Keterkaitan Hubungan antara SeMor (Semantik dengan Morfologi) dalam Linguistik

Bagi rekan-rekan semua yang sedang mempelajari lingustik, pastinya tidak asing dengan cabang ilmu linguistik “Semantik dan Morfologi”. Banyak artkel yang membahas hubungan semantik dengan cabang linguistik lainnya. Namun, pada artikel ilmiah populer ini penulis akan membahas keterkaitan hubungan semantik dan morfologi. Mari simak penjelasan berikut ini.

Semantik merupakan sub-bagian kajian linguistik deskriptif yang memiliki khusus kajian pada makna. Chaer (2009) menjelaskan bahwa semantik pada umumnya mengkaji tentang makna yang terdapat pada sebuah bahasa. Pendapat lain dikemukakan oleh Chaer (2012: 60) yang menyatakan bahwa dalam semantik yang dibicarakan adalah hubungan antara makna dari kata serta hal-hal lain yang merujuk makna itu yang berada diluar bahasa. Makna sendiri sebagai maksud dari pembicara yang dapat mempengaruhi pemahaman persepsi manusia (Kridalaksana, 2011: 148). Makna sangat dipengaruhi oleh dari sebuah kata, karena didalamnya berisi ungkapan atau wacana ditentukan oleh konteks yang ada.

Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang memilki keterkaitan hubungan dengan cabang ilmu linguistik lainya, semantik sama halnya memiliki hubungan sdengan morfologi. Morfologi adalah ilmu yang membicarakan tentang proses bentuk-bentuk dan pembentukan kata (Chaer, 2015: 3). Objek kajian morfologi adalah morfem dan kata, lalu dilanjutkan oleh proses morfologi dengan melibatkan komponen seperti:

  1. Dasar (bentuk dasar)
  2. Alat pembentuk (afiks, duplikasi, komposisi, abreviasi, akronimisasi, dan konversi)
  3. Makna gramatikal

Keterkaitan hubungan morfologi dengan semantik justru dapat terlihat jelas apabila ditinjau dari proses derivasi (pengimbuhan afiks yang bersifat infleksi pada bentuk dasar untuk membentuk kata). Menurut Haspelmath (2002:166) menjelaskan bahwa terdapat satu contoh kata yaitu undoable. Undoable merupakan derivasi dari kata do yang mendapat penambahan prefiks –un dan sufiks –able. Contoh kata dalam bahasa Indonesianya, seperti: orang mengalami reduplikasi menjadi orang-orang, rumah menjadi rumah-rumah, pohon menjadi pohon-pohon, dan sebagainya.

Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat diketahui adanya hubungan antara semantik dan morfologi. Garis besarnya adalah morfologi adalah ilmu yang berkaitan tentang bentuk dan pembentukan kata, sedangkan semantik adalah ilmu yang digunakan untuk mengkaji makna dari proses morfologi. Berikut contoh lainnya:
Penggunaan kata dasar “baca” dengan diimbuhi beberapa imbuhan akan menghasilkan makna yang berbeda.

  • Membaca = memiliki makna melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
  • Pembaca = orang yang sedang melakukan aktivitas baca
  • Bacaan = buku dan media cetak maupun noncetak yang dibaca
  • Terbaca = hal yang dapat dibaca sehingga mampu mengetahui sesuatu yang tersirat di dalamnya

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul. (2015). Morfologi Bahasa Indonesia: pendekatan proses . Jakarta: Rineka Cipta.
Haspelmath, Martin. (2002). Understanding Morphology?. Oxford: University Press.
Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik . Jakarta: Gramedia Pustaka.

2 Likes