Siapakah diri kita sebenarnya? Serta apa tujuan hidup kita? Sudahkah bermanfaat bagi orang lain? Tentunya pertanyaan-pertanyaan tersebut pernah terlintas dalam benak kitakita, maka artinya anda mengalami krisis identitas. Krisis identitas dapat di alami oleh siapapun tanpa memandang usia maupun gender.
Namun, yang paling sering kita jumpai adalah krisis identitas pada masa remaja. Remaja kerap kali merasakan fase krisis identitas dikarenakan kurang dapat mengendalikan emosi, tidak dapat beradaptasi dengan pergaulan teman sebaya maupun lingkungan,tidak percaya diri dengan penampilannya, dan tidak mendapat figur arahan yang tepat untuk mencapai dan mengetahui identitas diri sendiri yang baik. Terkadang, saat remaja mengalami krisis identitas perilaku yang dicerminkan cenderung mengarah kepada hal yang negatif. Hal tersebut yang harus menjadi perhatian bagi orang dewasa disekitarnya seperti orang tua, guru, dan lain-lain.
Berita yang dilansir dari CNN Indonesia pada tanggal 1 Maret 2024, kasus bullying Binus School Serpong. Sebelumnya, seorang siswa Binus School Serpong dilarikan ke rumah sakit karena diduga menjadi korban perundungan oleh seniornya sebagai syarat untuk masuk geng. Aksi perundungan diduga terjadi di warung belakang Binus School. Korban yang merupakan calon anggota geng disebut harus melakukan beberapa hal yang diminta oleh senior, termasuk mendapat kekerasan fisik. Dari pemeriksaan awal, pelaku perundungan diduga lebih dari satu orang. Kemudian, dari hasil visum juga ditemukan sejumlah luka memar hingga bekas luka bakar pada tubuh korban.
Fenomena ini menunjukkan bahwa remaja kurang dapat mengendalikan emosionalnya. Pada fase remaja mereka mulai berhubungan dengan lingkungan dan teman sebayanya. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus memperhatikan sikap dan sifat mereka diluar maupun di dalam rumah untuk membantu dalam pembentukan identitas diri yang baik pada remaja. Pengaruh teman sebaya cukuplah besar dikarenakan identitas diri lebih banyak diisi oleh teman sebayanya.