Kethek Makanan Khas Kebumen

IMG_20221213_122912

Sejalan perkembangan wisata di Kebumen semakin maju ada destinasi wisata yang kekinian ataupun yang berupa keindahan alam dan banyak juga yang tertarik untuk kuliner yang ada diKebumen. Dan salah satunya kuliner khas Kebumen adalah KETHEK. Pada jaman dahulu sebelum ada produksi minyak goring dari kelapa sawit, banyak orang membuat minyak kelapa dengan cara tradisional dan sebagai usaha rumah tangga yang pada waktu itu sangat menjanjikan.
Selain menghasilkan minyak goreng tersisa ampas yang dihasilkan dari santan yang dimasak tersebut yang biasa masyarakat menyebutnya PLENDO dan ada juga yang menyebutnya PETHIS.
Sebenarnya plendo atau pethis bisa langsung dimakan tetapi karena berjumlah banyak dan oleh masyarakat dijadikan olahan lain yang bisa dijadikan lauk dan mempunyai rasa serta nilai jual. Dan orang Kebumen memberi nama makanan itu KETHEK,
Nama KETHEK itu sendiri seperti tidak lazim untuk nama makanan tapi itu memang nama makanan yang diberikan oleh orang orang Kebumen. Dan kethek merupakan salah satu makanan khas Kebumen yang sudah ada sejak jaman dahulu yang pada awalnya kethek merupakan makanan yang biasa dikonsumsi untuk dibuat lauk sehari – hari.
Dan olahan kethek sendiri hanya ada di Kebumen dan yang masih ada pembuatnya daerah Meles Kecamatan Adimulyo dan dijual dipasar Karanganyar dan mungkin juga masih ada yang membuatnya yang menjadi sentra pembuatan minyak goreng kelapa, dan rasa serta aromanya yang khas menjadikan kethek sebagai makanan atau lauk yang favorit atau nglangeni bagi sebagian orang.
Bisa dibilang untuk saat ini kethek mulai jarang orang membuatnya karena produksi minyak kelapa yang langka, tapi bukan berarti tidak ada yang membuatnya. Untuk saat ini yang membuat makanan kethek orang orang yang sudah tua tidak ada regenerasi. Salah satu orang yang masih membuat dan menjual kethek di Pasar Karanganyar adalah Mbah Kantong, Rasa dari kethek buatan mbah Kantong berbeda dengan lainnya karena kethek buatan mbah Kantong warnanya hitam dan sering disebut kethek ireng. Dan bau serta rasanya yang khas.
Orang kebanyakan makannya untuk lauk gethuk singkong yang putih tanpa diberi rasa gula merah ataupun pewarna merah. Dan kalaupun untuk lauk nasi biasanya nasi liwet yang masih hangat ataupun untuk lauk oyek (tiwul).
Menurut ahli gizi kethek memiliki kandungan protein, gluten, dan karbohidrat yang tinggi serta rendah lemak, jadi cocok untuk yang diet.
Pada hari – hari besar yang banyak orang mudik kethek akan menjadi laris manis dipasaran dan harganya pun menjadi mahal. Dan bagi para pecinta kethek tidak masalah dan juga tidak kalah lezatnya dengan menu yang lain.
Dan untuk cara pembuatannya sendiri dengan bahan dasar plendo yang dikukus lebih dahulu setelah itu diberi bumbu yang sudah dihaluskan seperti cabai, garam, kencur, jahe, bawang merah, bawang putih, gula jawa dan tidak ketinggalan daun salam serta daun bawang ataupun petai cina. Setelah bumbu tercampur merata dibungkus dengan daun pisang untuk menambah cita rasa tradisional kemudian dikukus sampai matang.
Dan untuk satu bungkus kethek yang isinya tidak ada satu sendok makan dihargai Rp. 1.500,- pada hari – hari biasa. Dan untuk hari – hari tertentu dihargai Rp. 2.500,-
Untuk warnanya sendiri memang ada yang putih dan hitam, untuk proses menjadi hitam katanya dikasih kapur sirih lebih dahulu setelah kukus yang pertama dan tidak langsung dimasak.