Ketika Kata Kerja Menjadi Predikat


design by : canva

Sewaktu SD, dalam pelajaran Bahasa Indonesia kita diberitahu bahwa kalimat terdiri dari beberapa unsur, yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Namun, ada juga loh susunan kata yang terdiri dari subjek dan predikat tapi bukan kalimat. Susunan kata tersebut adalah klausa.

Apa itu klausa? Dilihat sekilas, klausa dan kalimat memang mirip, padahal keduanya berbeda. Menurut supriyadi, klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas unsur subjek(S) dan predikat(P), tetapi penanda klausa predikat(P).

Sedangkan menurut Hasan Alwi, klausa merupakan konstruksi sintaktis yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan. Adapun kalimat diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yaitu klausa, frasa, dan kata. Meskipun begitu, tidak semua kalimat terdapat unsur klausa, seperti dalam kalimat “selamat pagi". Jadi, didalam kalimat itu ada belum tentu ada klausa, tetapi klausa sudah pasti ada didalam kalimat.

Pembagian klausa bermacam-macam, tergantung dari aspek apa yang ditinjau. Diantaranya klausa digolongkan berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P.

Berdasarkan golongan atau kategori tersebut, klausa dapat digolongkan menjadi lima golongan, yakni:

  1. klausa nomina.
  2. klausa adjektiva.
  3. klausa verba.
  4. klausa numeralia.
  5. klausa preposisiona.

Dan dari lima golongan tersebut, yang akan kita bahasa kali ini adalah klausa verbal. Apa itu klausa verbal? Klausa verba ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frasa golongan V. Contoh:
a. petani mengerjakan sawahnya dengan tekun
b. dengan rajin bapak guru memeriksa karangan murid

Kata golongan V atau kata verba ialah kata-kata yang mempunyai perilaku sebagai berikut :

  1. Pada tataran klausa, kata golongan V mempunyai kecenderungan menduduki fungsi P, misalnya kata-kata mengerjakan dan memeriksa pada klausa di atas.
  2. Pada tataran frasa, kata golongan V dapat dinegatifkan dengan kata tidak: tidak mengerjakan dan tidak memeriksa. Frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata golongan V disebut frasa verba, misalnya sedang mengerjakan dan sedang memeriksa. Kata verba dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Berdasarkan golongan-golongan kata verba itu, klausa verbal dapat digolongkan menjadi:
    (1) Klausa verba intrasintif, yang P-nya terdiri atas golongan verba yang intransitif. Contoh : burung-burung beterbangan di atas permukaan air laut
    (2) Klausa verba transitif, yang P-nya terdiri atas frasa verba yang termasuk golongan verba transitif. Contoh : arifin menghirup kopinya
    (3) Klausa verba pasif, yang P-nya terdiri atas verbal yang termasuk golongan verba pasif. Contoh:
    a. tepat di muka pintu aku disambut oleh seorang petugas
    b. semangat ini harus kita pelihara
    c. di kota seperti jakarta itu kita akan terdorong untuk bekerja dengan kekuatan yang berlipat
    d. bohongnya ketahuan juga
    (4) Klausa verba refleksif, yang P-nya terdiri atas verba yang termasuk golongan verba reflektif, yakni verba bentuk meN- diikuti diri. Contoh : anak-anak itu menyembunyikan diri
    (5) Klausa verba resiprok, klausa ini P-nya terdiri atas verba yang termasuk golongan verba resiprok, yakni verba yang berbentuk saling meN- , (saling) beran, dan (saling) –meN-. Contoh : pemuda dan gadis itu saling berpandang-pandangan
    Sekian. Semoga bermanfaat

Referensi :
Hasan Alwi, d. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Supriyadi. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo : UNS Press