Konteks dalam Pragmatik
Oleh: Vera Krisnawati dan M. Rohmadi
Pragmatik mengkaji penggunaaan bahasa seseorang dalam konteks tertentu. Konteks digunakan untuk menafsirkan tuturan atau tindakan komunikatif lainnya. Informasi dan pengetahuan menjadi dasar dalam bertutur dan memahami tuturan. Konteks berada dalam pikiran manusia melalui pengalaman bersama antara penutur atau penulis dengan mitra tutur atau pembaca. Misalnya, ketika seseorang menanyakan maksud suatu tuturan sering kali mendapat pertanyaan, “konteksnya apa ya?”. Respons tersebut menunjukkan bahwa bahasa atau tuturan ditentukan oleh konteks yang pada dasarnya dipahami bersama. Apakah sebuah tuturan atau bahasa dapat dimaknai tanpa konteks?
Perhatikan ilustrasi berikut ini.
Ibu : Hari ini jadi ujian sekolahnya?
Anak : Tenang Bu, saya sudah belajar semalaman.
Ibu : Baiklah, semoga lancar ujiannya.
Terdapat percakapan antara ibu dan anak pada ilustrasi di atas. Ibu bertanya dengan mengonfirmasikan apakah anaknya hari ini akan ujian di sekolah. Anak tersebut bukannya menjawab ya atau tidak, tetapi menjawab dengan jawaban yang tidak ada relevansinya dengan pertanyaannya. Berdasarkan respons dari ibunya, ternyata ibu dapat memahami jawaban anaknya karena sudah memahami konteksnya. Ada kemungkinan si anak sudah memberitahu kepada ibuya bahwa akan diadakan ujian di sekolahnya pada hari itu. Oleh karena itu pertanyaan ibu tentang jadi atau tidaknya ujian tersebut dimaknai sebagai kepedulian ibunya untuk mengetahui kesiapan anaknya dalam menghadapi ujian.
Konteks merujuk pada situasi atau lingkungan terjadinya komunikasi sehingga berpengaruh bagi penutur, penulis, mitra tutur, ataupun pembaca. Bagi penutur dan penulis, konteks berpengaruh dalam memproduksi bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, konteks berperan untuk menentukan makna suatu ungkapan atau pernyataan dalam sebuah percakapan. Konteks memberikan petunjuk kepada pendengar atau pembaca mengenai pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Makna sebenarnya dari suatu ungkapan tidak hanya terletak secara eksplisit pada kata-kata itu sendiri, tetapi juga tergantung pada konteks di sekitarnya. Konteks dapat mencakup faktor-faktor, seperti lokasi fisik, waktu, budaya, latar belakang partisipan, hubungan interpersonal, dan tujuan komunikasi.
- Konteks fisik dapat memengaruhi makna suatu pesan. Misalnya, seseorang mengatakan “Di sini” dalam sebuah ruangan, maknanya dapat diartikan berbeda tergantung lokasi orang tersebut. Konteks fisik tersebut dapat menunjuk pada suatu objek dekat seseorang ataupun ruangan secara keseluruhan.
- Konteks waktu berkaitan dengan makna pesan yang dapat berubah tergantung pada waktu komunikasi terjadi. Misalnya, jika seseorang mengatakan “Saya akan melakukannya nanti”, maknanya akan berbeda tergantung pada pemahaman waktu yang saling dipahami antara penutur dan mitra tutur. Konteks waktu membantu menghubungkan pesan dengan konteks temporal yang relevan.
- Konteks budaya berarti setiap budaya memiliki norma dan nilai-nilai yang berbeda dalam suatu komunikasi. Penggunaan bahasa formal atau informal, ekspresi wajah, bahkan isyarat tubuh berbeda-beda berdasarkan budayanya masing-masing. Misalnya, seseorang yang sedang bertamu mengatakan “Nanti merepotkan”, maknanya dapat diartikan sebagai penolakan. Sementara itu, dalam budaya lain dapat dianggap sebagai pernyataan yang sebenarnya mengiyakan dengan sikap sopan.
- Konteks latar belakang partisipan dapat memengaruhi interpretasi pesan berdasarkan pengalaman pribadi, pengetahuan, dan hubungan interpersonal. Ketika seseorang memiliki sejarah hubungan yang erat dengan orang lain, maka keduanya dapat memiliki pemahaman lebih terkait referensi, kode, makna, bahkan isyarat nonverbal dalam suatu komunikasi.
- Konteks tujuan komunikasi dapat membentuk pemahaman terhadap pesan dan meresponsnya dengan sesuai untuk memberikan informasi, bantuan, ataupun mempengaruhi tindakan orang lain.
Inti dari disiplin ilmu pragmatik yaitu mempelajari pengaruh konteks terhadap pemahaman dan produksi bahasa serta interpretasi pesan secara implisit melalui pemahaman bersama. Konteks fisik, waktu, budaya, latar belakang partisipan, dan tujuan komunikasi berperan dalam menentukan makna sebuah pesan. Pemahaman terhadap konteks komunikasi merupakan kunci dalam memahami dan merespons tuturan dengan tepat