Konjungsi: Kata Tugas yang Memiliki Banyak Arti

Desain tanpa judul

Designed by: freepik

Siapa yang tidak mengenal konjungsi? Kata hubung yang juga dinamakan kata sambung ini sudah tidak asing lagi di telinga sejak memelajari bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Seperti yang sudah diketahui, konjungsi didefinisikan sebagai kata penghubung yang menghubungkan dua satuan bahasa, baik setara maupun tidak setara.

Sebagai sebuah kata hubung, konjungsi ternyata masuk ke dalam jenis kata tugas. Kira-kira, apa yang dimaksud kata tugas itu sendiri? Kata tugas adalah kata yang menyatakan hubungan unsur satu dengan unsur lain dalam frasa atau kalimat. Kata tugas hanya memiliki arti gramatikal dan tidak dapat menjadi dasar pembentukan kata lain. Konjungsi digolongkan ke dalam kata tugas karena tidak memiliki makna leksikal, tetapi dapat memiliki arti apabila dirangkaikan dengan kata lain. Dilihat dari perilaku sintaktisnya dalam kalimat, konjungsi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang cenderung sama tataran atau tingkat kepentingannya (Rahardi, 2009:15). Konjungsi koordinatif meliputi konjungsi yang menyatakan hubungan makna penjumlahan, pemilihan, pertentangan, dan pembetulan. Contoh konjungsi koordinati antara lain dan; atau; melainkan; padahal; sedangkan; serta; dan tetapi . Uniknya, konjungsi dan, atau, dan tetapi termasuk konjungsi koordinatif yang dapat menghubungkan antarkata/frasa. Konjungsi dan dan atau dapat menghubungkan dua unsur atau lebih, sedangkan konjungsi tetapi hanya dapat menghubungkan dua unsur.

Selanjutnya, ada konjungsi korelatif yang berarti konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaktis sama. Contoh dari konjungsi satu ini ialah baik … maupun …; tidak hanya …, tetapi juga …; bukan hanya …, melainkan juga …; apa(kah) … atau …; entah … entah …; dan jangankan …, … pun …. Konjungsi korelatif banyak dijumpai dalam kalimat kompleks atau kalimat yang berisi dua unsur berbeda.

Selain konjungsi korelatif, ada pula konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih (Rahardi, 2009:15). Ternyata, konjungsi ini juga menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat. Hubungan makna yang terjadi dalam konjungsi ini di antaranya makna perturutan, lebih, waktu, perbandingan, sebab, akibat, syarat, pengandaian, harapan, penerang, isi, cara, perkecualian, dan kegunaan. Lalu, apa saja contoh konjungsi subordinatif? Contoh konjungsi tidak setara ini antara lain sejak; sedari; ketika; seusai; hingga; sampai; apabila; jika; seandainya; seumpama; agar; biarpun; sekalipun; alih-alih; karena; sebab; sehingga; tanpa; bahwa; yang; dan sebagainya.

Terakhir, ada konjungsi antarkalimat yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. Konjungsi ini selalu digunakan di awal kalimat baru, yang mana di belakang konjungsi tersebut dibubuhkan tanda koma. Biarpun demikian, …; walaupun begitu, …; kemudian, …; setelah itu, …; lagi pula, …; namun, …; di samping itu, …; dan oleh karena itu, … adalah contoh konjungsi antarkalimat.

Sebagai salah satu jenis kata tugas yang memiliki peranan penting, penggunaan konjungsi harus diperhatikan dan disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Setiap konjungsi memiliki ciri dan arti sendiri-sendiri. Karenanya, pemahaman lanjut mengenai jenis-jenis konjungsi harus dilakukan agar tercipta suatu tulisan yang mengesankan.

__

REFERENSI

Alwi, H., Anton M., M., Hans, L., Sry, S. T., & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mutiadi, A. D., & Syamsudin, D. (2015). ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL “GURITA DAVID” KARYA WILLY W. Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , 4 (1).

4 Likes