih, bau sekali tong sampah itu!”.

Menunjukkan kekesalan, interjeksi kekesalan digunakan untuk mengungkapkan emosi kekesalan dengan pemilihan kata: brengsek, sialan, keparat, buset. Contoh penggunaannya “Keparat, aku sudah memberinya kunci gudang, tapi masih saja Dia garong pedagang itu!”.

Menunjukkan kekaguman atau kepuasan, interjeksi kekaguman atau kepuasan digunakan untuk mengungkapkan emosi kekaguman atau kepuasan dengan pemilihan kata: aduhai, amboi, asyik. Contoh penggunaannya “Aduhai, makin menawan saja kau nona!” (kekaguman. “Amboi, megah sekali istana rakyat ini!”.

Menunjukkan kesyukuran, interjeksi kesyukuran digunakan untuk mengungkapkan emosi syukur dengan pemilihan kata: Alhamdulillah, syukur, syukur lah. Contoh penggunaan “Alhamdulilah, sampai juga kau nak di peraduan!”.

Menunjukkan harapan, interjeksi harapan digunakan untuk mengungkapkan emosi pengharapan, dengan penggunaan kata seperti: insyaAllah. Contoh penggunaannya “Insya Allah , aku akan menunaikannya sumpah ini dengan baik!”.

Menunjukkan keheranan, interjeksi yang menunjukkan keheranan ini biasanya menggunakan pilihan kata seperti: aduh, aih, ai, lo, aduilah, eh, oh, ah. Contoh penggunaannya “Eh, sejak kapan candi itu ada di sana?”.

Menunjukkan kekagetan, interjeksi ini ini biasa dipilih untuk memunculkan emosi kaget. Interjeksi ini ditunjukkan dengan pemilihan kata seperti: astaga, astagfirullah, masyaallah. Contoh penggunaan interjeksi ini seperti “Astaga, hampir copot jantung ini melihatmu!”.

Menunjukkan ajakan. Interjeksi ajakan ini ditunjukkan dengan pemilihan kata seperti; ayo, mari, marilah, bergegas. Contoh penggunaannya “Ayo, segera serbu markas itu!”

Interjeksi panggilan. Interjeksi ini ditunjukkan dengan pemilihan kata seperti: hai, he, eh, halo. Contoh penggunaanya “Hai, sudah lama aku menunggu mu!”.

Interjeksi simpulan. Interjeksi ini biasanya ada untuk menunjukkan emosi yang mengajak pada penarikan kesimpulan. Interjeksi ini ditunjukkan dengan pemilihan kata seperti: nah. Contoh penggunaannya “Nah, dari semua pernyataan itu masih belum ada yang tepat!”.

Setelah kita mengetahui contoh dan penggunaan interjeksi sampailah kita pada penghujung bahasa ini. Dari penjelasan sebelumnya kini kawan-kawan telah mengetahui sedikit seluk-beluk tentang interjeksi, sehingga nantinya teman-teman dapat menggunakan interjeksi ini dengan tepat dan tentunya bisa menjadi senjata pamungkas untuk membuat percakapan yang seru dan sesuai dengan kondisi. Baiklah, sebelum kita akhiri ada satu catatan lagi yang harus diperhatikan. Karena sifatnya yang lebih ekspresif, interjeksi sebagaianbesar hanya digunakan dalam bahasa informal dan cenderung bersifat kasual. Demikian pembahasan kali ini, tetap semangat dan sampai jumpa!

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Alwi, S. D. (1999). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA. Jakarta: Balai Pustaka.

Ilustrasi
Sumirat, B. K. (2015, Juni 17). Menggagas dan memelihara komunitas berbahasa Inggris di kantor. Diambil kembali dari kompasiana.com

1 Like