Ketika Impian Tidak Lagi Menjadi Harapan

Halo sobat Mijil!! Ini pertama kalinya aku menulis di forum ini untuk menceritakan perjalananku sampai bisa menjadi mahasiswa baru Agroteknologi UNS 2021. Oke, tanpa panjang lebar, mari kita mulai!

Aku hanya seorang anak yang lahir dan besar di salah satu kota di Jawa Barat, serta memiliki mimpi dan cita-cita sama seperti yang lainnya. Mimpiku adalah berkuliah di Kota Yogyakarta dan cita-citaku dari kecil adalah menjadi seorang dokter. Klasik memang, tapi sebenarnya tidak seperti itu. Ada alasan khusus mengapa aku ingin menjadi seseorang yang berkecimpung di dunia medis.

Kala itu, Alhamdulillah aku bisa mendapat kesempatan untuk mengikuti SNMPTN. Pada pilihan pertama dan kedua, aku memilih perguruan tinggi negeri di Bandung dan Bogor. Tetapi sayangnya saat pengumuman keluar, aku tidak lolos. Aku sedih, begitu juga orang tuaku karena aku anak tunggal, harapan mereka satu-satunya. Lalu aku bingung, persiapanku untuk SBMPTN belum matang, aku tidak yakin untuk ikut SBMPTN. Tetapi akhirnya aku memberanikan diri karena aku memang harus mencoba lagi.

Saat SBMPTN, pilihan pertama dan keduaku adalah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta dan Bogor. Aku hanya bisa berharap bila Tuhan mengizinkan aku untuk mewujudkan mimpi dan cita-citaku tahun ini. Aku juga sempat mendaftar di salah satu sekolah kedinasan. Aku berusaha semampuku untuk belajar dan terus berdoa agar mendapatkan hasil yang kuinginkan. Tapi mungkin Tuhan masih belum mengizinkanku untuk mewujudkan keinginanku. Untuk yang kedua dan ketiga kalinya, aku gagal. Aku menangis tentu saja, pikiranku mulai kacau. “Bagaimana jika aku tidak berhasil?”, “bagaimana jika aku mengecewakan kedua orang tuaku?”. Pikiran-pikiran seperti itu yang terus-menerus muncul di dalam otakku. Aku panik, tapi aku tahu aku tidak bisa menyerah begitu saja. Masih ada kesempatan lainnya yang bisa aku coba.

Awalnya aku bingung, aku harus mendaftar jalur mandiri atau justru mendaftar perguruan tinggi swasta? Aku memikirkan kondisi finansial orang tuaku, “apakah mereka sanggup membiayai kuliahku?”. Tetapi untungnya, mereka tidak mempermasalahkan jika aku mau mendaftar untuk jalur mandiri ataupun swasta. “Tenang saja, kami memiliki tabungan yang cukup”, kata Ibuku saat itu. Jadi ketika mereka menjawab pertanyaanku yang sebelumnya, aku langsung mendaftar jalur mandiri di 4 perguruan tinggi negeri yang berbeda kota, baik itu jalur test ataupun skor UTBK, gelombang satu maupun dua. Oh iya, aku juga mendapat beasiswa dari beberapa perguruan tinggi swasta di dekat tempat tinggalku, tetapi tidak ku ambil. Aku sudah berusaha semampuku, jadi aku mulai optimis. Tetapi lagi dan lagi, aku ditolak. Untuk yang kesepuluh kalinya, aku gagal.

Tinggal satu perguruan tinggi yang masih kutunggu pengumumannya, yaitu Universitas Sebelas Maret dengan jurusan Agroteknologi. Dan akhirnya, saat pengumuman keluar, aku diterima! Aku sangat senang waktu itu, orang tuaku pun ikut senang. Untuk yang kesebelas, aku berhasil. Walaupun tidak sesuai dengan jurusan dan perguruan tinggi yang ku mau sebelumnya, tapi tidak apa. Aku akan menjalaninya dengan sepenuh hati, karena ini mungkin jawaban Tuhan untuk semua usaha dan doa-doaku. Aku akan berjuang untuk dapat lulus dengan baik.

Selesai sudah ceritaku kali ini, semoga di lain waktu aku dapat bercerita lagi di sini. Terima kasih!